Bab 31 Mencoba

183 15 0
                                    

Aya terlihat lemas ia tidak bersemangat dari bangun tidur.
Suci menghampirinya,
Masih memakai celemek bermotip bunga melati, ia membawa pisau dan pisang yang masih utuh.

"Ini, bantu mama kupasin! Masih pagi udah malas-malasan." Tutur Suci sambil menyerahkan pisang beserta pisau pada Aya.

"Aku gak nyaman ma, mau ngapain aja aku ke pikiran Jino terus. Aku takut dia bakal lupa sama aku, karena kesibukannya di sana." Curhat Aya, dengan wajah cemberut. Suci menggeleng, sambil memasukkan pisang ke tepung yang sudah di campuri air.

"Jino gak akan lupa sama kamu, karena kesibukan, tapi kalau karena wanita lain, mungkin dia bisa lupa sama kamu." Suci terkekeh, membuat Aya menambah cemberut nya lima centi lagi.

"Ma, aku minggu depan harus ke Jakarta, aku di tugaskan lagi ke sana selama beberapa bulan."

Kevin menghampiri ibunya yang sedang menggoreng pisang, ia menyentuh piring dan mengambil beberapa pisang yang telah siap di makan. Aya mendekati kakaknya yang sekarang sedang duduk di meja makan.

Kevin menyiramkan susu cokelat yang ada di atas meja ke pisang gorengnya, lalu melahapnya tanpa sisa.

"Kakak sama siapa di sana?" Tanya Aya yang memainkan permukaan gelas yang ada di hadapannya, ia berhenti mengupas pisang yang masih tersisa.

"Sendirilah, kan aku masih jomblo. Belum ada yang nemanin." Jawab Kevin yang sekarang menyantap pisang krispynya yang ke dua.

"Eem, bagaimana kalau aku temanin kakak disana, Bikinin kakak sarapan tiap pagi, bersihin rumah dan nyuci serta setrika pakaian ka-"

Belum sempat Aya menyelesaikan ucapannya Suci angkat bicara. "Gaaak boleh!"

Lagi-lagi Aya cemberut mendengar ucapan ibunya, Kevin mencibiri adik satu-satunya. Ia selalu mengganggu Aya dengan ekspresi wajah jelek untuk mengganggunya.

"Boleh ya kak, kakak kan bisa jaga aku nanti di sana." Aya kembali menggoda kakaknya yang sedang berhenti mengunyah.

"Kamu kan sekolah, masa pindah lagi, lagian aku ke sana itu kerja. Bukan santai dan jadi baby sister kamu, sini! Nanti ada kuman lagi, nempel. Lanjutin kupas pisangnya. Enak nih" Tutur Kevin seraya meraih gelas yang di mainkan adiknya, ia meneguk segelas air putih terus bangkit dari tempat duduknya menuju kamar mandi.

🎸🎸🎸

Choky dan Bram sedang duduk di bawah pohon rindang, di taman star'school. Mereka sedang melatih suara untuk album barunya. Xello menghampiri sambil membawa kertas musik, ia duduk di samping Bram sambil menulis nada.

"Sekeras itu ya kamu menantang mereka?" Tanya Bram, yang sekarang memperhatikan nada yang di tulis Xello.

"Bagaimana kalau mereka bisa, dan kita kalah, muka kita taroh di mana? Di Bokong?" Jelas Xello yang masih, mencoba menyambungkan nada.

"Aku yakin kita menang, mereka kan hanya bisa menyanyikan lagu yang di aransemen, bukan menciptakan lagu." Sambung Choky, yang sedang melambaikan tangannya ke seorang wanita yang menyapanya.

"Iya. Justru itu, siapa tau pengaransemennya adalah mereka, bukan orang lain, sudahlah aku mau selesaikan ini. Kalian lanjutkan kegiatan kalian. Tidak ada yang tidak mustahil di dunia ini."

Xello meninggalkan dua temannya, ia menelusuri gang kecil yang ada di taman sekolah. Tanpa sengaja ia melihat wanita yang selama ini di taksirnya, seraya mengejar wanita itu sambil menyembunyikan kertas musik yang ia kerjakan.

"Hei Naura, mau kemana?" Xello memperhatikan sekitar.

"Yang lain mana?" Tanya nya ramah, gadis yang di panggil Naura itu menoleh, sekilas memberikan senyum.

You're My Soul (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang