Sinisuka or Ginting Family (?)

1.4K 143 7
                                    


Berita soal kita yang udah official sendiri udah banyak diomongin di media sosial, bahkan manca negara juga mengabarkan hal serupa. Aku belum terbiasa dengan status baru yang sedang aku sandang, followers di semua media sosialku mendadak melonjak.

Bahkan saat aku jadi salah satu brand ambassador untuk butik Acha juga gak gini - gini amat. Berita soal aku dan mas Ginting sendiri Sampek terdengar ditelinga keluarga mas Ginting.

"Jadi aku harus gimana?" Tanyaku ke mas Ginting.

" Natalan dimana emang kamu?" Tanyanya balik.

"Di Madiun lah .. kasihan ibu sendirian masak natalannya.." sewotku.

"Yaudah ketemu pas liburan tahun baru gimana?" Tawarnya.

"Okeehhhhh ... " Kataku menyanggupi.

Jadi ceritanya mas Ginting mau ngenalin aku ke keluarga besarnya di Cimahi. Kegiatan akhir tahun kita emang padet banget. Pertama mas Ginting harus hadir di beberapa acara, fitting jas dan juga Prescon sebelum dia bertandang atau bermain di BWF final tour. Sedangkan aku terlalu disibukan dengan kegiatan persiapan kejurnas.

Aku harus banyak meliput atau mendata anggota junior dan juga senior pada setiap club. Lalu aku juga harus bertandang ke setiap club untuk melihat profil dari para junior untuk validasi dan masih banyak hal lainnya. Aku dan juga Habib harus rela terkurung di kantor seharian, mbak Wid sama mas Arman sendiri juga ribet harus lari sana - sini buat ngurusin anak - anak senior bahkan koh Rudy sendiri juga turun tangan.

"Cil gua tinggal ke kantin yak laper nih gua!" Pamit Habib yang hanya kuacungi jempol saja, mataku masih fokus ke layar komputer. Tangan sendiri masih lincah di atas keyboard.

"Serius amat sih mbak ... Sampek pacar sendiri udah nunggu dari tadi juga gak dihirauin .." tegur suara yang udah familiar. Dia lalu memelukku dari belakang aku sendiri masih fokus dengan pekerjaanku.

" Tunggu dulu bentar lagi kelar ..." Kataku yang masih melihat daftar pekerjaanku.

"Gak kangen apa .." tanya mas Ginting.

"Enggak tiap hari ketemu juga .." jawabku, mas Ginting sendiri masih belum melepaskan kedua tangannya yang masih melingkar di leherku.

"Cil gak mau masak apa gitu?" Tanya mas Ginting tiba - tiba.

"Mau dimasakin apa sok nahh bilang .." kataku yang sudah menyelesaikan pekerjaanku.

"Belanja dulu tapi .." kataku yang langsung mengecup salah satu tangannya dan melepaskannya dari leherku.

"Ciumnya tuh disini jangan disini .." protes mas Ginting sambil menunjuk pipinya.

"Udah mau dimasakin apaan?" Tanyaku lagi mengalihkan pembicaraan kita sebelumnya.

"Terserah sih .. aku pengennya makan kari ayam" aku hanya mengangguk.

"Okeehhh ..  belanja dulu tapi ya!" Kataku sambil mengambil beberapa berkas dan merapikan meja kerjaku.

Gak lama Habib masuk lagi ke dalam kantor.

"Udah mau cabut Cil? Yahh gua ngelembur sendirian ini .." keluh Habib.

"Sabar ya .. pak bos lagi mintak dimasakin soalnya .. bye Habib selamat malam Minggu Jomblo! Semoga malam minggu lo bermanfaat." Ledekku ke Habib yang diketawain mas Ginting.

"Duluan ye Bib.." kata mas Ginting berpamitan.

"Yoiii jangan lupa kirimin makanan buat gua!" Teriak Habib aku hanya membalasnya dengan acungan jempol.

Only Then ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang