The Most Valuable

19.1K 719 18
                                    

Ckrek.. Ckrek.. Ckrek..

Gadis berambut di kepang itu terlihat senang melihat hasil bidikannya. Matanya kembali terfokus kearah seseorang lelaki yang sedang tertawa bersama teman-temannya.

"Ya allah ciptanmu.. Masyaallah ganteng banget.." ucap Violet dengan ngelantur. Kameranya kembali membidik objek yang sedari tadi diperhatikannya.

Dan ketika Violet ingin menekan tombol kamera dilayar ponselnya, dirinya tersentak kaget ketika seseorang menepuk pundaknya.

"Lagi apa lo?" tanya Tania, temannya.

Violet menghela nafas lega.

"Bikin kaget aja lo, gimana kalau gue tiba-tiba kena serangan jantung? Lo mau tanggung jawab hah?!" ucap Violet dengan dtamatis.

Tania berdecak kesal, tatapannya tertuju kepada kepada objek yang sedari tadi Violet sibuk memotretnya. Kakak kelas itu lagi..

"Lo kaya penguntit aja, ngefoto kakel diam-diam." cibir Tania.

Violet mengerucutkan bibirnya kesal. "Terserah gue lah."

"Iya terserah lo. Gue nyerah ngeceramahi lo, nanti juga bakal ngelakuin kek gitu lagi."

Violet terkekeh pelan. "Lo tau aja.."

"Hm. Ayok masuk kelas, bentar lagi bel." Violet mengangguk, lalu mulai melangkah menjauh dari tempat persembunyiannya.

🐱

Violet merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal. Bel istirahat kedua sudah berdering, dan para siswa mulai keluar kelas mereka.

"Huaaaaaaaahh pegel banget sumpah." teriak Violet, sambil merentangkan tangannya ke atas. Tiba-tiba gerakannya terhenti, saat lelaki yang sedari dulu menjadi objek kameranya berjalan dihadapannya.

Jantung Violet berdetak dengan kencang, tanpa bisa ia tahan Violet akhirnya berteriak..

"Troye Sivan.."

Lelaki itu tidak berbalik, dan dengan santai melangkah menjauh dari koridor kelas Violet.

"Yahh, padahal udah manggil tapi nggak noleh, itu laki budek atau sengaja nggak denger sih!!" kesal Violet, sambil menghentakkan kakinya.

"Bukan budek atau sengaja nggak denger. Tapi memang namanya bukan itu coeg!! Namanya Varel. Varel Muhti, bukan Troye Sivan!" sanggah Tania, merasa kesal dengan temannya itu, selalu mengubah nama orang dengan seenaknya.

Violet menyengir, sambil menggaruk belakang kepalanya.

"Caelah Tan, itu nama kesayangan gue buat Ka Varel."

"Terserah lo." Violet menepuk bahu Tania.

"Sholat kuy." ajak Violet, yang dianggukki oleh Tania.

Violet dan Tania melangkahkan kakinya ke mushola sekolah, setelah wudhu mereka memasuki mushola dan memakai mukena.

Tania mendongkakkan wajahnya, dan mendapati Varel yang sedang duduk bersila didepan nya. Tania lalu menyenggol tubuh Violet.

"Apa?" tanya Violet, belum menyadari kehadiran Varel didepannya.

"Troye Sivan lo tuh." bisik Tania. Mendengar nama itu, langsung saja Violet berbalik ke arah depan. Matanya berbinar-binar menatap takjub melihat Varel yang sedang bersila sambil bercengkrama dengan teman disisinya.

About Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang