Di ruangan serba putih, Kelvin masih setia menunggu bangunnya seseorang yang masih bergelung dengan mimpinya.
Setelah tadi ia dan Kiara mendengarkan penjelasan dari dokter yang menangani Bintang, Kelvin langsung kembali ke ruangan Bintang dan Kiara langsung pulang karena hari sudah malam.
'engghhhh'
Kelvin menatap Bintang, saat kedua mata itu seakan ingin terbuka dan sekarang mata itu sudah kembali terbuka sempurna.
"abang.." lirih Bintang.
"iya apa dek.. Apa ada yang sakit. Kalau ada yang sakit bilang sama abang mana yang sakit"
"pulang.."
"bentar lagi ya nunggu infusnya habis. Setelah itu kita pulang" Bintang hanya menganggukkan kepalanya mengerti.
Setelah itu keheningan menyelimuti diantara mereka. Tidak ada salah satu dari mereka yang membuka suaranya seolah-olah mereka masih asyik dengan pikirannya masing-masing.
"bang.." akhirnya Bintang memulai memecah keheningan diantara mereka berdua. Sementara Kelvin sendiri masih menunggu lanjutan kalimat yang akan di lontarkan kepadanya.
"siapa ibu tadi..? Kenapa ibu tadi bilang kalau dia mama Bintang? Dan kenpa tadi abang begitu marah dengannya"
Kelvin bingung harus menjelaskan dari mana. Hatinya masih sakit terhadap kedua orang tuanya. Dan haruskah ia kembali egois untuk tidak mengatakan yang sebenarnya ke pada Bintang.
Kelvin tahu betul ini semua akan segera terungkap, tapi apa harus secepat ini. Bahkan ia belum siap untuk membuat mental anak itu kembali hancur.
"bang.."
"ehh iya dek ada apa?" Bintang mengerucutkan bibirnya ke depan. Sudah ia duga bahwa tadi abangnya itu melamun.
"au ahh. Gelapa mau tidur aja"
"loh kok tidur lagi kan baru bangun. Gak baik tau dek magrib gini tidur. Kalau kata orang tua pamali"
"abang ceramah.." Kelvin mendengus mendengar ungkapan yang menjengkalkan dari adeknya itu.
"gak abang lagi pidato!"
"dasar ngambekan"
"biarin.." pada akhirnya mereka hanya saling mengejek. Melupakan kejadian beberapa waktu yang lalu.
Kelvin bersyukur, Bintang tidak kembali mengungkit masalah yang tadi. Meskipun entah kapan pertanyaan itu akan terlontar lagi.
Tapi paling tidak jika anak itu menanyakan lagi, ia sudah punya jawaban yang tepat untuk membunuh rasa penasaran anak itu.
Entah sudah berapa jam Bintang terus mengoceh ini itu, sementara Kelvin yang sebagai pendengar sudah menguap beberapa kali.
Berulang kali pula Kelvin menyuruhnya untuk istirahat tapi anak itu bilang belum ngantuk. Padahal ini sudah jam sepuluh malam lebih.
"bang itu siapa di depan pintu. Tadi Bintang lihat ada orang yang ngelihati kita dari balik pintu itu".
Kelvin mengeryitkan dahinya tapi tak urung ia membuka pintu kamar ruang rawat Bintang untuk memastikan apa yang dilihat Bintang barusan.
Kelvin melihat kekanan kiri tapi tak di temukan siapapun, koridor rumah sakit itu sudah sangat sepi. Bahkan suara jangkrikpun sangat terdengar dengan jelas.
"gak ada siapa-siapa, halu kali lo tadi, makanya tidur biar gak keparnoan gitu"
"ihh abang, beneran tadi ada orang di balik pintu itu. Bintang gak bohong"
"iya-iya, mending sekarang lo tidur. Biar bsok pagi kita bisa pulang cepet" Bintang menganggukkan kepalanya sebelum menarik selimut sebatas dadanya.
"abang disini aja jangan tinggalin Bintang, Bintang takut"
"iya-iya abang akan tetap stay disini, gak kemana-mana" Bintang kini sudah tertidur dan Kelvin pergi ke sofa untuk menyusul Bintang ke dalam mimpinya.
Tanpa mereka sadari seseorang tengah memperhatikan mereka sedari tadi. Tadi saat Kelvin membuka pintu itu, seseorang itu bersembunyi di balik tembok di samping kamar Bintang.
Orang itu menatap mereka berdua dengan sendu. Seharusnya dia juga bisa ikut andil dalam tawa mereka berdua.
Tapi mau di kata apa, bahkan menampakkan batang hidungnya saja ia terlalu malu dan takut akan sebuah penolakan.
⭐⭐⭐
⭐⭐⭐
⭐⭐⭐
Sudah tiga hari Bintang keluar dari rumah sakit dan sekarang anak itu tengah heboh di ruang keluar karena sedang membujuk abangnya untuk mengizinkannya sekolah.
Bintang ingin tahu rasanya sekolah, dia sudah sangat bosan terkurung di rumah terus, apalagi abangnya selalu melarangnya ini itu.
"bang,, ayolah aku mau sekolah, aku bosan di rumah terus. Lagian ada Agha sama Rega yang pastinya akan menjaga Bintang".
Kelvin membenarkan apa yang di ucapkan oleh Bintang. Mungkin dia harus membiasakan Bintang untuk kembali bersosialitas.
Toh tidak ada gunanya juga ia melarang keinginan Bintang yang ada ia akan pusing karena Bintang terus merengek.
"iya-iya, nanti biar di jemput Agha, sama nanti abang mau kasih tahu wali kelas lo. Karena bagaimanapun lo udah lama gak masuk sekolah".
Bintang langsung memekik bahagia. Bahkan ia sudah loncat-loncat sambil berlari kesana kemari.
Kelvin hanya mengelengkan kepalanya. Ia mengusir perasaan tak nyaman di hatinya. Demi senyum Bintang ia akan melakukan apapun.
"hallo gha, bisa jemput Bintang sekarang. Tadi dia maksa buat pergi ke sekolah".
"(.....)"
"hmm baiklah gue tunggu di rumah sekalian mau buatin sarapan"
"(....)"
"lo masalah makanan aja cepet nyambungnya"
Setelah mematikan panggilannya dengan Agha, kelvin memutuskan untuk pergi ke dapur membuat sarapan.Sementara Bintang sedang mandi.
Tok tok
Kelvin membuka pintu di pikirkannya itu adalah Agha. Namun salah itu adalah bi Lasmi yang mengantarkan seragam Bintang yang tertinggal di rumah lamanya.
"asaalamualaikum aden. Gimana kabar aden, Bibi kangen tahu" Bi lasmi memeluk Kelvin menyalurkan rasa rindunya.
"baik bik, bahkan sekarang jauh lebih baik. Ayo bik masuk dulu"
"sukurlah kalau aden dan den Bintang baik. Tapi maaf den, bibi gak bisa lama. Takut nyonya nyariin tadi bibi pamitnya ke pasar. Jadi titip salam aja dech buat den Bintang. Kalau begitu bibi permisi dulu ya den".
Kelvin hanya mengganggukkan kepalanya, setelah itu ia menutup pintunya. Selepas itu ia langsung pergi ke kamar Bintang untuk memberikan baju seragam sekolahnya.
"AAAAAAA..!" jantung Kelvin hampir saja melarikan diri dari tempatnya saat mendengar lengkingan suara Bintang.
"ABANG ngintip ya"
"gak! Gau gak doyang ama tubuh cungkring kaya gitu" Bintang mendengus kesal. Padahalkan tubuhnya sudah sedikit berisi berkat makannya yang lumayan banyak.
"terus mau ngapain kalau gak mau ngintip"
"tuh seragam lo. Pake" setelah mengatakan itu Kelvin langsung keluar karena indra penciumannya mencium bau gosong, ia tadi lupa kalau sedang menggoreng Ayam.
Tbc.....
![](https://img.wattpad.com/cover/149110692-288-k810565.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Bintang
RomanceBanyak orang yang bilang dimana ada orang merindukanmu dan memikirkanmu di situlah tempatmu untuk pulang. Dan pastinya itu adalah keluarga karna di manapun kamu berada,keluargamu akan selalu merindukanmu. Tapi tidak dengan ku. Dan ini lah aku "Binta...