LUKA LAMA 2

3K 256 6
                                    

Seperti yang di katakan semalam, kini keluarga mereka tengah melakukan perjalanan ke pantai. Bintang anak itu dari tadi terus mengembangkan senyumnya, seolah sedetik saja ia melunturkan senyumnya maka ia tidak akan bisa tersenyum lagi.

  "seneng banget sih anak mama" Allana tersenyum melihat tinggkah Bintang yang sedang memakan ice creamnya sampai blepotan.

"iyalah ma, pokoknya kalian harus janji sama Bintang kalau kita akan selalu bahagia" seru Bintang dengan semangat.

"tentu saja selama Bintang masih bersama mama kita akan bahagia selalu, jadi Bintang juga harus janji kalau Bintang akan selalu bersama kita selamanya" seru Allana yang tak kalah semangatnya.

Sementara Kelvin dan Haris hanya menatap mereka dengan senyuman, sesekali mereka akan tertawa mendengar celotehan Bintang.

Dan sampailah mereka ke suatu tempat yang mereka tuju yaitu pantai. Bintang turun dengan semangat namun saat kakinya menyentuh tanah ia langsung limbung.

Haris yang kebetulan baru turun dari mobil langsung menangkap Bintang yang hampir limbung.

"ada apa hmm? Pusing atau Bintang mau istirahat saja. Kita bisa langsung ke penginapan jika kamu mau istirahat" Harris.

Bintang hanya menggeleng, ia tidak mau liburan hanya karena jantungnya yang kembali berulah.

"gak mau, Bintang kuat kok pa. Lagian nanti pasti akan pergi sendiri sakitnya. Bintang gak mau memanjakannya pa".

"tapi sayang, penyakit kamu bukan sembarangan. Kita istirahat dulu aja ya, nanti kalau kamu udah mendingan kita baru lanjutin ke pantainya" Allana kembali harus meneteskan air matanya.

Namun lagi-lagi Bintang hanya menggeleng membuat seseorang yang berdiri di belakang Allana berdecak sebal.

"lo istirahat atau tidak kita pulang" Kelvin menatap tajam Bintang yang masih meringis sambil mengusap pelan dada kirinya.

Melihat Kelvin yang menatapnya dengan tajam membuatnya takut. Sebab abangnya itu kalau sudah marah, tidak peduli bagaimana kondisinya pasti akan menarikknya bak anak kambing.

"naik,abang gendong sampai penginapan" Bintang hanya mampu menurut karena jujur saja tubuhnya sudah terlalu lemas hanya untuk sekedar membantah.

Dalam hati Kelvin merutuki tubuh Bintang yang kembali turun setelah kejadian kemarin. Padahal sebelum itu terjadi ia sudah bisa melihat pipi Bintang yang mengembung.

Kelvin menidurkan tubuh Bintang di atas ranjang penginapan yang tak jauh dari pantai. Bahkan mereka bisa melihat langsung deburan ombak dan beberapa orang yang menghabiskan waktu di pantai.

"Bintang minum obatnya dulu ya, habis itu tidur" Allana menyerahkan beberapa butir obat ke arah Bintang yang langsung di minum oleh anak itu dengan bantuan air yang juga di sodorkan oleh Allana.

"mama mau nemenin Bintangkan?" tanya Bintang takut-takut. Entah tadi sebelum ia kambuh, Bintang kembali bermimpi tentang orang yang selalu meneror otaknya.

Dan salah satunya adalah kedua orang tuanya. Mimpinya itu begitu nyata dan begitu jelas wajah mereka tidak seperti biasanya yang hanya bayangan kabur saja.

"tentu saja mama akan nemenin kamu tidur" Bintang tersenyum. Dalam hatinya semoga apa yang tadi ia impikan memang hanya sebagai bunga tidur saja tak lebih dari itu.

Lali bagaimana dengan sikap abangnya selama ini, yang melarang keras untuk orangtuanya mendekatinya dulu.

"mama sayang Bintangkan?"

"kenapa kamu tanya seperti itu, tentu saja mama sayang sama kamu. Kamu kan anak mama".

Allana menjadi was-was mendengar pertanyaan Bintang. Dalam pikirannya mulai membayangkan bagaimana reaksi anak itu saat sudah mengingat semuanya akankah Bintang menjauh darinya.

Tidak. Tidak akan pernah ia biarkan itu terjadi. Ia tak mau kembali kehilangan anak itu. Ia akan mempertahankan apapun ang sudah menjadi miliknya.

Meskipun kenyataannya ia pernah menyia-nyiakan Bintang, tapi itu dulu jauh sebelum ia tahu bahwa Bintang adalah anak kandungnya yang ia kira telah menghilang.

Dan Bintang menjadi pelampiasannya karena bagaimanapun, karena anak itu ia kehilangan anak kandungnya.

Sampai kenyataan itu kembali menyadarkanya, dan semua itu adalah ulah pria brengsek itu. Kalau saja ia tak mempermainkannya mungkin kejadiannya tak serumit ini.

Lagi pula ia harusnya sadar. Wajah Bintang begitu mirip dengannya hanya warna bola matanya yang lebih mirip dengan suaminya.

Dan lagi-lagi itu mengingatkannya kembali ke putranya yang belum sempat ia lihat. Dan itu ternyata Bintang.

"sukurlah kalau mama sayang sama Bintang".

Allana kembali menghembuskan nafas lega saat anak itu perlahan menutup matanya yang mengantuk setelah tadi ia meminum obatnya.

Allana menatap lamat wajah Bintang. kalau difikir-pikir ia seperti berkaca, pahatan wajah anak itu sama persis dengan dirinya. dan ia juga baru menyadari betapa bodohnya ia selama ini telah menyia-nyiakan anaknya. Dan ALlana akan memperbaiki itu semua mulai sekarang.

😔😋😔

Disebuah kamar yang bercat biru seorang gadis tengah berguling kesana-kemari mencari kenyamanan yang sialnya tak ia dapatkan dimana pun ia berguling.

Ia menghembuskan nafasnya hingga menyibak beberapa helai rambut poninya, lalu melihat ponselnya yang masih menghitam dan kembali menghebuskan nafasnya kembali.

Zee gadis itu mengambil ponselnya dengan kasar lalu menghidupkannya hingga menampilkan beberapa pesan yang ia kirim namun belum ada balasannya sama sekali.

"ihhh.. Bintang kemana sih kok gak bales-bales. Tadi juga katanya juga mau masuk sekolah tapi apa, gak nongol-nongol" gerutu Zee sambil kembali membantin ponselnya ke nakas.

"eh tapi kalau difikir- fikir gue kok bisa kepikairan sama anak itu sih, gak mungkin kan ini secara kebetulan. Secara guekan benci banget sama dia dulu yah walaupun itu hanyalah masalah sepele sih. Gue kok jadi aneh gini ya" Zee mengacak rambutnya frustasi hingga membuat rambutnya berantakan.

Sebenarnya Zee itu adalah gadis yang baik, namun entah apa yang merasukinya waktu itu hingga ia marah-marah tak jelas di depan Bintang yang notabennya ia kira murid baru dan telah berani menempati bangkunya namun dugaannya salah.

Sebenarnya ia ingin meminta maaf setelah kejadian waktu itu namun selain itu sifatnya juga gengsian hingga ia mengubur permintaan maaf itu.

Hingga kejadian di halte waktu itu dan berakhir dirumah sakit ia memantapkan hatinya untuk meminta maaf dan berakhirlah ia mejadi dekat dengang Bintang. Lebih tepatnya ia yang mendekatinya dulu.

Bintang sangatlah cuek terhadap cewek manapun itu. dan Zee yang begitu ingin masuk ke kehidupannya Bintang yang ia tahu sedang mengalami amnesia.

"apa mungkin gue bisa masuk ke kehidupan Bintang, karena gue suka dengan Bintang. Bintang yang akan selalu menyinari kehidupan gue".



























Tbc.....





Part nya sedikit, karena aku benar-benar gakada ide tapi kepengen nulis karena   lagi gabut.

So. Aku minta maaf udah lama tidak up tapi sekali up partnya sedikit...........

Tentang BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang