Extra Part

179 16 2
                                    

Aya sedang tertawa melihat Jino sedang menggoreng ikan di dapur, bagaimana tidak. Gaya Jino sekarang seperti sedang mau berperang. Dia menggunakanpenutup panci sebagai perisai dari percikan minyak goreng. Dan spatula sebagai senjatanya.

Sesekali ia mengadu akibat tembakan dari ikan yang sedang berenang di teplon.

"Jangan ketawa, lagi berusaha jati suami sejati ni." Gerutu Jino di depan kompor listriknya.

"Iya deh iya maaf."

Aya dan Jino sudah satu tahun hidup bersama, mereka menikah setelah kakak mereka berkeluarga selama lima bulan. Kini Kevin dan Jessica telah memiliki satu anak yang lucu, dan sebentar lagi giliran Aya dan Jino akan mendapatkannya.

Kini Aya tengah menunggu hari kelahiran anak perdananya. Jino masih menjadi artis ternama sampai sekarang, kadang dia hadir sebagai member duse, kadang sebagai penyanyi solo.

🎸🎸🎸

"Sayang, gorengnya asin. Sayurnya juga." Komen Aya saat mencicipi masakan suaminya yang sekarang terlihat kecewa. Karena ia gagal lagi dalam perjuangan menjadi koki buat Aya.

Aya menunjuk bunga yang belum terkena siraman Jino, dari tadi dia selalu protes dengan pekerjaan Jino yang jelas bukan keahliannya.

Aya sengaja menyuruh Jino untuk melakukan hal ini, supaya saat dia melahirkan Jino merasa tidak kewalahan lagi mengurus rumah.

"ini udah mi, lihat lah. Makanya kita pakai pembantu aja ya. Papi mau ngurus mami aja, kalau rumah dan isinya biar pembantu yang urus ya." Usul Jino yang sejak dulu ingin mencari pembantu, namun selalu di tolak Aya.

"Aduh,"

"Iya, iya enggak deh. Papi aja yang kerjain semua." Jawab Jino yang tidak memperhatikan Aya yang tengah duduk di kursi taman rumah mereka. Ia mengelus perutnya.

"Papi, sakit."

Jino menoleh dan segera berlari ketempat Aya, "sayang kamu sudah sakit?" Aya menjawab dengan anggukan, ia terlihat sedang menahan sakit.

Jino segera membawa istrinya ke rumah sakit, Amel dan Suci sekarang sudah datang dan menanti kelahiran cucu mereka.

Uweek, uweek, uweek,

Jino tersenyum mendengar tangisan bayinya, ia segera mendekati Aya setelah dokter mempersilahkannya masuk.

"Sayang, makasih ya. Sudah berjuang untuk putra kita. I love u." Jino mengecup dahi Aya sembari meneteskan air mata. Kini lengkap sudah kebahagian yang Aya berikan, jadi istri yang baik dan memberikan anak untuk Jino.

Jino menggendong bayinya setelah mengumandangkan adzan ketelinganya, ia mendekat ke Aya yang sedang tersenyum. Aya mencium bayinya terlihat sangat lucu dan sehat.

"Dia mirip papi ya mi, tampan."

"Tampanan dia kayaknya pi." Goda Aya yang suka menjatuhkan kepedean Jino saat memuji dirinya tampan.

"Papi kasih nama Jean Resvano mi. Bagus gak."

"Iya bagus sayang."

Waktu terus berjalan, sekarang Jean sudah berusia 5 tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu terus berjalan, sekarang Jean sudah berusia 5 tahun. Ia sedang memperhatikan album poto saat pernikahan orangtuanya.

"Jean, bukan gitu." Teriakan Aya terdengar Jino dari luar. Ia baru pulang dari pertemuan pers, "ada apa sayang? Dia ngambek lagi?" Tanya Jino setelah masuk dan memperhatikan Aya yang sedang berdiri di ruang tengah.

"Iya pi."

"Kali ini kenapa?"

"Itu, dia marah karna kita gak ngajak dia poto bareng waktu wedding kita."

Jino tertawa lepas saat mendengar ucapan istrinya, Aya pun ikut tertawa karena tingkah putra mereka.

"Sayang, liat nih papi bawah apa?" Bujuk Jino mendekati Jean yang sedang duduk di lantai. Bibirnya terlihat manyun, ia tidak menerima mobil-mobilan yang ayahnya berikan.

 Bibirnya terlihat manyun, ia tidak menerima mobil-mobilan yang ayahnya berikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jean gak mau ini?"

Jino memangku Jean di atas pangkuannya.

"Terus mau apa?"

"Mau poto baleng sama papi dan mami,"

"Ayo, mami. Sini kita poto bareng." Jino meminta Aya mendekat dan saat ingin memotret Jean kembali bersuara.

"Jean gak mau pakaian sepelti ini. Jean maunya papi sama mami pakai pakaian sepelti di poto itu."

Jino dan Aya terpaksa ke salon, mereka kembali memakai pakaian pengantin dan berpoto dengan Jean yang lucu.

Sekarang Jean sumringah saat poto itu di pajang di ruang keluarga.

Sekarang Jean sumringah saat poto itu di pajang di ruang keluarga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini balu kelualga lengkap namanya." Tukasnya masih tersenyum.

"Belum sayang," ucapan Jino membuat Jean menoleh dan bertanya.

"Kenapa belum, pi?"

"Jean kan belum punya adik. Jean mau punya teman bermainkan?"

"Iya mau." Jino berbisik kepada anaknya, dengan cepat Jean berlari ke dapur dimana Aya sedang menyuci perkakas yang kotor.

"Mi, mi." Aya menghentikan aktifitas nya dan menunduk mendengarkan ucapan Jean.

"Jean mau adik mi."

Saat mendengar ucapan itu Aya menatap Jino yang sekarang tersenyum di pintu dapur.

"Dasar Jinoooo...." teriak Aya membuat Jino dan Jean menutup telinga.

End

Thanks ya, maaf kalau tidak memuaskan. Soalnya saya kurang bisa membuat bagian yang terlalu bahagia hahahaha.

Jangan lupa share dan baca cerita saya yang lainnya. Tungguin kisah teman Jino ya.








































You're My Soul (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang