Scars To Your Beautiful

18.5K 769 54
                                    

Playlist🎶: Mariah Carey & Whitney Houston - When You Believe.

🌈

"Karena untuk mereka yang para penindas dan pembuli, hanya tahu gimana rasa senangnya tertuntas melihat penderitaan orang lain. Dan saat dimana wanita cantik dinomor satukan, sedangkan si buruk rupa hanya menjadi rasa lapar mereka untuk menjadikan bahan cacian mereka."

🌈

Bernostalgia, kembali mengingatkanku waktu dimana selama satu tahun pelajaran selama SMP. Waktu itu aku dibully habis-habisan dengan kata-kata mereka yang lebih menyakitkan daripada tindakan tangan. Kejadian, dimana kepribadian kerasku untuk terus terbentuk dan berontak. Bagi mereka yang merasakan gimana rasanya dibully. Satu pesan untuk kalian.. Jangan terus berdiam diri, berontak dan terus berontak, mereka akan tahu, dimana wanita buruk rupa BERHAK bahkan INGIN untuk menjadi lebih dari si WANITA CANTIK. Dimana kesenangan akan menjadi boomerang untuk diri sendiri, dimana setiap perbuatan pasti ada balasan. Aku tahu rasanya dibully, tahu sekali. Dan aku terimakasih buat mereka karena sudah membentuk kepribadian kerasku.

🌈


Manda memejamkan matanya dengan erat. Kedua tangannya menutup telinganya, suara penuh caci makian tergema-gema ditelinganya.

"Dasar bibir buaya!"

"Jangan senyum lo, jijik gue lihatnya juga."

"Najis! Makanya kalau punya bibir itu dijaga, jangan berani-benari bilang sama guru!"

Manda menundukkan kepalanya, ia sudah tidak sanggup mendengar kata-kata mereka yang penuh dengan hinaan. Air matanya mengalir begitu saja.

Matanya terbuka, dan melihat sosok tegap berotot, ia duduk dibangku paling belakang, melihat Manda dengan pandangan datar.

Manda terisak pelan, mata berairnya masih melihat sosok itu. Sosok yang diagung-agungkan seantero sekolah. Marvel Ryon Renner.

Dengan sisa tenanganya, Manda menegakkan tubuhnya dan berlari menuju toilet. Sesampainya didalam toilet. Tubuh Manda perlahan merosot jatuh. Isakkan yang selama ini ia tahan, akhirnya keluar dengan kencang.

Manda berdiri dengan memeluk perutnya yang sedikit merasa sakit. Ia melihat pantulan dirinya dikaca toilet. Tangannya meraba bibirnya, yang selalu diejek-ejek oleh teman sekelasnya, ah apa itu bisa disebut teman?

"Hiks.. Hiks.." isak Manda, tangannya mengusap bibirnya dengan keras, sehingga membuat mimirnya lecet dan berdarah.

Manda benci bibirnya, sangat benci. Bibirnya yang tebal, sehingga membuatnya terus dibully.

"Gue benci bibir ini, benci!" teriak Manda.

Tanpa ia sadari sosok tubuh tegap, menyenderkan tubuhnya ditembok luar toilet. Matanya menatap nyalang kearah depan, tangannya tergepal erat.

"I'm sorry, Nda.." ucap sosok itu dengan lirih.

🌈

Manda melihat kertas pembagian kelas yang tertera dijendela. Matanya membaca satu persatu, mencari namanya. Hingga ia menemukan namanya dikelas 9 H.

Kelas paling akhir. Lalu ia kembali melihat deretan nama dikelas itu. Matanya menatap satu nama itu dengan sorot dingin. Rendi, cowok sekelasnya waktu kelas 8, dan ia sekelas lagi.

Manda menghela nafasnya dengan lelah. Tangannya terpaut didepan dadanya.

"Doa'ku, semoga tidak pernah terjadi lagi. Kumohon, jangan."

About Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang