Bab 17 Putus

228 26 1
                                    

Jino berjalan dengan langkah gontai, pikirannya kacau balau. Semua penghiatan Aya benar-benar diluar dugaannya.

Langkahnya terhenti saat Aya meloncat ke punggungnya, secara tiba-tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langkahnya terhenti saat Aya meloncat ke punggungnya, secara tiba-tiba. Jino yang menoleh langsung melihat gadis itu tersenyum manis, seperti tidak berdosa. Senyuman yang selalu membuat hati Jino menjadi tenteram, tapi pagi ini dia tidak lagi menemukan ketenteraman itu. Ia merasa semakin sakit melihatnya, karena senyuman itu bukan hanya di tujukan pada dirinya seorang. Melainkan orang lain.

"Sayang, kenapa gak jemput aku. Dan kenapa chat aku gak balas." Tanya Aya sembari melingkarkan tangannya di depan dada Jino.

"Kenapa? Kamu kok dingin gini." Aya tidak mengerti dengan perlakuan Jino barusan, Jino menurunkan Aya dan melepaskan tangannya dari dada bidangnya.

"Ini sekolah, nanti pulang sekolah kamu kelapangan basket, ada yang mau aku katakan."

Jino berjalan dengan langkah panjang, membuat Aya tertinggal.

🎸🎸🎸

Sera mendekati Jino yang membereskan beberapa coklat dan surat dari para sejo. Ia selalu mendapatkan hadiah seperti ini setiap pagi, kadang ia membawanya pulang, namun lebih sering membagikannya kepada teman-temannya.

"Jin,"

Sera memberikan kue cokelat, seraya tersenyum karena Jino langsung mengambilnya tanpa ada penolakan. Jino memang selalu baik kepada sejo karena dia tahu, bagaimana susahnya menyukai orang yang tidak bisa mengenali kita.

"Nanti mau ngomongin apa di lapangan? Mau bilang kalau kamu berhenti secara resmi dari duse?"

"Nanti kamu juga tau."

🎸🎸🎸

Jam terakhir telah selesai semua siswa pergi kerumah masing-masing. Tapi tidak dengan para sejo. Mereka kembali berkumpul di lapangan basket, Dika yang tidak mempunyai jadwal siang ini pun ikut nimbrung. Dika duduk di beberapa kerumunan wanita yang kebetulan juga menyukainya dalam basket.

Semua sejo diam, suasana begitu hening. Mata mereka tertuju pada Jino yang masuk kelapang dan di ikuti Aya dengan ekspresi sedikit canggung. Ia sadar kalau sekarang dia menjadi titik pandang beberapa pasangan mata.

Jangan memperkenalkan aku dengan cara seperti ini Jin. Aku malu meski berakhir bahagia. Tapi aku belum siap. Batin Aya yang telah menghentikan langkahnya.

Mereka sedang berdiri di bawah ring basket, dan para sejo duduk di tengah lapangan.

Beberapa suara kembali terdengar, mereka saling berbisik. Pikiran mereka bercabang, mereka mulai tidak menyukai Jino yang nekat keluar dari duse demi gadis yang ada di sampingnya.

"Diam dan dengarkan."

Aldri menghentikan langkahnya, ia baru sampai ke lapangan. Jino mau ngapain, kenapa Aya ada disini? Aldri membatin. Saat melihat Aya dan Jino berdiri menghadap sejo.

"Semalam saya tidak bisa tidur." Ujar Jino, memulai ucapannya.

Aku juga Jin, selalu mikirin kamu.

"Aku selalu memikirkan,"

O, tidak. Jangan katakan itu di depan semua orang. Sekarang saja pipiku sudah seperti udang rebus. Apa lagi nanti bisa gosong wajahku. Aya kembali membatin.

"Ucapan kalian yang kemarin sore. Tapi, sekarang aku telah menemukan jawabannya."

Jino memegang kedua tanga Aya, gadis itu menundukan wajah. Ia sangat malu dengan perlakuan Jino yang begitu manis dan bisa membuatnya terserang diabetes dadakan.

"Ay," Jino menghela nafasnya, ia tahu apa yang akan ia katakan pasti sangat menyakiti gadis yang ada didepannya. Tapi kenapa? Untuk apa dia memikirkan perasaan wanita ini, sementara dia tidak memikirkan perasaannya yang teramat sakit di permainkan dengan yang lain.

"Aya, mulai hari ini. KITA PUTUS."

Aya terkejut luar biasa, dirinya seperti di sambar geledek. Ia merasa tidak lagi berpijak di bumi, melainkan di awang-awang. Belum lagi disini ada ratusan orang yang menyaksikan mereka, kenapa Jino mengatakan ini secara mendadak.

Aya menatap Jino yang datar, ia terlihat santai memperhatikan wajahnya yang sudah mendung. Aya berharap ini hanyalah sebuah mimpi, ia mencoba mencubit pipinya sendiri lalu merintih.

"Kamu sedang tidak bermimpi Ay. Ini nyata, realita." Jino menjelaskannya

"Kamu becanda kan, Jin." Aya tersenyum dan mencoba menggapai tangan Jino.

"Aku gak becanda, aku serius. Mulai hari ini kita tidak ada lagi apa-apa," Jino mengalihkan pandangannya ke sejo yang sedang tersenyum. Karena Jino memilih pilihan yang benar.

"Kenapa Jin, kenapa kamu melakukannya? Apa selama ini kamu hanya mempermain aku?"

"Karena aku sadar Ay, kalau cintamu itu seperti ikhfa. Tidak jelas, samar."

Aya tidak mengerti apa yang Jino katakan, yang dia tahu, dirinya selalu menjaga hatinya untuk satu orang. Dan orang itu adalah Jino. Tapi kenapa, lelakinya berubah dan malah menyalahkan dirinya.

"Apa ini karena kamu melihatku dengan Rean waktu itu? Kalau demikian aku akan jelaskan. Aku tidak ada hubungan ap-"

"Sebaiknya kamu pergi sekarang, aku tidak mau lagi melihatmu." Aya menggeleng beberapa kali, ia tidak menyangkah kalau Jino sekasar ini.

Aya berlari meninggalkan Jino yang mengawasinya dari ekor matanya. Ia juga merasa sakit, karena cintanya tidaklah sempurna untuk di abadikan apalagi untuk di kenang.

Aldri menatap Aya yang berderai airmata.

"Ay."

Namun panggilan Aldri tidak di indahkannya. Ia terus berlari menjauh sejauh mungkin dari tempat itu.

Sera segera mengirim pesan singkat ke Rean,  dari gerbang sekolah Rean tersenyum membaca chat dari Sera, dia harus segera mencari Aya dan menenangkan hati wanita itu.

"Maaf Ay, aku terlalu jahat. Untuk mendapatkan kamu saja, aku harus membuat dirimu terluka lebih dulu. Tapi aku janji, aku tidak akan melepaskanmu."

Rean mulai berlari mencari keberadaa Aya, senyumannya kembali tercipta setelah melihat orang yang ia cari sedang berlari menuju ke arahnya.

"Ay, kamu kenapa?"

"Rean," Aya jatuh kepelukan lelaki yang ada di depannya. Ia butuh tubuh untuk menahan dirinya sekarang. Tubuhnya begitu lemah untuk berdiri.

"Iya Ay," dengan senang hati Rean memeluk Aya seraya membelai rambut panjang gadis itu.

"Bawa aku pergi dari sini Re. Aku tidak mau disini."

Tbc.

Share and save ya.. di tunggu follow nya.

You're My Soul (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang