Bab 7 Muak

240 32 0
                                    

Aldri semakin kesal saat Aya tidak mau membantunya menyelesaikan kesalahpahaman ini. Ingin rasanya ia menghabisi gadis ini seketika, namun ia tidak akan bisa melakukan hal itu.

Beberapa hari terlewatkan, Aldri dan Jino masih belum berbaikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa hari terlewatkan, Aldri dan Jino masih belum berbaikan. Aldri merasa begitu sulit untuk bertemu Jino, belum lagi sekarang ia terpisah kursi sejak masalah itu ada. Kini Jino duduk dengan Dika, mereka berada di meja depan.

Aldri merenung, ia merasa dikucilkan, terabaikan, dan dibuang. Aya yang menyadari hal itu mendekat, ia duduk di samping Aldri.

"Kamu ngapain disini? Mau memperkeruh suasana lagi." Tanya Aldri, sembari mengatupkan kedua rahangnya.

Dika berbisik, sementara Jino tidak bergeming. Mereka pasti salah paham lagi. Batin Aldri.

Saat istirahat, Aldri mencoba lagi untuk bicara. Namun Jino tidak ingin mendengarkan ucapannya. Ia menyuruh Dika untuk menyampaikan apa yang ingin ia katakan, "Dik, kasih tau sama orang ini. Kalau aku tidak ingin bertemu dengannya, apa lagi bicara."

Dika mengelengkan kepala, ia menoleh ke Aldri, yang sedang menatap Jino yang telah meninggalkannya beberapa langkah. "Aish, Jino, tunggu." Dika segera meninggalkan Aldri yang langsung menundukan kepala.

"Aduh, kasihan ya di kucilin." Ejek Erwin yang datang bersama Rean. Mereka tahu apa yang terjadi antara Jino dan Aldri, setelah mencari tahu dari Aya.

Aldri berjalan menahan emosi sedari tadi, namun Erwin dan Rean masih mengikutinya dengan sindiran-sindiran yang menggores hati. Hingga ia melayangkan tinjunya ke wajah Rean, Erwin mencoba untuk menolong. Namun Aldri begitu kuat memegang Rean, beberapa kali ia memukulnya. Dan satu pukulan meleset ke wajah Erwin, karena Rean mengelak. Erwin langsung terjungkal ke lantai.

Semua siswa mulai berkumpul, Jino dan Dika yang baru keluar dari lapangan basketpun melihat, kerumunan yang tidak berada jauh dari tempat mereka berdiri.

"Ada apa tuh?" Ujar Jino,

"kepoin Kuy!" ajak Dika.

Saat mereka sampai, perkelahian pun berakhir. Karena Zoni sudah menengahi mereka. "Ah, gak seru." sahut Alvin saat di suruh bubar dari TKP. Begitupun yang lain, mereka sedikit kecewa karena perkelahian nya berdurasi sangat singkat.

Saat yang lain bubar, mata Aldri menangkap keberadaan Jino, yang sekarang masih terpaku memperhatikannya.

"Kalian ngapain bikin onar disini, mau jadi jagoan? Kamu Aldri, pasti kamu duluan kan yang mulai. Lihat saya!" tegur Zoni, saat mata Aldri masih memandangi Jino yang sudah melangkah meninggalkannya.

🎸🎸🎸

Semua guru menanggapi kejadian ini karena Aldri. Secara, sejak kelas 10 Aldri suka membuat kerusuhan, tetapi belum pernah separah ini. Biasanya ia hanya suka bolos, dan membuat lelucon. Tapi kali ini ia malah membuat Rean patah tulang, Rean memang beruntung. Karena citranya memang baik di Generasi Cemerlang, bahkan para guru tidak ada yang mencurigainya.
Karena sejak kelas 10 Rean selalu mengukir prestasi, jadi. Siapa yang berani menuduhnya.

You're My Soul (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang