Bintang menyusuri jalanan pagi yang masih terasa sejuk karena asap kendaraan belum terlalu ramai. Tangannya sesekali membenarkan aerphone yang ada di telinganya.Langkahnya terhenti saat jarak sekolah tingal 5 meter dari tempat nya berhenti sekarang. Bintang menundukkan kepalanya saat dadanya merasakan sesak yang begitu mencekik.
Dengan jalan yang tertatih Bintang mendudukan tubuhnya yang lemas ke halte bus yang tak jauh dari tempatnya berdiri tadi.
Bintang masih meremas dada kirinya yang sakitnya seperti di timpa benda beberapa ton. Entah ada apa lagi dengan tubuhnya.
"sshhhhh sak hahh kit hahh" Bintang masih meringis menahan sakit yang menyiksanya pagi ini. Padahal dia hanya berjalan sekitar 30 km dari rumahnya.
"lo kenapa..?" Bintang masih mendengar suara yang menanyakan keadaannya, namun kesadarannya perlahan menghilang bersama sakit yang kian menghilang dari tubuhnya.
Zee gadis yang menanyakan keadaannya tadi langsung membulatkan matanya saat melihat Bintang pingsan dengan wajah pucat dan berkeringat dingin.
"eh eh kok malah pingsan sih.. Woy bangun donk! Aduh gimana nih pake gak ada orang lagi" panik Zee sambil mencoba menepuk-nepuk pelan pipi Bintang berharap bisa mengembalikan kesadaran Bintang.
"Woiii tolongin ada yang pingsan nih!" Zee mencoba mencari bantuan, kebetulan saat ia memasuki gerbang ada beberapa murid yang berdiri di pos satpam.Yang Zee tau kedua siswa itu adalah sahabat Bintang.
Sementara Agha dan Regha masih menatap herah ke arah Zee yang berteriak bak toa mesjid " pake bengong lagi. Itu temen lo pingsan di sana goblok! Cepet tolongin!" geram Zee yang masih di tatap dengan pandangan bingung.
Karena geram Zee menarik tangan mereka berdua menuju tempat dimana Bintang pingsan. Dan hal itu menambah rasa bingung mereka, namun yang harus mereka lakukan hanya menurut saja.
Saat sampai di halte bus, Agha dan Regha membulatkan matanya saat tau Bintang lah yang pingsan dengan wajah pucat bahkan nafasnya yang terputus-putus.
"Bintang! Bangun lo kenapa hah!" panik Regha saat mengecek nadinya begitu lemah "ambil mobil kita bawa kerumah sakit sekarang" titah Regha.
Agha yang mengerti langsung bergegas ke parkiran sekolah di ikuti pak satpam yang kebetulan tadi juga mengikuti mereka.
"pak izinin ke guru piket kita harus segera bawa Bintang kerumah sakit" titah Agha yang di sanggupi oleh satpam yang berjaga di sekolahan itu.
Regha langsung menggendong Bintang ala bridal style saat mobil yang di yakini milik Agha berhenti tepat di sampingnya.
"tunggu! Gue ikut" Zee menawarkan diri meskipun ia tau, tak mungkin mereka menerimanya akibat kejadian beberapa hari yang lalu.
"masuk" titah Regha yang tak mau ambil pusing, karena yang ada di fikirannya sekarang adalah bagaimana kondisi Bintang. Zee tantu saja lega.
Mungkin ini adalah awal buat dia berteman dengan mereka. Karena memang dari awal ia merasa bersalah setelah insiden adu mulut dengan mereka hanya karena masalah bangku.
Perasaan bersalah terus- terusan menghantuinya, ingin meminta maaf namun ego nya masi terlalu tinggi.
Mereka sudah sampai di rumah sakit. Tubuh lemah Bintang sudah di bawa oleh beberapa suster dan dokter yang kebetulan sedang menjaga ugd.
Mereka bertiga masih menunggu dengan tidak sabaran di depan pintu ugd yang masih tertutup. Mulut mereka merampalkan doa semoga Tuhan tidak memberikan kesakitan lagi kepada Bintang.
Mengingat Bintang yang selama ini lebih sering di temani oleh rasa sakit batin maupun fisik. Baru beberapa bulan ini mereka bisa melihat Bintang tersenyum dengan lebar tanpa beban, haruskah sekarang ia menderita kembali.
Semoga Bintang baik-baik saja.
"kita belum kasih tau bang Kelvin" gumam Agha yang masih duduk dengan wajah khawatirnya.
"biar gue aja yang bilang" Agha hanya mengiyakan saja.
"hallo bang.."
(....)
"iya kita lagi bersam Bintang....... di rumah sakit"
"(.....)"
"gak tau bang tadi kita menemukan Bintang udah pingsan di halte bus deket sekolahan. Mending abang sekarang kesini. Ke rumah sakit biasanya"
"(.......)"
"heeemmm"
Regha memasukkan kembali ponselnya ke saku celananya "gimana bang Kelvin langsung kesini kan" tanya Agha.
"hemm bang Kelvin langsung kesini. Tadi bilangnya gitu sih".
"pintu Ugd terbuka menampilkan dokter Risyad dengan wajah lelahnya lalu di susul dokter yang tadi menangani Bintang saat nemasuki UGD.
"gimana kondisi Bintang dok?" tanya Mereka bertiga secara bersamaan.
"dia akan di pindahkan ke ruang rawatnya, saya perlu bicara dengan keluarga Bintang. Apa kalian sudah memberitahunya?" jelas Dokter Rusyad.
"masih dalama perjalanan dok"
"ya sudah kalau begitu suruh ke ruangan saya kalau mereka sudah datang" setelah mengatakan itu dokter Risyad meningglkan ruangan itu.
Di kamar rawat Bintang.
Pintu terbuka dengan kasar sehingga membuat orang yang ada di dalamnya terkejut saking kerasnya pintu itu terbanting.
Kelvin datang dengan tampilan kacau nya. Lagi-lagi ia harus di hadapkan dengan pemandangan seperti ini. Bintang, adik yang selama ini ia lindungi dan jaga kembali harus berbaring di ranjang pesakitan itu.
"apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Kelvun
"kita gak tau bang tadi kita sudah menemukan Bintang pingsan di halte bus, wajahnya juga pucat banget" Kelvin menghela nafasnya.
Bintang pasti nekat berangkat pagi-pagi sekali, dan sudah ia jamin bahwa tadi pagi Bintang pasti jalan kaki. Dan parahnya lagi ia tidak makan dari kemarin dan berakhirlah seperti ini.
"tadi dokter bilang apa?"
"gak bilang apa-apa bang, cuman tadi dokter Risyad nyuruh abang untuk menemuinya di ruangannya" Kelvin mengangguk mengerti.
"huffft ya udah titip Bintang dulu, gue mau keruangan dokter Irsyad dulu.
"iya bang".
Setelah mengatakan itu Kelvin mengayunkan kakinya keluar dari ruangan itu untuk menemui dokter Risyad.
Kini Kelvin sudah berada di depan pintu coklat yang bertuliskan dr. Irsyad dengan ragu-ragu ia nengetuk pintu itu hingga terdengar seruan yang menyuruhnya masuk dari dalam ruangan itu.
Kelvin mengeryitkan dahinya saat ia mendapati dokter lain yang tengah duduk di depan dr. Irsyad.
"silakan duduk Kelvin" kelvin menurut saja hingga kini ia tengan duduk du samping dokter yang tak ia kenal.
"jadi gimana keadaan Bintang dok" tanya Kelvin tanpa basa basi.
"begini Kelvin perkenalkan dulu ini adalah dokter Farel spisialis Cardiac dan dia adalah dokter terbaik di rumah sakit ini"
Mendengar itu pikiran Kelvin melanglang buana kemana-mana, kenapa perasaannya menjadi kacau sekarang, sebenarnya apa yang terjadi ke Bintang.
"maksud dokter..?"
"begini Kelvin saat Bintang di bawa ke UGD ada masalah dengan jantungnya, mungkin itu penyebabnya ia bisa pingsan"
Deg.
Penjelasan lugas dr.Iryad kembali menampar hatinya.
"dari hasil tes yang kami lakukan kemungkinan Bintang menderita penyakit hypertropic cardiomyopati"
Pernyataan dokter itu kembali menghancurkan Kelvin kelvin untuk yang kesekian kalinnya.
Tbc...
![](https://img.wattpad.com/cover/149110692-288-k810565.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Bintang
RomanceBanyak orang yang bilang dimana ada orang merindukanmu dan memikirkanmu di situlah tempatmu untuk pulang. Dan pastinya itu adalah keluarga karna di manapun kamu berada,keluargamu akan selalu merindukanmu. Tapi tidak dengan ku. Dan ini lah aku "Binta...