Lelah

6.3K 431 12
                                    

Bruummm
Brummm

Suara dentuman kenalpot terdengar menggelegar,bahkan sorak sorai penghuni jalanan itu kian menambah ramai.

Bintang..

Bintang...

Bintang..

Sorak penonton jalanan yang mencoba menyemangati seorang bintang yang tengah menumpangi motornya dengan gagah.

1

2
3 mulai...

Bintang langsung tancap gas kencang membelah jalanan yang sepi karena memang ini sudah tengah malam.

Kedua motor yang sama juga tengah saling mengejar satu sama lain. Senyuman bintang mengembang kala melihat rekannya yang tertinggal cukup jauh. Tinggal satu belokan lagi ia akan memenangkan balapan ini.

Sorak para penonton langsung bersahutan ketika melihat salah satu motor balap itu menampakkan cahaya dari lampu motor.

Dan

Bintang memenangkan balapan itu. Disusul oleh kedua rekannya tadi.

"gila lo tambah bagus aja acara main lo" arga merangkul pundak bintang setelah melakukan highfive di susul oleh Rega

"ck ck ck biasane aja" Japan nantang data.

Bima slaku orang yang menantang bintang berdecih,lagi-lagi ia harus kalah dengan orang yang bernama bintang.

"kenapa lo ,kayaknya seneng banget dikalahin sama bintang" rega melirik sinis ke arah bima.

Cih

"anak itu hanya beruntung saja hari ini" decak bima.

"beruntung ya? Terus kapan lo beruntung nya hah, perasaan kalah mulu" sindir rega.

Bima mengepalkan tangannya dengan matanya yang berkilat marah.

"udahlah, itu gak penting. Jadi mana taruhan yang kamu janjiin" bima melempar amplop coklat ke arah bintang yang langsung di tangkap sigap oleh anak itu.

Setelah melempar amplop itu bima langsung pergi dengan motornya yang di ikuti oleh antek anteknya.

"woi yang iklas donk, entar kalau nyampe rumah jangan nangis" teriak rega yang masih bisa di dengar oleh bima dan juga semua tertawa mendengar ucapan rega.

Sementara bima mengumpat, menyumpah serapahi mereka.

"udah lah jangan berlebihan, nih uang langsung transfer aja ke panti, gue mau pulang" bintang kembali memakai helm nya setelah menyerahkan dua amplop hasil balapannya malam ini.

"ini semuanya, lah terus bagian kita mana" rega.

"lo gak mau traktir kit apa?" arga.

Bintang mendengus, sahabatnya ini yang di pikirin hanya traktiran mulu.

"kalian ambil sebagian, sisanya berikan ke panti" setelah mengucapkan itu bintang langsung melesat pergi meninggalkan keributan di jalanan itu.

Sementara rega dan arga bersorak senang sekaligus bahagia mendapat jatah dari usaha bintang memenangkan balapan itu.





































Bintang menghentikan motornya di depan sebuah gerbang yang menjulang tinggi. Lalu di masukkanya motor itu ke bagasi(eh salah deng maksudnya garansi😅😅

Bintang langsung melangkahkan kakinya kepintu belakang yang langsung menuju ke dapur rumah itu.

Bintang masih melangkahkan kakinya ke satu_satu tangga menuju kamarnya.

Lampu menyala terang kala bintang berada di tengah-tengah pijakan tangga itu. Ia membalikkan badanya.

Deg.

Di ruang tamu itu ia bisa melihat sang ayah yang menatap nyalang ke arahnya.

Hahh bintang menghela nafasnya, hari ini ia sudah sangat lelah haruskah ayahnya itu menambah bebannya.

Tak peduli dengan tatapan yang ayah, bintang langsung kembali melangkahkan kakinya menuju kamarnya dan membanting pintu itu dengan kencang.

"dasar anak tak tau diri, gak punya sopan santun . Mau jadi apa kamu nanti hah" teriakan sang ayah menggelegar di seluruh penjuru rumah itu.

Bahkan kamar bintang yang kedap suara pun bisa menangkap umpatan dari sang ayah.

Bintang langsung menuju balkon kamarnya, ia bisa melihat bintang-bintang di langit bertebaran membentuk rasi yang indah.

"kapan kalian mau sayang dan perhatiin bintang lagi, bintang kangen pa,,ma... Bintang kangen pelukan kalian. Bahkan bintang sudah lakukan segala cara buat kalian perhatikan bintang,

Tapi apa yang bintang dapat, hanya sebuah kekecewaan dan rasa sakit. Terkadang bintang selalu berpikir apa salah bintang,sehingga papa sama mama benci sama bintang.

Apa kesalahan itu sangat fattal hingga kalian sebegitu bencinya dengan bintang, beda sekali bukan dengan kak kelvin yang sangat kalian sayang. Hingga kalian tak mau memberikann sedikit saja kasih sayang itu untuk bintang.

Jujur pa, ,, ma,,, bintang lelah dengan semua ini, bintang capek harus berdiri sendiri menghadang segala kesakitan yang kalian lakukan.

Tuhan apa bintang sangat jahat bila meminta sedikit belas kasihanmu, bintang sudah tak sanggup lagi Tuhan, aku mohon akhiri semua ini" monolok bintang sembari menatap lurus ke langit yang di hiasi oleh bintang.

Bintang meringkuk di kursi yang ada di balkon itu,dan perlahan memejamkan matanya.

Jika ada yang tanya apa bintang membenci kelvin, tentu saja jawabannya pernah. Iya ia pernah membenci kakaknya itu yang selalu mendapatkan perhatian yang lebih dari kedua orang tuanya.

Tapi kembali lagi pada perasaan bintang, ia sangat tahu kakaknya tulus sayang kepadanya. Ia yang selalu berdiri di depan menghadang ayahnya saat ingin melukai adiknya.

Ia yang selalu memberikan kasih sayangnya menggantikan kasih sayang orang tuanya yang tak pernah ia dapatkan.

Kelvin selalu menegurnya jikalau ia melakukan kesalahan layaknya seorang ayah kebanyakan.

Kelvin akan selalu menemaninya kala ia sakit, mengelus surainya. bahkan memasakkan bubur untuknya layaknya seorang ibu yang selalu ada untuknya.

Sungguh bintang sangat bahagia dengan itu. Terkadang ia berfikir apa ia egois jika hanya menginginkan kakanya saja yang menjadi keluarganya.

Tapi di lain sisi ia juga sangat ingin memiliki keluarga yang utuh, keluarga yang harmonis. Seperti keluarga arga dan rega kedua sahabatnya.

Bintang hanya iri mereka memeiliki keluarga yang sayang ke ke mereka. Tak seperti dirinya, bahkan kata harmonis dalam keluarga hanya ada dalam mimpinya.








Bersambung....

Bonus pic tiga sahabat terbaik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bonus pic tiga sahabat terbaik..

Tentang BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang