Kami semua merayakan ulang tahun Oma Paul dengan segala kesederhanaan namun tidak haus akan kebahagiaan, banyak canda tawa yang ada dalam pesta sederhana yang direncanakan Acil. Tidak perduli siapa kamu dan bagaimana kamu, kami semua disini hanya tertawa bersama.
"jadii ....?" tanyaku memulai pembicaraan diantara aku dan juga Acil.
"What?" tanya Acil sekarang.
"sejak kapan kamu suka dateng ke panti Jompo itu?" tanyaku ke Acil.
"hmm .." Acil menghembuskan nafas sebentar.
"belum terlalu lama juga sih, belum genap dua bulan kayaknya .. selagi ada waktu aku ingin berguna untuk sesama, aku bukan orang kaya setidaknya jika aku tidak bisa menyumbang dana aku bisa menyumbang tenaga.." ungkap Acil lebih jelas.
"Acill .. dimana Acill?" terdengar suara oma Paul yang memanggil Acil dari arah dalam sebuah ruang yang aku sendiri tidak tahu menahu apa fungsinya.
"Iyaa Omaa .." balas Acil yang langsung berdiri meninggalkanku yang berada di ruang tengah sendirian, para kakek dan juga nenek penghuni panti Jompo juga sudah masuk ke dalam kamar mereka masing – masing.
"nak Ginting kau bisa mengikuti Acil, itu ruang yang biasa digunakan Oma Paul untuk melukis .." kata pak Robert. Aku hanya mengangguk paham, lalu pak Robert sendiri pergi menuju ke luar rumah entah mau melakukan apa karena disini jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.
Aku berjalan menuju ke depan pintu dimana ruang dimasuki Acil saat dipanggil Oma Paul.
"kau bisa memiliki ini .. aku menyukai piring ini karena kau sungguh menyukai warna biru.. terimakasih atas hadiahmu .. kau benar – benar seorang peri, kau mengabulkan apa yang aku inginkan .." kata Oma paul yang bisa ku dengar.
Acil sendiri aku lihat bersikeras menolak pemberian Oma Paul, aku hanya bisa tersenyum melihat interaksi Acil dan juga Oma Paul karena yang Acil menolak pemberian hadiah Oma Paul dengan banyak ekspresi. Acil sendiri memang anak yang cukup ekspresif.
Tidak lama Acil menuntun oma Paul tidak tahu mau kemana, keluar dari ruangan itu aku hanya tersenyum melihatnya.
"sebentar ya mas Ginting aku nganterin Oma cantik ke kamarnya dulu .." kata Acil kepadaku aku hanya mengangguk.
Aku kembali ke sofa tempat dudukku tadi, sambil lalu menunggu Acil. Aku membuka ponselku dan meminta nomer kontak Kriesha teman perempuan Jojo yang kebetulan tinggal di Bogor, sekalian mau numpang istirahat sampek besok, mumpung besok juga masih libur. Setelah aku menghubungi Kriesha soal niatku untuk menginap dirumahnya dan dia dengan tangan terbuka akan menyambutku dirumahnya. Tidak lama Acil keluar kamar yang aku tahu jika itu kamar milik Oma Paul.
"mas Ginting gapapa kalo mau pulang duluan, aku bisa pesen Gojek atau taxi nanti, kasihan nanti capek mas Ginting, aku pulang masih agak lamaan mau beresin kekacauan dulu .. kasian nanti Suster Elsa sama yang lain pasti repot, biasa mereka kadang udah bikin repot kalo pagi." Kata Acil yang menyuruhku pergi pulang.
"enggak mau akunya, berangkat bareng pulang juga bareng! Udah ayook aku bantuin beresin biar sekalian beress.." kataku yang langsung membereskan kekacauan yang gak bisa dibilang kacau juga sih orang cuman beberapa tempat yang berantakan.
