Love Emotion

1.1K 142 16
                                    




"gua gak nyangka bapaknya Acil bisa segitu teganya .. udah bikin ibunya terjebak pernikahan yang tidak diinginkan, dijadikan istri yang sehina itu, direbut segala harta bendanya, diusir dari rumahnya sendiri mana suruh bawa anak lakinya juga dari perempuan lain, mana anak lakinya juga kurang ngajar .. duh gua gak tau deh Ting gimana responnya Acil denger elo ketemu sama bapak modelan kayak begitu .. ada gitu ya bapak kek begitu se gak punya hati gitu.." komentar Ihsan panjang lebar.

Aku yang mendengarnya berkomentar hanya diam saja, tidak tahu harus berkata apa. Saat ini yang ada difikiranku adalah bagaimana mengatakannya ke Acil.

"San entar kalo lo ketemu sama Jojo .. lu suruh dia ngungsi di kamar lu ama Imen dululah ya .. gua mau ngomong penting dulu sama Acil." Mintaku ke Ihsan.

"Sip elu ngomong dulu lah ama Acil .. urusan Jojo biar gua aja yang nanganin. " kata Ihsan.

"oiya soal masalah bokapnya Acil tolong elu jangan ngomong – ngomong ke yang lain ya .. masih banyak yang belom tahu soal keluarga Acil." Kataku lagi yang diangguki Ihsan.

"awas lo kalo ember .." hardikku.

Aku berada di kamar ragu melihat nama id caller Acil, bingung antara aku harus menelponnya atau tidak. Pada akhirnya aku memilih untuk menelponnya memastikan kalau dia baik – baik saja.

"hallo .. mas Ginting .." panggilnya dengan sangat ceria di seberang sana, mendengarnya saja bisa membuatku begitu senang.

"haii cinta .. ngapain?" tanyaku seketika.

"aku? Biasa nih dengerin curhatannya ibu – ibu galau.." jawabnya yang membuatku tertawa.

"masih di tempatnya Kriesha?" tanyaku lagi sambil mengambil minuman.

"hmm .. ya.." jawabnya.

"pulang kapan?" tanyaku kemudian.

"nanti sore mungkin .."

"mmm... mas cuman mau ngomong hal penting banget nih .. tapi kamu jangan marah dulu ya .." kataku berusaha memulai pembicaraan diantara kami.

"apa?" tanyanya kemudian.

"tadi aku ketemu sama seseorang ..." jelasku yang mulai meragu.

"siapa? Mantan? Mbak Pinky? Atau siapa?" tanyanya beruntun.

"halahh kalau ketemu sama mantan atau cuman temen cewek mah gapapa, aku gak ngelarang juga .." tambahnya kemudian yang membuatku memejamkan mata terasa berat.

"bukan .. bukan matan, bukan juga teman perempuan .. " jawabku memperjelas dugaan yang dia buat itu salah.

"terus ?" lanjutnya bertanya.

"aku tadi ketemu ..." aku menghembuskan nafas berat.

"papa kamu ..." lanjutku kemudian yang membuat sosok orang yang paling aku sayang disebrang sana terdiam.

"dia tadi datang nemuin aku di pelatnas, dia juga minta tolong buat bisa ......" aku menjelaskan sebelum dia memotong penjelasanku.

"pengen ketemu sama aku gitu? Basi? Dan kamu udah tau jawaban aku! AKU GAK MAU KETEMU SAMA ORANG BIADAB ITU!!!" kata Acil sambil menekankan beberapa katanya dan langsung menutup panggilannya.

Aku berusaha kembali menelponnya namun tidak diangkat sama sekali, bahkan aku mencoba untuk menghubungi Kriesha, dia juga bahkan tidak menjawab telp yang aku buat. Aku menggaruk belakang kepalaku yang tidak gatal.

Sore harinya aku segera menuju ke asrama yang dia tempati dengan beberapa tim putri, sebelum aku latihan mungkin siapa tahu Acil sendiri sudah pulang ke asrama. Nyatanya nihil Acil belum pulang kata kak Greys. Akhirnya aku memilih buat ke lapangan buat latihan sesi ke duaku. Hingga latihan berakhir aku mencoba untuk terus menghubungi Acil, namun dia sama sekali tidak mau menghiraukanku.

Only Then ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang