No Guidance

15.4K 497 191
                                    

Info!!

Cerita ini hanya Imajinasi belaka, tokoh Julian dicerita ini tidak nyata. Dan dia hanya ciptaanku, pacar haluku didunia Orange ini💛

(Kalau tokoh Layla, bisa kalian bayangkan sendiri. Soalnya, Layla itu adalah aku, di dunia nyata ini😛)

Untuk bebekyuhu yang selalu neror kapan update🐤

________________

Playlist🎶: Chris Brown - No Guidance (Feat. Drake)

"Gue gak menuntut untuk lo menjadi sempurna. Cukup lo dan hanya lo, itu udah berarti bagi gue."

- Julian Sebastian

🐳

Julian terdiam terpaku, melihat sosok perempuan yang bertubuh montok tapi pendek itu, atau sering disebut buntet.

Julian melangkahkan kakinya, mendekat kearah Layla. Ia menundukkan pandangannya ketika melihat puncuk kepala Layla yang sejajar dengan dadanya.

"Wihh La, kapan rambut lo di ombre." tanya Manuel, baru ngeh ketika melihat penampilan baru Layla.

"Iya dong! Baguskan rambut gue bang?" ucap Layla, dengan mengibas-ngibaskan rambutnya sehingga mengenai wajah Julian.

Julian terpekik merasakan perih dimatanya, mulutnya ingin protes namun ia urungkan ketika wangi lemon menyurak disurai rambut Layla.

"Pede bener. Lo kaya anak itik yang suka dijual di alun-alun La." ejek Manuel, membuat Layla menatapnya dengan datar.

"Enak aja lo nyamain gue sama anak itik." elak Layla.

"Lah emang faktanya bener. Sekarang kita lagi di alun-alun, dan lihat rambut lo.. Kaya bulu anak itik tahu gak? Atau emang lo anak itik yang kabur dari sangkar?!" ejek Manuel, sehingga membuat Layla memerah marah.

"TERSERAH LO BANG!" sentak Layla, ia memalingkan mukanya menghadap kearah Julian.

Julian mengulum senyumnya melihat ekspresi lucu dari Layla, tangannya seakan gatal ingin mengelus dahi lebar Layla dengan gemas.

Layla mendekat kearah Julian dan menatap iris hitam Julian dengan intens.

"Mata lo gak papa?" tanya Layla.

Julian terdiam, ia lalu berdeham, "Gak papa kok." ucapnya dengan lembut.

"Tapi mata lo merah gitu, maaf ya.. Gue gak sengaja sumpah." ucap Layla sambil mengelus mata Julian dengan lembut.

Julian tersentak, jantungnya semakin berdetak dengan kencang. Matanya terpejam menikmati elusan Layla dimatanya.

Tangan Julian terulur menggenggam tangan Layla yang berada diwajahnya.

"Gue gak papa kok, tenang aja. Perihnya pasti ilang." ucap Julian dengan menatap iris mata Layla dengan tajam.

Layla hanya tersenyum tipis, dan melepaskan genggaman Julian ditangannya. Lalu ia membalikkan badannya, membelakangi Julian.

Tangan Layla terulur kearah dadanya yang bergemuruh dengan kencang. Tapi, kenapa?

🐳

Semenjak pertemuan itu, bayangan wajah Layla terus terbayang dibenak Julian. Ada rasa rindu yang begejolak didalam hatinya ketika mengingat Layla.

"Bang.." ucap Julian dengan ragu.

About Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang