"asaalamualaikum waroh matullah" Kelvin menyudahi sholat subuhnya, lalu berdiri melipat sajadahnya dan meletakkannya di kursi.
Sejenak mata hitamnya melihat Bintang yang masih asyik dengan mimpinya. Niatnya ingin membangunkannya tapi ia urungkan saat Kelvin melihat Bintang yang begitu terlelap.
Mungkin dulu dia akan sangat cemas dan khawatir saat Bintang tertidur dengan lelap juga alat-alat medis yang menempel di tubuhnya.
Tapi sekarang wajah damai Bintang menjadi favoritnya. Kelvin selalu memanjatkan doa supaya ia bisa bersama Bintang selamanya. Karena sinar bulan tidak akan indah tanpa adanya sinar bintang, itulah makna Bintang bagi Kelvin.
Tangan Kelvin menyentuh handle pintu lalu membukanya perlahan, setelah tubuhnya keluar ia kembali menutup pintu itu secara perlahan takut membangunkan Bintang yang masih asyik dengan mimpinya.
Langkah kakinya menuju dapur untuk membuat sarapan pagi, sebelum nanti ia berangkat kuliah.
Sementara di kamar Bintang mengeliatkan tubuhnya yang terasa kaku. Perlahan mata itu kembali terbuka.
Dingin langsung menusuk tubuh kurusnya, tanganya terulur menarik selimut tebalnya tapi ia urungkan saat melihat abangnya sudah tidak ada di sampingnya.
"abang..!" panggil Bintang tapi tidak ada sahutan sampai beberapa menit. Bintang bergerak gelisah saat ia memanggil kembali tapi masih sama tidak ada sahutan.
Akhirnya dengan langkah terseok-seok bahkan beberapa kali terjatuh Bintang mendapati Kelvin tengah menjemur pakain di belakang rumah.
"abang...! hikss..hikss" teriakan Bintang membuat Kelvin tersentak dan menjatuhkan pakaian yang akan ia jemur.
Kelvin mengeryitkan dahinya saat melihat bintang terisak di pintu rumah. Dengan langkah tergesa-gesa ia menghampiri Bintang.
"ada apa bin, kenapa menangis hem? Apa ada yang sakit, kalau ada bilang abang kita kerumah sakit sekarang" Kelvin membrondongi dengan pertanyaan retorisnya.
Bukannya menjawab Bintang justru mengencangkan tangisannya, membuat Kelvin yang awalnya panik bertambah bingung.
"hikss abangg... hikss jangan tinggalin Bintang hikss..Bintang hiks takut sendiri.."
"ya ampun dek,, abang gak kemana-mana"
"ta..tapi tadi bintang panggil, abang tidak jawab.."
"iya tadikan abang masih nyuci baju jadi gak dengar.."
"BINTANG.. How ARE YOU" kelvin dan bintang langsung mengalihkah pandangannya kearah sumber suara.
"kak Kiara..! Bintang Kangen" pekik Bintang dengan senyum yang mengembang sembari merentangkan tangannya minta di peluk.
Kelvin memutar bolamatanya malas. Padahal anak itu tadi menangis kencang sekarang justru tertawa. Mood Bintang memang mudah sekali berubah.
Plak
Kiara mengusap kepalanya yang berdenyut sakit, matanya menatap sinis dan tajam dengan bibir mengerucut ke arah pacar tersayangnya.
"apa..!" sengit Kelvin saat melihat bibir Kiara inging melayangkan protes tapi urung saat melihat Kelvin yang juga menatapnya dengan tajam, sementara bintang cekikikan.
"iihh aku kesini kan cuman mau ketemu Bintang. Kok kamu gitu sih" gerutu Kiara.
"oh gitu ya cuman mau ketemu Bintang, sama aku gak"
"hehehe sebenarnya Bintang cuman buat alasan supaya aku bisa ketemu sama kamu.."
"sudahlah, nie tadi aku sudah buatin ayam mentega buat kamu dan Bintang mending kita makan dulu" lanjut Kiara saat melihat Bintang yang mengerucutkan bibinya karena ucapannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/149110692-288-k810565.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Bintang
RomanceBanyak orang yang bilang dimana ada orang merindukanmu dan memikirkanmu di situlah tempatmu untuk pulang. Dan pastinya itu adalah keluarga karna di manapun kamu berada,keluargamu akan selalu merindukanmu. Tapi tidak dengan ku. Dan ini lah aku "Binta...