Bab 35 Zona Bahaya

182 14 0
                                    

"Aku tidak sengaja, serius. 

Waktu itu aku juga tidak sengaja. Semuanya hanya kebetulan, maaf ya. Demi apapun aku tidak sengaja, semuanya terjadi tanpa aku rencanakan. Maaf."

Gadis itu menatap Aldri sengit, sejak lelaki ini ada di star'school ketenangannya terasa terganggu. Ia merasa sedang berada di zona bahaya kalau bertemu lelaki ini. Itulah yang ada di pikiran Naura saat ini.

"Boleh berteman?" Aldri mengulurkan tangannya pada Naura, mencoba untuk mengenal gadis itu secara baik-baik. Namun Naura tidak menjawab, dan malah mengabaikan tangan Aldri yang sedari tadi mengajaknya bersalaman.

Naura menatap Aldri dengan tatapan yang tidak bersahabat, ia berlalu mengabaikan Aldri yang meletakan tangannya kedada. Sekarang Aldri baru sadar, bahwa dengan tatapan saja seseorang bisa menyakiti.

Aach. Lagi-lagi Naura mengaduh saat pintu pustaka di dorong Jino yang hendak menemui Aldri, yang tadi katanya mau kepustaka sebelum mereka berpencar.

"Kamu tidak apa-apa? Maaf, aku tidak sengaja." Tutur Jino seraya meniup dahi Naura. Naura yang memperhatikan Jino secara dekat langsung terbuai.

Ternyata dia tampan juga, Batin Naura.

Jino yang tidak mendapat respon dari lawannya, mencoba untuk bertanya lagi.

"Iya gak apa," Naura berlalu meninggalkan Jino, yang sempat menggidikan bahunya, ia tidak mengerti dengan tingkah wanita itu. Jino kembali melangkah mencari Aldri. Ia mendekati Aldri yang sedang menutupi wajahnya dengan buku musik.

"Apa membaca seperti itu sekarang?" Jino duduk di samping Aldri yang masih kukuh dengan posisinya.

"Eh, apa kamu ketemu dia, gadis yang kamu taksir. Aku lihat dia baru keluar dari sini." Aldri  mengalihkan buku dari wajahnya, seraya menoleh ke arah Jino yang sedang menunggu jawaban.

Jino menggeleng setelah mendengar penjelasan yang di berikan Aldri.

Aldri mendengarkan saran yang diberikan Jino, ia mencoba memahami apa yang harus ia lakukan, agar dia bisa mendekati Naura, dan meminta maaf atas semua kesalahan yang pernah ia lakukan.

🎸🎸🎸

Rean sedang berdiri di gerbang sekolah, ia sengaja menunggu Aya yang baru turun dari mobil ayahnya.

"Ay, sebaiknya aku yang  antar jemput kamu. Kasihan ayahmu yang harus bolak-balik ke sekolah dan kantornya, boleh ya." Rean menawarkan diri untuk menjadi sopir pribadi Aya.

Aya berjalan sambil berpikir, sekilas senyuman terbentuk di wajah Rean saat Aya mengangguk. Ia baru saja diterima Aya sebagai sopirnya, meskipun ia menyadari kalau dirinya hanyalah sebagai pemeran pengganti disaat pemeran utama sedang tidak ada, itu tidaklah penting bagi Rean sekarang. Karena ia tahu kalau hati bisa berubah kapanpun, sama seperti cuaca yang bisa berubah setiap hari bahkan beberapa jam bisa berganti. Maka hati juga seperti itu tidak bisa di prediksi, karena hati bisa berubah saat menemukan zona kenyamanan.

🎸🎸🎸

Malam ini cuaca sedikit dingin, Aya bersembunyi di dalam selimutnya sembari mengutak-atik gadget yang sedari tadi di mainkan nya. Aya berharap Jino menelponnya malam ini, namun waktu semakin berjalan, gadgetnya masih sepi. Perlahan Aya menutup matanya, mungkin sebaiknya sekarang dia tidur dan beristirahat, karena tidur yang benar itu harus delapan jam.

Beberapa menit kemudian, Aya kembali membuka matanya, gadget nya bergetar. Namun rasa kecewa kembali memancar di raut wajahnya, saat nama Kevin tertera di sana.

"Kirain Jino." Gumamnya sembari menggeser tombol jawab di layar gadgetnya.

🎸🎸🎸

Di asrama, Jino sedang menghubungi ibunya lewat video call. Sedangkan Aldri menghubungi Dika yang mengatakan kalau dirinya sangat merindukan mereka berdua. Hari-harinya terasa ada yang kurang, selalu sepi setiap dia berada di sekolah.

"Oke bu jaga kesehatan ya, jangan lupa doakan aku. Bi tolong jaga ibu dan Beuly ya." Pinta Jino memperhatikan Asih yang ada di belakang ibunya.

Jino menutup panggilannya, ia mendekati Aldri lalu menyapa Dika yang sedang tersenyum melihat mereka. Aldri menceritakan seorang wanita yang sekarang ia kagumi di star'school. Tetapi selalu saja ada bencana saat mereka bertemu, Aldri masih bercerita kepada Dika yang senantiasa mendengarkannya.

Jino yang merasa lapar, segera bangkit dan berjalan menuju dapur. Ia mengambil panci lalu memasukan air beserta mie instant dan menenggerkannya di atas kompor.
Sembari menunggu, Jino menghubungi Aya, hari ini dia belum mengabarinya sejak pagi, karena hari ini Jino banyak urusan di sekolah.

Jino mengerutkan dahi saat panggilannya menunggu. "Lagi telponan sama siapa nih" gumamnya dia kembali mencoba menghubungi Aya. Ia terus mencoba sampai Aya mengangkatnya.

"Ayo abis telponan sama siapa?" Goda Jino setelah Aya menjawab panggilannya. Aya memberitahu bahwa yang menelponnya barusan adalah kakaknya.

Aya kepoin Jino sedang melakukan apa, Jino menjawab ia sedang memasak mie. Aya menegur Jino agar tidak sering menikmati makanan seperti itu.

"Jangan makan mie terus beb. Kan kemarin katanya juga makan mie, kenapa si makan indomie mulu?"

Jino menjauhi gadgetnya dari telinga saat Aya mengoceh.

"Kan ayang papi sama seperti indomi." Lebay Jino yang membuat Aya mengernyitkan dahi tanpa sepengetahuan Jino.

"Sama? Sama apanya?"

"Sama-sama selerahku."

Aya tertawa di seberang sana, "pokoknya besok gak boleh lagi makan mie. Buat hari ini aku maafin."

"Iya, iya. Siap komandan, laksanakan."
.
.
.
Cie yang pacarannya, selalu ngasih kabar walaupun berjauhan. Terus bagaimana bagi pembaca yang tidak mendapatkan kabar sejak dia pergi?

Saran author tinggalin aja, cari pacal balu...

Shave dan vote ya.. 

Tbc.

Yang kangen Aldri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang kangen Aldri

You're My Soul (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang