"Bintang kamu sudah bangun nak? Apa masih pusing" Allana langsung memberondongi Bintang dengan berbagai pertanyaan ketika Bintang membuka matanya.
Bintang hanya merespon dengan gelengan kepala, karena kepalanya masih sedikit pusing dan tubuhnya juga masih lemas.bintang bernafas lega saat melihat sekitar ternyata ini di kamarnya bukan di rumah sakit lagi.
"Ini kamu minum dulu" Kelvin membantu bintang untuk duduk lalu menyerahkan segelas air putih yang langsung ia minum hingga tinggal setengah.
"sebenarnya apa yang terjadi sih dek kok sampai pingsan gini, dan tadi mama bilang kamu sempet teriak kesakitan?" Kelvin langsung mengintrogasi Bintang dengan pertanyaannya. Hingga membuat bintang memutar bola matanya malas mendengar ocehan Kelvin yang termasuk cerewet itu.
Mama dan papanya keluar setelah tadi Bintang mengatakan kalau dirinya baik-baik saja. Mamanya katanya ingin membuatkannya bubur dan papanya katanya akan ke kantor dikareanakan ada urusan di kantornya.
"Gak tau bang. Tadi tuh gue lagi lihat-lihat gitu di kamar ni untuk membunuh rasa bosan gue. Dan akhirnya gue tu nemuin buku gitu dan gue baca deh. Tapi gak tau kenapa kepala gue tiba-tiba sakit banget".
Bintang menatap Kelvin penuh selidik hingga Kelvinpun mengeryitkan dahinya "sebenarnya apa yang lo sembunyiin dari gue bang, kenapa setiap gue bahas masalah ini lo selalu menghindar. Apa menurut lo gue gak berhak tahu masa lalu gue gitu?".
Kelvin menegang saat itu, bingung kata apa yang harus ia katakan pada Bintang tidak mungkin ia mengatakan yang sebenarnya.
Bahkan Bintang juga sudah mengubah cara bicaranya seperti dulu lagi, dan tatapan itu kenapa berubah.
"ummm itu.. " Kelvin menjeda kalimatnya, menatap Bintang dengan tatapan sayunya "belum saatnya lo tau semuanya Tang. Ini demi kebaikan lo. Bisakah gue minta sekali ini aja lo benar-benar lupain masa lalu lo dan kita bisa hidup seperti ini tanpa mengingat masa yang sudah berlalu" Kelvin memohon dengan tulus.
Bintang bisa melihat itu, ketulusan di mata Kelvin. Tapi itu membuatnya semakin penasaran dengan masa lalunya. Apa mungkin masa lalunya dulu begitu menyakitkan sehingga Kelvin sampai memohon seperti ini.
Namun kendati ia menurut. Justru Bintang ingin tahu bagaimana masa lalunya, namun Bintang tak mau membuat abangnya terbebani dengan pertanyaan ini. Karna yang Bintang tau, Kelvin selalu murung setiap ia melontarkan pertanyaan yang sama. Jadi yang bisa ia lakukan adalah menganggukkan kepalanya dan Bintang bisa melihat Kelvin mengembangkan senyumnya.
"sebenarnya ada apa dengan masa lalu ku bang kenapa kalian seolah-olah gak mau gue mengetahui tentang masa lalu gue yang sebenarnya. Tapi gue harus cari tahu sendiri, tidak mungkin mereka mau memberitahuku yang sebenarnya..". Batin Bintang.
"ya udah lebih baik kamu istirahat dulu lagi. Besok abang janji akan bawa kamu jalan-jalan"
"beneran bang? Sama mama papa juga kan, gue rasa kita udah lama banget gak jalan-jalan bareng".
Kelvin nampak berpikir sebentar lalu mengangguk "iya nanti kita coba tanya sama mama dan papa, besok libur gak".
Tentu Bintang mengangguk dengan antusias. Entah mengapa ia begitu senang kali ini. Seperti mendapatkan keinginan yang sudah lama ia idam-idamkan.
Kelvin yang melihat itu juga mengulumkan vurvanya. Ia bahagia karena Bintang bahagia, karena bahagia Kelvin itu sederhana, yaitu melihat Bintang bahagia itu adalah bahagianya.
"ya udah abang mau keluar dulu, mau mandi" Kelvin menyempatkan mengusak rambut Bintang sebentar sebelum keluar dari kamar adiknya itu.
Makan malam dikeluarga Haris kini begitu hangat tak seperti dulu yang selalu ada saja dengan pertengkaran.
Namun kini yang terjadi dikeluarga itu adalah keharmonisan dan canda tawa. Rumah yang dulunya hampa dan mati kini terasa semakin hidup.
Bi Lasmi melihat keluarga itu juga sangatlah terharu. Bagaimanapun dia dulu menjadi saksi bisa dengan prahara rumah tangga majikannya.
Bahkan kini ia bisa melihat senyumpemuda yang dulu selalu di abaikan keluarganya, kini pemuda itu bisa merasakan bagaimana keluargayang seharusnya berkat kesabaran dan ketangguhan anak itu. Akhirnya Tuhan mengabulkan doa-doanya selama ini.
"ma pa...besok kita jalan-jalan yah. Udah lama kan kita gak jalan-jalan." Haris dan Allana sempat menengang namun hanya sesaat lalu kembali seperti biasa.
Mengingat itu mereka menjadi merasa bersalah dan berdosa. Selama ini mereka jarang mengajak Bintang untuk sekedar jalan-jalan.
Jangankan untuk jalan-jalan., bertegur sapa saja mereka jarang melakukannya, yang ada mereka hanya bertengkar. Separah itukah kehidupannya dulu?.
"memangnya Bintang sudah sembuh, kan baru tadi pagi kamu sadar. jangan dulu ya sayang tunggu kamu benar-benar sembuh dulu. mama gak mau kamu kenapa-napa" kata Allana mencoba memberi memberi pengertian.
Bintang yang mendengar itu langsung merubah mukanya menjadi cemberut dan kepalanya langsung menunduk menyembunyikan air matanya yang ingin jatuh.
Semua yang melihat itu langsung saling pandang. Dan berakhir dengan Kelvin yang memberikan isyarat untuk menyutujui saja. Karna ia sangat tahu bahwa Bintang kini tengah ngambek.
"memang Bintang mau kemana hemm?" tanya Harris mencoba untuk tak membuat Bintang kecewa. Dan benar saja Bintang mengangkat kepalanya menatap mereka bertiga penuh binar.
"ketempat biasa yang sering kita datangi" perkataan Bintang sontak membuat mereka terdiam.
Sementara Bintang sendiri menatapmereka satu persatu. Meneliti wajah mereka yang menampilkan berbagai ekspresi.
" ke panatai. Apa kalian lupa? Bintang sering bermimpi kita pergi ke pantai saat liburan. Apa itu hanya sekedar mimpi saja?" tanya Bintang dengan tatapan polosnya.
"tentu saja kita sering kesana. Baiklah kalau begitu besok kita akan pergi ke pantai sekeluarga" seru Harris.
"beneran itu pa?" tanya Bintang antusias.
"tentu saja, besok kita akan bersenang-senang. Tapi sekarang kalian harus habiskan makanan kalian dan Bintang sayang setelah ini kamu juga harus minum obatnya"ucap Allana yang di angguki mereka semua.
Kelvin sedari tadi hanya memperhatikan saja, bagaimana Allana dengan sabar menyuapi Bintang dan juga sesekali mengusap surai lembut Bintang.
Hatinya menghangat saat ini, andai saja sikap mereka seperti ini sejak dulu pasti iaakan merasa menjadi manusian yang paling bahagia di dunia ini.
"abang kenapa lihati Bintang terus, pasti mau disuapi mama juga ya?" tanya Bintang dengan polosnya seperti anak kecil.
"gaklah gue kan udah besar, gak kayaklo yang masih bayi". Bintang memberenggut mendengar ejekan Kelvin.
"gue bukan bayi!" pekik Bintang yang menggelegar di rumah itu. Sementara Kelvin kini sudah kabur ke kamarnya meninggalkan Bintang dengansejuta kekesalannya karena sudah dibilang bayi oleh abangnya sendiri.
Tbc.......
![](https://img.wattpad.com/cover/149110692-288-k810565.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Bintang
RomanceBanyak orang yang bilang dimana ada orang merindukanmu dan memikirkanmu di situlah tempatmu untuk pulang. Dan pastinya itu adalah keluarga karna di manapun kamu berada,keluargamu akan selalu merindukanmu. Tapi tidak dengan ku. Dan ini lah aku "Binta...