Kiara terus menenangkan tubuh Bintang yang terus bergetar bahkan anak itu juga mengeluh pusing.
Mungkin karena ia terlalu memaksakan pikirannya untuk mengingat siapa sebenarnya orang yang tadi menyebut dirinya sebagai mamanya.
"udah dong Bin, kakak harus apa kalau kamu begini terus..".
"kak Bintang takut..kepalaku sakit"
"kalau begitu kita ke rumah sakit sekarang" Kiara melihat ke kaca mobil, di situ ia bisa melihat Kelvin yang tengah berlari ke arah mobilnya.
Setelah sampai di mobilnya Kelvin langsung membuka pintu kemudi di liriknya ke Belakang. Kelvin bisa melihat Kiara yang sedang menenangkan Bintang.
"Vin kita harus ke rumah sakit sekarang, wajah Bintang udah pucat banget ia juga mengeluh pusing.." panik Kiara yang masih mencoba untuk menenangkan Bintang tapi anak itu semakin menjadi.
"kamu pindah ke depan,biar aku yang nenangin Bintang.." Kiara hanya mengangguk lalu keluar untuk berganti dengan Kelvin.
Mungkin saja Kelvin bisa menenangkan Bintang yang sedang ketakutan itu.
"kita ke rumah sakit sekarang. Tapi kamu jangan khawatir fokus saja sama jalannya" lagi-lagi Kiara hanya mengangguk.
Meskipun dengan tangan gemetar Kiara tetap mencoba fokus ke jalanan yang sialnya macet karena ini memang jamnya makan siang.
"Hey...hey adek tenang, abang disini" Kelvin mencoba untuk memeluk Bintang yang sekarang sedang terisak, berharap Kelvin bisa memberinya ketenangan.
Bintang terus saja berguman tak jelas. Tangannya terus memukul kepanya yang terus berdenyut nyeri. Banyangan kabur terus menghantui kepalanya.
Bayangan seseorang yang terus memukul seorang anak hingga anak itu tak sadarkan diri. Bahkan umpatan seorang wanita juga terus menghantuinya.
Bintang mencoba untuk mencengkram lengan Kelvin menyalurkan kesakitannya yang ia rasakan saat ini.
Mungkinkah itu adalah sepenggal ingatan tentang dirinya di masa lalu?.
Sementara Kelvin bertambah panik saat kedua hidung Bintang mengeluarkan darah dengan kesadaran anak itu yang mulai menipis.
Kiara langsung menambah kecepatan saat di lihatnya jalanan mulai lenggang oleh kendaraan. Kekhawatirannya bertambah saat Kelvin meminta Bintang untuk membuka matanya.
Dari kaca spion ia bisa melihat Kelvin tengah membersihkan darah yang terus mengalir dari kedua hidung Bintang dengan tisu.
Setelah sampai di rumah sakit mereka langsung membawa Bintang yang sudah tak sadarkan diri ke ruang ugd dan langsung di tangani oleh dokter yang berjaga.
Kelvin terus mengusap kasar wajahnya bahkan tak ia hiraukan darah yang menghiasi kemeja putihnya.
Kiara sendiri duduk di kursi ruang tunggu dengan menundukkan wajahnya merasa bersalah tentunya. Rencananya ia ingin menghibur Bintang tapi berujung seperti ini.
"maafin aku bang.." setelah berdiam selama beberapa menit akhirnya Kiara memberanikan diri untuk membuka suaranya.
Sejenak Kelvin menolehkan wajahnya ke arah kekasihnya itu. Bahkan ia tak menyadari Kiara sama berantakan seperti dirinya.
Kekhawatirannya kepada Bintang, membuatnya lupa jika masih ada orang yang tadi ikut bersamanya.
"maaf..harusnya tadi aku tak membawa Bintang ke taman dan meninggalkannya sendiri.. Sampai tan.." Kiara menghentikan ucapannya kala tubuhnya di rengkuh oleh seseorang yang tak lain adalah Kelvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Bintang
RomanceBanyak orang yang bilang dimana ada orang merindukanmu dan memikirkanmu di situlah tempatmu untuk pulang. Dan pastinya itu adalah keluarga karna di manapun kamu berada,keluargamu akan selalu merindukanmu. Tapi tidak dengan ku. Dan ini lah aku "Binta...