Aku dan Acil membereskan kembali rumah panti jompo itu dengan tuntas, setelah semua beres aku dan Acil juga berpamitan dengan suster Elsa dan pak Robert sedangkan mbak Kasih rumahnya dekat dengan panti Jompo ini jadi dia lebih dahulu pulang kerumahnya.
"Cil kita gak pulang ya, kita nginep aja di salah satu rumah kenalanku aja udah malem banget buat langsung pulang ke Jakarta.." kataku saat kami berdua ada di dalam mobil dan menuju ke rumah Kriesha.
"Boleh deh .. ayuuk .." kata Acil aku hanya mengangguk dan menyetir mobilku menuju ke Florist sekaligus rumah milik Kriesha teman Jojo.
Pas nyampek rumah Kriesha, Acil sendiri cukup kaget dengan tujuan kita yakni Florist milik Kriesha.
"yuk turun .." ajakku dan langsung turun kelur dari mobil.
"ini rumahnya temennya mas Ginting?"tanyanya aku hanya mengangguk.
"hmm ini rumahnya temenku.." aku menjawab sambil mengetuk pintu utama Florist.
"Heii udah dateng .. ayukk masukk .. harusnya kalian muter aja tadi kan rumahku dibelakang, tapi gpp mobilnya parkir di situ aja, kawasannya aman kok .." kata Kriesha aku mengangguk.
"oiya Kries kenalin ini Acil, Acil ini Kriesha dia cewekya Jojo.." kataku memperkenalkan Kriesha sebagai ceweknya Jojo.
"bukkan kok mbak aku cuman temen kecilnya Jojo aja, kenalin Kriesha.." kata Kriesha.
"Acill mbak .. " kata Acil yang mmeperkenalkan diri dengan senyumnya.
"udahh ayuukk kebelakang aja.." ajak Kriesha yang kembali mengunci Floristnya.
"uwaaahhhhhhh .." itu respon yang aku tangkap dari Acil.
"keren sumpah .." lanjutnya.
"aku dari kapan hari pengen ngajakin kamu kesini Cil, tapi kamu mesti gak mau, ehh pas kesininya malah hari ini .." kataku menjelaskan.
"hahahah .. aku tahu nih .." kata Kriesha menimpali.
"gila rumahnya keren banget ini yakk .." kata Acil memuji desain rumah Kriesha saat kita sudah masuk ke teras yang memisahkan Florist milik Kriesha dan juga rumah yang ditempati Kresha. Semuanya penuh dengan tanaman bunga di teras ini.
Kriesha mengajak kami masuk ke dalam rumah yang menjadi huniannya selama ini.
"jadi mbak Acil nanti tidurnya sama aku aja, oiya kak Ginting ini baju gantinya udah aku siapin itu kepunyaan adeknya Minjuu sepupu yang di Korea, sekalian kak Ginting tidur dikamar itu.." kata Kriesha yang menunjuk kamar yang bersebelahan langsung dengan dapur aku menganguk.
"okeeyy selamat istirahat mas Ginting .." kata Acil kemudian.
Kami semua memilih untuk masuk ke kamar masing – masing, kamar Kriesha dan juga Acil sendiri ada di lantai atas. Aku masuk ke dalam kamar membersihkan badan, ganti baju lalu langsung pergi tidur hingga mendapatkan sebuah pesan singkat dari Acil.
From : Acil♥
Thanks For Today,
Makasih udah mau direpotin kesana – kesini bahkan sampek dicarikan tumpangan tidur, lain kali aku yang teraktir makan okey!!
Bonus aku kasih pap wajahku no Make Up!
Jangan di UP nanti malah makin banyak yang suka!
Aku tersenyum senang, saat melihatnya melakukan hal seperti ini hanya denganku. Bukan dengan lelaki lain.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Then ☑
Fanfictionscandal antara seorang athlete bulu tangkis yang bermain di tunggal putra bernama Anthony Sinisuka Ginting dengan sang mantan kekasih berhasil merusak citranya, hingga akhirnya ada seorang wartawan baru di Pelatnas yang berhasil memulihkan nama bai...