I'm Feeling You

2K 188 6
                                    




Udah ada beberapa bulan ini memang aku semakin dekat dengan Acil. Tidak ada yang berubah memang, namun hati siapa yang tahu bukan. Dia anak yang baik, pengertian dan juga peka. Dia juga tidak perduli apa kata orang yang penting dia menjadi dirinya sendiri.

Acil sendiri anak yang sangat ceria, dia sendiri dapat menularkan tawa untuk orang – orang yang ada di sekitarnya. Diam - diam suka memperhatikan sekitarnya. Misalkan saja ada anak yang terpisah dari ibunya waktu itu pas kita lagi jalan – jalan di GI salah satu mall terbesar di Jakarta, dia mencari pusat informasi yang ada di Mall untuk memberitahukan hilangnya anak. Dia menunggu hingga sang ibu dari anak itu datang. Bukankah hatinya baik sekali, aku jarang melihat orang yang bisa secare itu pada orang yang tidak dikenal.

"mau kemana kita kali ini?" tanyaku, memang kali ini aku dan juga Acil sedang jalan bareng.

"nemenin aku ke salon mau? Aku mau potong rambut sekalian ganti warna rambut mumpung libur." Katanya aku mengangguk menyetujuinya.

Kami akhirnya menuju ke salon langganan, sebenarnya ini tempat aku biasa motong rambut juga sih, cuman bukan hanya untuk laki – laki saja, untuk perempuan juga ada. Sekalian aku juga mau ngerapihin rambut yang udah mulai panjang.

"potong pendek segini aja mbak model gini aja ya, jadi gak usah pendek – pendek banget motongnya, terus aku mau diwarnain item lagi gitu .." katanya yang memang dia duduk di sampingku.

"aku perlu diwarnain gak Cil?" tanyaku ke Acil.

"hmm? Gak usah deh mas Ginting bagusan rambut item aja, gak usah aneh – aneh.." katanya aku hanya mengangguk.

"tuh Koh dengerin gak usah diwarnain cukup dirapihin aja ya, tren terbaru aja koh, cuman jangan dibotakin aja." Kataku ke Koh Vincent.

"okey Ting!" katanya menyanggupi.

Kulihat dari ekor mataku Acil sendiri sedang melihat – lihat majalah fashion. Saat ini rambutnya sendiri sedang di warnain memang setelah dipotong rapi tadi.

"Ting lu suka ya sama dia?" tanya Koh Vincent yang masih ngerjain rambutku.

"hmm menurutnya Kokoh gimana?" tanyaku balik.

"baik sih Ting, dia baik banget, kalok kesini mah ngebenahin warna rambut kalok pegawai salah ngasih warna dia juga gak pernah marah, cuman bilang, yaudah mbak ubah aja lagi, biar aku tambah uangnya juga gapapa.." jelas Koh Vincent pemilik salon sekaligus babershop.

"beneran Koh?" tanyaku masih tidak percaya.

"iya waktu itu emang guenya nerima karyawan magang dari smk kecantikan gitu.." jelasnya yang membuatku diam, ya sepengertian itu dia.

Saat aku sudah selesai dan dia belum, aku memilih untuk menunggunya di sofa yang disediakan sambil membaca majalah Fashion. Aku melihat majalah itu dimana banyak sekali jam – jam khusus untuk laki – laki.

"Anthony .." panggil seseorang yang sudah kuhafal siapa yang memanggilku dengan nama depanku.

"elo masih suka kesini ternyata?" tambahnya dengan muka sumringah sedangkan aku hanya melihatnya datar.

"iya.." jawabku sekenanya.

"syukur seneng deh kalo gitu, bisa sering ketemu dong .. jangan – jangan masih jodoh lagi.." katanya, aku hanya mengangkat salah satu alisku tanda berfikir keras.

"Sorry mbak Pinky yang TERHORMAT gue udah ada yang punya sekarang .. kemaren waktu gue kena skandal lo sendiri yang mutusin gue gitu aja tanpa BaBiBu.. giliran nama gue udah mulai bersih lo mulai muncul mulu di depan gue, jangan harap bisa balik lagi, jodoh? Semoga gue gak jodoh sama elo.." kataku sinis.

Only Then ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang