Bab 6 Pacar Jino

248 32 19
                                    

Hai reader, masih ada yang lanjut baca gak? Mohon di follow ya. Share and save ke temannya.

🎸🎸🎸

"Ay, kamu di panggil bu Frita." Aldri mengibuli Aya, agar ia meninggalkan Rean segera.

"Aku ingatkan, jangan lagi mendekati Aya. Kalau tidak mau tubuhmu berakhir seperti telur orak-arik."

Aldri menatap Rean dengan tatapan mengintimidasi, sementara Rean tersenyum getir, "coba saja kalau kau bisa."

Rean meninggalkan Aldri yang sedang mengepal jemarinya.

Saat pulang, Rean menghentikan mobilnya. Ia memperhatikan Aya yang sedang menunggu jemputan.

"Belum ada yang jemput?" Aya mengalihkan pandangannya ke Rean yang sedang tersenyum.

"Belum, nih."

"Boleh aku antar?"

Aya mengangguk, tanpa berpikir lagi ia duduk di samping Rean. Sementara Jino sedang memboncengi Livia dengan CBRnya, "Livi, kamu gak takut hitam kalau nebeng terus sama aku?" tanya Jino, saat berhenti di lampu merah. Aya menangkap keberadaan Jino yang terlihat jelas dari balik mobil Rean. Rean yang memperhatikan Aya, juga mengetahui pandangan gadis itu kemana.

"Itu pacar Jino, dia beda kelas dengan kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Itu pacar Jino, dia beda kelas dengan kita. Apa kamu cemburu?" tutur Rean yang mengamati Aya, Aya mengalihkan pandangannya dari Jino ke Rean. "Cemburu? Kenapa aku cemburu. Kan dia bukan siapa-siapa aku."

"Ya siapa tau, selama beberapa hari ini kamu baper. Di gombalin dia," terang Rean.

"Apa aku gak di bolehin numpang nih?" Livia malah balik tanya. Jino tersenyum sembari memperhatikan lampu lalu lintas yang masih merah.

"Bukan gitu, kebanyakan cewek itu takut sama matahari."

"Aku tidak takut selama ada kamu yang menemani. Apa lagi mataharinya pake eskalator." Canda Livia, sembari memeluk Jino dan menyandarkan kepalanya di balik punggung Jino. "Seperti ini, aku akan terhindar dari sinar uv." Jino semakin mempelebar senyumnya.

Rean juga ikut tersenyum melihat pemandangan ini, sementara Aya merasa ada yang menusuk di hatinya. Karena selama ini dia pikir Jino gombalin dia karena memang ada rasa.

"Jino orangnya memang gitu Ay, dia selalu dekati anak baru dan gombalin mereka. Aku heran, kenapa dia masih mau mainin orang dengan gombalannya, sementara dia udah punya pacar. Kalau aku jadi dia, alangkah baiknya. Gombalan itu hanya untuk pacarku saja."

Mendengar ucapan Rean, Aya mulai berpikir. Kalau Rean jauh lebih baik dari Jino, yang tidak menjaga perasaan pacarnya.

Ia tersenyum dan mulai memperhatikan Rean yang berbicara, saat mobil mereka mulai berjalan meninggalkan lampu merah.

You're My Soul (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang