Polaroid

17.5K 679 24
                                    

Tidak ada yang lebih menakjubkan dari suasana malam Jalan Malioboro. Gadis itu tak kunjung melunturkan senyum nya. Matanya tertuju ke pernak-pernik perhiasan yang digantung disisi jalan.

Dipersimpangan jalan, langkah gadis itu terhenti, saat melihat cahaya blits mengarah kepadanya.

Romeo tersenyum kearah perempuan didalan objek foto polaroidnya itu.

"Maaf, jika aku lancang mengambil gambarmu." ucap Romeo, langkahnya mulai mendekat kearah perempuan itu.

"Tidak apa-apa." ucap perempuan itu dengan senyum tipisnya.

Seketika Romeo terdiam, seakan terjerat oleh senyuman manis itu. Romeo tersentak, lalu dengan terburu-buru ia mengambil pena, didalam saku celananya.

"Kalau boleh, bisakah kau menulis namamu disini?" pinta Romeo sambil menyerahkan foto polaroid dan penanya kepada perempuan itu.

Perempuan itu mengangguk, dan mulai menulis namanya di foto polaroid itu.

"Ini.."

"Terimakasih.." ucap Romeo.

Terdengar suara musik mulai terdengar dari musisi jalanan malioboro.

Musisi jalanan mulai beraksi
Seiring laraku kehilanganmu
Merintih sendiri ditelan deru kotamu

Tubuh Romeo terdorong-dorang oleh kerumunan orang yang ingin melihat pertunjukan musik itu. Tatapannya mencari perempuan yang sedari tadi mengobrol dengannya, namun ia tidak melihatnya lagi, karena terhalang oleh kerumunan orang yang melihat musisi jalanan itu.

Tatapan Romeo tertuju kepada foto yang berada digenggamannya. Terukir nama indah disana..

Natasya.

"Nama yang sangat indah, seperti orangnya." bisik Romeo sambil tersenyum tipis.

"Hoping I'll see your face again, Natasya.."

Romeo menaruh foto polaroid itu kedalam dompetnya, dan berharap suatu saat nanti, ia akan dipertemukan kembali dengan gadis itu.. Natasya.

📷

2 tahun berlalu..

Natasya menghempaskan tubuh letihnya kearah sofa, terdengar suara dentringan panggilan masuk diponselnya, hingga membuat Natasya malas menerima panggilan suara itu.

"Hallo.." sapa Natasya, dengan lelah.

"Natasya! Kenapa kamu tidak datang keacara makan malam!" bentak Helena -Mamahnya.

"Aku tidak ingin datang kesana Mah! Aku sudah tidak tahan lagi, Mamah selalu menjodohkanku dengan anak rekan kerja Mamah!" ucap Natasya, marah.

"Kamu harus mau, ini demi perusahaan kita Natasya."

"Kenapa dipikirkan Mamah hanya kepentingan perusahaan saja! Kenapa Mamah tidak memikirkan perasaanku!" bentak Natasya, lalu ia menutup telponnya secara sepihak tanpa mendengar ucapan Mamahnya disebrang sana.

Natasya menangis sesegukkan. Dia melangkahkan kakinya memasuki kamar tidurnya.

Tubuhnya ia hempaskan ketempat tidur, dan memeluk erat boneka Monyet besarnya.

Tatapan Natasya terpaku kepada figura yang tergantung ditembok. Fotonya ketika sedang di kota Yogyakarta, lebih tepatnya di Jalan Malioboro.

About Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang