Kembalinya Sebuah Harapan

4.5K 353 2
                                    

Kelvin berlarian di koridoran rumah sakit yang lumayan sepi, hanya beberapa petugas medis yang berlalu lalang.

Setelah beberara jam tadi ia mendapatkan kabar mengejutkan, kondisi Bintang kembali menurun dan saat itu juga Kelvin dengan brutal keluar dari rumahnya tak memperdulikan teriakan orang rumah.

Setelah sampai di depan ruangan Bintang, Kelvin bisa melihat kedua sahabat adiknya tengah gusar.

"hah...apa..yang..hah..terjadi" ucap Kelvin yang masih ngos-ngosan itu.

"kita tidak tau bang, tadi saat kita menemaninya ia tiba-tiba seperti orang kesakitan".

Kelvin menundukkan tubuhnya di salah satu kursi tunggu yang ada di situ. Ini sudah tiga minggu lebih tapi kenapa ia belum kembali juga.

Pintu ruangan itu terbuka dan muncullah dokter Risyad dengan wajah piasnya.

"bagaimana dok..?"

"kondisi Bintang sudah jauh lebih stabil. Jika turus membaik mungkin besok pagi kita bisa melakukan operasi. Bisa ikut ke ruangan saya?". Kelvin mengangguk dan langsung mengikuti dokter paruh baya itu.

Setelah mempersilakan Kelvin duduk, dokter Risyad menatap orang di depannya itu sejenak sebelum menghela nafasnya.

"kedua orang tuamu masih belum mau menjenguknya,paling tidak mereka harus tau kondisinya"

Pertanyaan dokter Risyad kembali menghantam ulu hatinya untuk kesekian kalinya. Ini bukan untuk pertama kalinya Kelvin mendengarnya.

Dokter Risyad kembali menghela nafasnya saat melihat Kelvin menundukkan kepalanya sambil menggeleng.

"aku tidak tahu dok, sekeras apa hati mereka. Bahkan mereka sama sekali tidak mau aku menyebutkan namanya" keluh Kelvin mengingat perdebatannya beberapa saat yang  lalu.

Flashback

Setelah berhasil keluar dari kamarnya kini Kelvin berlari menuruni anak tangga di dalam rumah yang besar itu.

"KELVIN..! BERHENTI!" suara bariton itu menghentikan langkahny. Ia jelas tahu suara siapa itu.

"Masuk ke kamarmu sekarang juga!"

"maaf tapi adekku sedang membutuhkanku. Jadi aku mohon jangan halangi aku kali ini"

"CIH..! Rupanya anak sialan itu sudah meracuni pikiranmu.."

"bukan dia pa.. Tapi papa sendiri yang sudah yang sudah meracuni pikiran Kelvin selama ini. Dan aku sudah muak dengan tingkah papa"

"sudah berani ya kamu melawan anak pungut itu"

"Bintang bukan anak pungut pa dia adek aku"

"adek kamu bilang! Buka mata kamu lebar-lebar Kelvin! Kamu juga tahu itu. Dia bukan adek kamu"

Kelvin tertegun sesaat. Apa yang di katakan Haris sangat benar. Bintang bukanlah adeknya. Adek kandungnya sekarang entah berada di mana iapun juga tidak tahu.

Akan tetapi kebersamaam mereka selama ini sudah menumbuhkan rasa sayang dan rasa melindungi seperti saudara kebayakan di luaran sana.

Bintang mungkin Bukan adek kandungnya, tapi Kelvin sudah terlanjur menyanyanginya. Kelvin selalu merasa Bintanglah adek yang slama ini tak ia ketahui keberadaannya.

"silahkan kamu menemuinya, tapi jangan harap kamu bisa kembali lagi kerumah ini. Dan satu lagi semua fasilitas dari papa akan di cabut semua"

"MAS!" teriak allana yang tidak terima dengan keputusan sepihak suaminya. Dia sangat tahu Kelvin itu orangnya nekad dan Allana tidak mau kehilangan untuk kedua kalinya.

Sebenar Harris hanya ingin menggertaknya saja supaya anak itu jera dan menuruti semua keinginannya.

Kelvin menatap mereka sejenak lalu mengeluarkan dompet dan juga kunci mobilnya lalu membuangnya tepat di lantai yang langsung mengarah ke kedua kaki Haris yang membulatkan matanya.

"aku tidak butuh itu semua, silakan ambil saja itu. Ahh dan satu lagi aku peringatkan kepada anda tuan Haris yang terhormat. Jangan pernah sekalipun menyentuh adekku. Jika itu sampai terjadi anda akan tahu akibatnya!".

"anak kurang ajar kamu, berani sekali kamu melawan papa. KELVIN BERHENTI!" teriakan haris yang tidak di hiraukan sama sekali oleh Kelvin.

"kelvin berhenti nak, papamu tidak sungguh-sungguh mengatakan itu semua" Allana mencegat Kelvin yang akan pergi menggunakan motor kesayangan Bintang.

"sudahlah ma lepasin, kelvin juga tidak akan mengubah apapun" allana menggelengkan kepala.

Tidak.. Dia tidak mau kehilangan lagi. Allana terus berteriak memanggil putranya berharap akan kembali tapi nihil. Kelvin sama sekali tidak kembali.

Flashback off

Kelvin mengusap air matanya kasar. Mulai sekarang ia harus mencari pekerjaan untuk mencukupi kebutuhannya juga Bintang yang pasti masih membutuhkan banyak pengobatan.

"Kelvin mungkin ini terkesan tidak sopan dan juga terburu-buru. Tapi saya sudah memikirkannya berulang kali. Bagaimana seandainya kalau Bintang saya jadikan anak angkat?"

Kelvin sontak mengangkat kepalanya yang sedari tadi tertunduk. Sorot matanya menatap tak percaya ke arah dokter yang mengatakan itu meskipun terkesan sungkan

"maksud dokter?.."

""maaf kan saya sebelumnya Kelvin. Tapi apa kamu tidak ingin Bintang bahagia?"

"tidak akan pernah, meskipun selama ini saya tahu bagaimana menderitanya. Tapi sedetikpun saya tidak ingin dia diambil oleh siapapun, termasuk anda!"

Mata kelvin memancarkan kekecewaan bagaimana bisa dokter yang selama ini dia anggap selalu merengkuhnya,ternyata justru mempermainkannya.

"kelvin maafkan saya sekali lagi maafkan saya, saya hanya terlalu bersedih akan kehilangan anak saya. Melihat Bintang saya seperti melihat anak saya yang sudah lama tiada. Maaf jika perkataanku tadi membuatmu tersinggung".

Kelvin terhenyak selama ini ia tidak tahu akan keluarga dokter Risyad. Miris orang lain sangat menginginkan anak, justru orang tuanya membuang anaknya sendiri.

"maaf dok. Tapi saya tidak mau Bintang jauh dari saya" setelah mengatakan itu Kelvin keluar dari ruangan dokter Risyad.

Pikirannya kini kacau. Belum masalahnya dengan keluarganya selesai dan juga Bintang yang belum sadarkan diri dan sekarang ditambah lagi dengan masalahnya dengan dokter Risyad.

Nampaknya Tuhan sangat sayang kepadanya sehingga memberikan cobaan yang tidak ada akhirny. Beserta takdir yang terus menjungkir balikkan keluarganya.

"gue capek dek. Gue gak bisa hadapi ini semua. Pleass, abang mohon buka mata lo. Bantu abang melewati semua ini.

Gue tahu lo lelah tapi jujur abang juga lelah dengan semua ini. Abang lelah menghadapi semua ini"

Kelvin terkesiap saat di rasakan ada pergerakan di tangannya. Tapi Kelvin masih juga harus menelan kekecewaan. Mata indah itu masih tertutup dengan rapat.

Hah.. Sepertinya Kelvin masih harus menunggu lagi...

Tentang BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang