Seminar

6.9K 503 1
                                    

Bintang tertidur dengan membolak-balikkan badannya seperti cacing kepanasan.

Jam sudah menunjukkan pukul 01 malam tapi Bintang masih belum bisa memejamkan matanya, padahal bsok ia harus sekolah.

 
"Huffttt dah jam segini lagi" gumam Bintang, ia segera menbungkus tubuhnya dengan selimut lalu memutuskan keluar kamarnya.

Bintang berjalan menuju kamar abangnya, untunglah pintunya tidak di kunci, jadi bintang bisa masuk ke kamar abangnya tanpa harus membangunkannya.

Itu kebiasaan bintang, ia selalu berpindah tempat tidur jika ia tidak bisa tidur.  Terkadang ia pergi ke kamar abangnya atau tidak begitu ia akan tidur di balkon kamarnya.

Kevin tertidur dengan mulut terbuka dan juga tak lupa kebiasaannya yang tak pernah memakai baju saat tidur.

Bintang berdecak melihat penampakan kakaknya saat tertidur. Pantas saja banyak gadis yang tergila-gila dengannya.

Bahkan jika ada yang melihat roti sobeknya pasti akan banyak yang klepek-klepek.

Bintang langsung menidurkan tubuhnya di sisi laen tempat tidur kevin. Setelah beberapa menit kemudian kevin memejamkan matanya.

Pukul 06.30

Kevin membuka matanya, ia mengernyit saat didapati tubuhnya yang berat untuk di gerakkan.

Ditatapnya adeknya yang tengah tertidur pulas sambil menjadikan tubuh kevin sebagai gulingnya.

Kevin langsung terbelalak ketika melihat jam di dindingnya yang sudah menunjukkan pukul 6.35.

"Anjir gue kesiangan" teriak kevin heboh.

Bintang langsung terbangun dari tidurnya.

"Aaaaaa gue terlambat, abang kok gue gak di bangunin sih,, ahh sekolah gue"

Kelvin tak menghiraukan ucapan adiknya ia langsung menuju kamar mandi. Hari ini ia ada kelas pagi dan ia terlambat.

Bintangpun langsung menuju kamarnya dan langsung menuju kamar mandi untuk mandi kilat pagi ini.

"Bintang menancap gasnya dengan kecepatan rata-rata. Yang ada di fikirannya ia tak ingin terlambat pagi ini. Dan harus menjemur tubuhnya di teriknya matahari.

Di lihatnya jam yang melingkar di tangannya 3 minit lagi ia bel akan berbunyi.

Gerbang sudah hampir tertutup oleh satpam, Bintang langsung mempercepat motornya dan langsung menerobos gerbang itu.

Bintang memamerkan gusinya saat ia menoleh ke arah pak somad yang misuh-misuh karena tadi hampir kesempret motor bintang.

Bahkan pak yono selaku guru piket hanya geleng-geleng melihat kelakuan siswanya itu.

Setelah memarkirkan motornya ia langsung berlari menuju kelasnya yang berada di lantai 2.

Bintang langsung  mengucapkan sukur ketika  belum ada guru yang mengajar. Dan ia langsung duduk di bangkunya dengan keringat yang membasahi pelipisnya...

🍹🍹🍹🍹

Bintang dan kedua sahabatnya kini tengah berada di basecamp mereka. Agha dan Bintang bermain ps yang di bawa Agha dari rumahnya.

Dengan dalih rusak ,Agha berhasil membawa seperangkat alat ps itu ke basecamp nya. Dan meminta yang baru.

Sementara Rega kini tengah berkutat di dapur untuk membuat makan siang, karena hari ini para guru rapat sekolah di bubarkan pukul 11 siang tadi yang biasanya pulang jam 15.

Sebenarnya Bintang dan Agha sudah meminta untuk dilevery saja tapi dengan mudah Rega bilang" buaat apa rumah ini ada dapurnya,kalau gak di gunain. Lagian makanan di luar tidak baik buat kesehetan".

Akhirnya mereka berdua hanya menurut saja. Lagian mereka memang tak meragukan rasa masakan dari Seorang Alrega. Tak kalah dari masakan restoran.

"nanti kita ke restoran jam berapa?" tanya Bintang.

"setelah kita menghadiri acara seminar mungkin, tadi gue udah calling om Teo" jawab Agha.

Yah selain mengisi suara di restoran,mereka juga biasa mengisi acara di acara-acara tertentu secara offair.

"kita udah kayak artis aja, sibuk manggung sana sini, harusnya kita cari manager juga supaya tidak keteteran" sahut Rega yang kini tengah menyiapkan beberapa menu di meja makan. "makanan siap," lanjut Rega yang langsung di hampiri kedua sahabatnya yang sudah memasang tampang kelaparan.


Sesuai yang sudah di rencanakan,kini mereka bertiga tengah berdiri di panggung menggengam mic di tangan mereka masing-masing.

Yah mereka kini menghadiri seminar kecantikan sebagai bintang tamu. Awalnya mereka hanya ingin bernyanyi saja.

Tapi karena wajah tampan mereka, akhirnya salah satu penata laksana memintanya untuk ikut serta sebagai narasumber.

Mereka mau saja karena bayaran yang menggiurkan, dua kali lipat dari bayaran seharusnya. .

Jam menunjukkan pukul 22 malam. Bintang melangkahkan kakinya dengan gontai masuk kerumahnya, sungguh hari ini badannya sangat lelah meminta di istirahatkan.

"dari mana saja kamu jam segini baru pulang, kamu pikir rumah ini tempat apaan seenaknya saja keluar masuk. Dasar anak tak tau diri"

Bintang mendesis" seharusnya tadi gak usah pulang kesini" ujar Buntang lirih. Tapi karena suasana yang sunyi, Haris mendengar gumaman Bintang.

"anak tidak tau di untung. Harusnya kamu sadar siapa kamu di sini. Dasar anak sialan" umpat Haris. Dadanya naik turun menahan amarah.

Mendengar tuturan kasar Haris,Bintang hanya menundukkan kepalanya. Dadanya bergemuruh ingin rasanya ia melawan kalau saja ia tak ingat. Orang di depannya ini adalah orang tuanya.

Tangan Bintang di seret secara paksa oleh Haris. Haris membawanya ke belakang tepatnya ke kolam renang.

Bintang membelalakkan matanya. Tidak ini buruk . Bintang tidak bisa berenang karena kejadian beberapa tahun lalu saat ia masih kecil.

Bughh

Haris membogem mentah sudut bibir Bintang membuatnya limbung jatuh di pinngiran kolam. Haris menampilkan smirknya.

"a..ampun pa.."

"tidak ada ampun untuk anak sepertimu" Haris menarik kasar rambut legam Bintang lalu setelah itu ia memasukkan kepala Bintang ke air kolam yang dingin itu.

Bintang meraup oksigen dengan serakah saat Haris mengangkat lagi  kepalanya tapi hanya hitungan detik Haris kembali menenggelamkan kepala Bintang yang sudah kepayahan berulang kali.

Haris menyudahi  siksaannya setelah merasa puas" bangun masuk kamarmu. Jangan sampai kevin tau semua ini. Kalau sampai ia tahu kamu kamu tahu akibatnya"

Setelah mengucapkan itu Haris berlalu meninggalkan Bintang yang masih megap-megap bagaikan ikan yang terdampar di daratan.

"kapan papa menyanyangi Bintang" monolog Bintang. Ada desir perih menggerogoti hatinya. Ia terlalu rapuh untuk menerima takdirnya...



Tbc..

Tentang BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang