Bab 1 Anak Baru

481 43 31
                                    

Pagi ini Jino kembali masuk sekolah. Libur kenaikan kelas telah berakhir, sekarang saatnya duduk di kelas baru, dan bangku baru. Kembali menjalani aktivitas seperti biasa. Yaitu bangun pagi, mandi dan berangkat ke sekolah, untuk menimbah ilmu yang tiada keringnya.

Sebenarnya Jino tidak begitu menyukai sekolah, yang setiap pagi menuntutnya untuk menulis, membaca, dan menyimak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya Jino tidak begitu menyukai sekolah, yang setiap pagi menuntutnya untuk menulis, membaca, dan menyimak. Namun anehnya kalau dia sudah bangun, tanpa di suruh. Dia selalu melakukan hal itu dengan cepat. Hingga sekarang dia sudah berada di area parkir SMA Generasi Cemerlang.

SMA ini memiliki sistem yang berbeda, dimana anak muridnya tidak perlu lagi sibuk mencari kelas baru mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SMA ini memiliki sistem yang berbeda, dimana anak muridnya tidak perlu lagi sibuk mencari kelas baru mereka. Karena pengacakan nama murid tidak berlaku disini, siapa yang mendapat kelas a sejak awal masuk Generasi Cemerlang, maka sampai kelas 12 dia akan tetap berada di kelas a.  Seperti Jino yang sudah tahu kalau kelasnya adalah kelas 12a, karena waktu kelas 10 dia duduk di 10a.

Lain halnya dengan siswi yang satu ini, ia seperti  sedang mencari sesuatu, apa itu kelas atau ruangan. Yang jelas, ia membaca setiap tulisan yang tertera di ventilasi pintu, hingga berakhir menabrak Jino, yang sedang sibuk menyapa fansnya. Buku yang ia bawa sejak tadi akhirnya terjun bebas kelantai.

Jino segera membantu memungutnya, dan menyodorkan buku yang berhasil ia pungut. Namun setelah melihat wanita yang ada di depannya, ekspresinya berubah seperti kehilangan separoh akalnya. Ya, Jino terkesima.

Aku ingin waktu ini berhenti, dengan begitu. Sekarang aku bisa melihatmu lebih lama lagi. Batinnya, yang masih menyodorkan buku kepada wanita itu.

"Itu Jino," ujar seorang siswi kepada temannya, mereka mendekat.

"Jin, ini buat kamu." seru yang satunya lagi, setelah tepat berada di samping Jino.

Wanita itu segera mengambil buku yang Jino sodorkan, dan berlalu dari ketiganya.

"Hei Jin, ini mau gak?" Jino tidak bergeming.

"Kenapa nih anak?" ujar dua cewek yang selama ini menjadi SeJin di SMA ini. SeJin adalah nama fans Jino, ia memiliki band sejak duduk di SMP bersama Aldri. Mereka memberi nama bandnya dengan nama dua sejoli. Dan menamai fans mereka sebagai sejo.

Karena ekspresi Jino yang linglung, dua wanita itu menggeleng dan meninggalkan Jino, setelah meletakan dua bungkus coklat di saku bajunya. Hal ini membuat wanita yang tadi menabrak Jino tersenyum, Jino pun membalasnya.

"Hei, senyum sendirian?"

Jino terkejut saat tangan Aldri mendarat di bahunya.

"Apaan sih, ganggu aja." dengusnya, yang kembali melihat kearah wanita tadi, namun dia telah menghilang. Jino kembali mendengus sembari melangkah. Aldri mengejarnya lalu merangkul bahu Jino.

"Kamu tahu gak?"

"Gak, dan aku gak mau tau." balas Jino yang masih kesal kepada Aldri.

"Ya udah kalau gak mau tau." Aldri kembali melepaskan rangkulannya dari bahu Jino yang masih enggan meliriknya.

Bel berbunyi, semua siswa berbaris sesuai kelas yang telah di tentukan. Dan beberapa pengarahan dari kepala sekolah juga telah di sampaikan. Kini semua siswa masuk menuju kelas mereka, masing-masing. Keadaan kelas terdengar berisik. Bahkan bisa mengalahkan berisik nya pasar ilegal yang sedang bernegosiasi. Ya iyalah, namanya juga ilegal thour.

Semua murid sedang bersuara, mereka saling membicarakan kemana mereka menghabiskan liburan, dan hal yang lainnya. Kecuali Jino yang hanya terdiam, dan tidak mempedulikan ucapan Aldri yang berada di sampingnya.

Ia malah menggunakan earphone, untuk tidak mendengarkan ucapan Aldri yang selalu tidak berfaedah setiap kali bicara. Namun, kebisingan itu berhenti saat seorang wanita masuk dengan senyuman manisnya.

"Selamat pagi anak-anak, salam manis dari ibu yang paling manis di SMA ini." Sapanya seraya menunjukkan jari telunjuk dan tengahnya, hingga berbentuk v.

Jino menghela nafasnya, ini sering dia temui setiap guru yang satu ini masuk kelas. Jino mengalihkan pandangan ke jendela. Disana ia melihat seorang siswi sedang berdiri, namun tirai jendela menghalangi wajah gadis itu.

"Kenalkan nama saya, Frita Putri Ananti. Anaknya pak Anan dan Bu Anti, mulai hari ini ibu jadi wali kelas kalian. Horee.. Senang dong, tentunya?" Ujar Frita dengan gaya alaynya.

"Buk, tidak perlu perkenalkan diri lagi. Kami sudah tau. Langsung pemilihan ketua kelas aja, iya gak guys." seru Aldri kepada teman sekelasnya.

"Iyaaa." Serempak mereka menjawab. Kecuali Jino yang masih pokus kepada wanita yang berada diluar kelasnya. Ia penasaran, kenapa dia tidak masuk, padahal kan guru sudah berdiri di depan kelas. Jangan-jangan.. Jino membatin, masih memperhatikan targetnya.

"Tunggu, hari ini selain kalian punya wali kelas semanis ibu, kalian juga punya teman baru. Dia juga manis seperti ibu, dan pindahan dari Jakarta, nak silahkan masuk. Perkenalkan dirimu!"

Wanita yang Jino pandangi segera bergerak, ia melangkah mendekati Frita yang sedang tersenyum. Jino perlahan melepaskan earphone nya. Ia ingin tahu lebih, dengan orang yang sedang melambaikan tangan di depan kelasnya.

Apa aku sedang halusinasi? Kenapa dia berdiri disana?
Batin Jino.

Aldri menyikutnya pelan, lalu memajukan dagunya, memberi sebuah isyarat untuk berkenalan dengan wanita itu. Kini Jino tahu, kalau dia bukanlah sedang berhalusinasi.

Ini Jino halunya guys

Ini Jino halunya guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc.

Follow yuk akunnya, dan share and save ceritanya.

You're My Soul (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang