Operasi

4.8K 336 6
                                    

Seperti yang sudah di rencanakan kemarin, pagi ini Bintang menjalani operasi di kepalanya akibat pendarahan di otaknya.Dan untungnya pendarahan itu belum cukup besar.

Kelvin masih setia berdiri di depan pintu ruang operasi itu. Sesekali mulutnya komat kamit memanjatkan doa supaya Bintang bisa melewatinya.

Di sampingnya ada kedua sahabatnya yang memberi kekuatan untuknya. Sesekali menepuk pundak Kelvin.

Sementara di depannya ada kedua sahabat Bintang yang membolos hari ini demi menemani Bintang operasi.

Kelvin melihat jam di tangannya lalu mendesah keras. Sudah dua jam namun belum juga ada tanda-tanda operasi selesai.

Memang kemarin dokter Risyad sempat bilang operasi akan selesai dalam tiga sampai empat jam tergantung bagaimana kondisi pasien itu sendiri.

"lo yang sabar, Bintang pasti bisa melewatinya" Reka menepuk bahu Kelvin menenangkannya.

"gue hanya takut, sekarang yang gue punya cuman Bintang"

"kalau lo takut, lalu bagaimana dengan Bintang. Di dalam sana dia lebih ketakutan dari lo. Jadi gue mohon demi Bintang, buang semua rasa takut lo dan positif thingking aja. Lo harus yakin operasi ini bakalan berhasil".

Kelvin menoleh ke arah Tristan lalu tersenyum, benar yang dikatakannya ia harus kuat demi Bintang, disini Bintang yang menjalaninya dan dia butuh kekuatan.

"thanks. Dan terima kasih kalian sudah ada di sini buat gue dan Bintang" ucapan tulus itu keluar dari mulut Kelvin.

"santai aja bang. Bintang juga berarti buat kita kok. Karena itulah kita disini" timpal Agha.

"oh ya bang setelah ini kalian mau tinggal di mana?" tanya Rega yang mrnjadi Kepo setelah kemarin Kelvin menceritakan semua. Itung-itung sembari menunggu operasinya selesai supaya tidak tegang.

"entahlah, gue juga tidak tahu. Mungkin setelah ini gue akan cari kontrakkan".

"gimana kalau kalian tinggal di basecamp kita aja. Rumah ketiga kita saat kita malas untuk pulang"

Kelvin mengerutkan dahinya bingung dengan ucapan Rega.

"iya bang. Jadi gini Bintang mendapatkan rumah yang kita bilang basecamp itu dari mang jono. Katanya dia dulu tukang kebun di rumah abang. Dan setelah mereka pindah, Bintang membeli rumah itu dan kita bertiga saling gotong royong merenovasi rumah itu.

Dan sekarang sudah lumayan kok bang, udah mirip apartemen malahan. Abang tahukan Bintang sering balapan dan kita juga sering manggung di cafe maupun off air. Jadi uangnya bisa kami buat untuk merenovasi itu".

Penjelasa Rega yang panjang dan lebar gak pake tinggi itu membuat Kelvin cengo.

Kelvin ungat mang jono dan istrinya dulu memang sangat dekat. Sampai keluarga itu pindah dan Bintang yang menangis terus sampai seharian.

Bahkan ia saat itu bingung sendiri menenangkan Bintang yang terus menangis dan berakhir demam selama seminggu.

Kelvin juga tahu kenapa Bintang begitu dekat dengan Mang Jono dan istrinya. Karena memang sedari kecil merekalah yang merawatnya, melebihi anak kandungnya sendiri.

"akan gue pikirin itu nanti. Kita lihat kondisi bintang dulu bagaimana. Tapi sepertinya aku akan menempati itu. Bagaimanapun mungkin Bintang lebih nyaman di rumah itu"

Agha dan Rega hanya mengganggukkan kepalanya sebagai balasan ucapan ke Kelvin.

Sampai tidak terasa pintu ruang operasi itu terbuka menampilkan tiga dokter yang keluar sekaligus dengan wajah lelahnya.

Tentang BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang