Bab 15 Sejo

210 28 0
                                    

Jino sedang berdiri di jendela kelasnya, ia memperhatikan Aya yang sedang berjalan dari pustaka. Senyuman tercipta diwajah laki-laki yang memiliki tinggi 168 cm itu, seraya menarik tubuh Aya kedekapannya.

Aya tersentak karena tidak mengetahui keberadaan Jino yang sedang nongkrong di jendela. "Jangan berjalan sendirian, nanti di culik." Bisik Jino masih mendekap Aya dengan wajah santainya.

Rean yang tidak sengaja melihatnya segera mengepal tinju. Ingin rasanya ia menempelkan tinjunya ke wajah Jino dan mengatakan jangan sentuh wanitaku.

Tapi ia sadar, dengan cara seperti itu Aya akan menolaknya mentah-mentah. Aya menyuruh Jino keluar, mereka berjalan menuju kantin untuk menambah energi.

Siangnya Jino dan Aldri diminta untuk latihan, karena mereka akan tampil lagi di acara festival tempo lalu. Kali ini Jino memainkan gitar listrik yang baru datang dari pihak musical yang memberikan generasi cemerlang beberapa alat musik. Sementara Aldri tetap pada drumnya.

 Sementara Aldri tetap pada drumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎸🎸🎸

Rean memperhatikan jarum arlojinya, jarum pendek menunjukkan angka lima sementara jarum panjangnya juga sebentar lagi akan bergerak ke angka yang sama.

Rean menanti seseorang, sudah tiga puluh menit ia  duduk di bangku kafe corner dan beberapa pocky telah berhasil ia musnahkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rean menanti seseorang, sudah tiga puluh menit ia  duduk di bangku kafe corner dan beberapa pocky telah berhasil ia musnahkan. Namun yang dinanti belum juga datang, hingga akhirnya Rean mengusulkan diri untuk keluar dari tempat ini.

"Hai, sorry ya aku baru nyampai. Kejebak macet soalnya."

Rean mendengus dan kembali duduk. Wanita itu memesan minuman dan menanyai apa rencana mereka untuk memisahkan Jino dan Aya. Rean mulai menceritakan rencananya, sedangkan wanita di depannya mengangguk-angguk seperti sedang mendengarkan irama dangdut.

🎸🎸🎸

Para sejo sedang berkumpul di lapangan basket generasi cemerlang. Mereka menanti duse yang belum datang, kali ini sejo ingin menyemangati idola mereka agar masuk ke babak selanjutnya.

You're My Soul (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang