Shilla mencengkram baju Soni ketika mereka melewati sekumpulan lelaki dengan tubuh yang tegap dan terdapat banyak tato ditubuhnya.
Shilla menenggelamkan mukanya kearah punggung Soni. Kakanya ini benar-benar ingin membuat Shilla mati dengan mengajaknya kearena tinju.
"Abang.. Pulang yuk.. Shilla takut, orangnya pada serem-serem." bisik Shilla setengah bergetar takut.
"Caelah Shil, kamu udah janji bakal nemenin Abang lihat pertandingan tinju kan?" ucap Soni.
"Ta-tapi kan.."
"Shutttt udah diem. Sekarang kamu duduk tenang, kalau kamu takut, sembunyi di pungung Abang aja ya.."
Shilla mengerucutkan bibirnya kesal.
"Yaudah deh, iya."
Mereka pun duduk dikursi yang telah disediakan diarena tinju itu. Shilla sedari tadi memeluk erat lengan kakaknya, merasa takut melihat pria kekar penuh dengan tato melihat kearahnya dengan pandangan nakal.
Shilla bergerak dengan gelisah. Sehingga suara mc terdengar, membuat Shilla mengalihkan pandangannya kearah atas ring.
"Kita sambut juara bertahan kita Mr. Jason."
Suara tepukan terdengar sangat keras, bahkan kakaknya terlihat sangat semangat berteriak memanggil nama Jason.
Shilla merasa bingung. Siapa Jason? Kenapa semua orang sangat antusias ketika mendengar namanya.
"Abang, Mr. Jason itu siapa?" tanya Shilla dengan polos.
"Mr. Jason itu juara tinju nomor satu di negara ini Shill. Bahkan tidak ada yang berani menantang dia, kecuali orang yang ingin bunuh diri, yang berani nantang dia."
Shilla hanya mengerjap polos. Memang seperti apa sosok Mr. Jason itu?
Hingga suara riuh semakin terdengar ketika sosok bertubuh tegap berjalan dari arah pintu penghubung menuju ring.
Mata Shilla perlahan melebar, bibir tipisnya membuat, teroaku melihat sosok dengan tubuh tegap, dengan tato yang berada dilengan kirinya, rambut yang panjang berwarna coklat kekuningan dengan sedikit ikal, alis tebal namun ada bekas goresan disalah satu alisnya, iris mata yang berwarna coklat gelap, dan jenggot panjang menghiasi dagu pria itu dengan sempurna.
Jantung Shilla berdegup dengan kencang ketika melihat sosok itu naik keatas ring, mata tajamnya melihat keseluruh arena tinju, hingga rentinanya berhenti dan melihat kearahnya.
"Jason.."
"Jason.."
"Jason.."
"Jason.."
Jason tersenyum miring, lalu ia mengangkat kedua lengan berototnya sehingga membuat semua penonton berteriak.
Dan pertandingan dimulai..
❄
Mata Shilla berkaca-kaca, hingga sebuah isakan terdenagar dari bibirnya, tangannya meremas kaos Kakaknya.
Soni menjadi panik, ketika melihat adiknya yang tiba-tiba menangis ketika pertandingan sudah berakhir.
"Shil kamu kenapa? Jangan nangis, banyak yang lihatin.." bisik Soni menenangkan adiknya.
"Abang.. Hiks.. Hiks.. Ja-jason terluka.. Huaaaaaa.." tangis Shilla semakin membesar.
"Ya ampun Shilla kirain ada apa. Wajar lah Jason terluka, bukan tinju namanya kalau tidak ada baku hantam." Soni menggelengkan kepalanya merasa heran melihat Shilla menangis sangat keras ketika melihat Jason terluka.