Chapter 15

947 44 0
                                        

Setelah kelulusannya Brandon berniat untuk mencari pekerjaan yang lebih layak dan akhirnya diterima di perusahaan yang lumayan besar. Bukan apa-apa tapi dia sadar akan kebutuhannya yang semakin hari semakin menambah.

Sebenarnya ia juga berat untuk meninggalkan cafe kesayangan nya yang biasanya ia bekerja, disana lah dia mendapatkan teman seperti Glen dan Steve.

Disana ia juga mendapatkan pengertian dari seorang teman, yaa disana lah juga ia merasa hidup kembali. Bersama mereka dia lebih bisa menjalankan hidup. Tapi mau bagaimana lagi, sekarang dia lah yang menjadi tulang punggung untuk adiknya.

Pagi ini ia akan berbicara kepada kedua sahabatnya tentang pengunduran diri dari cafe tersebut. Deg degan rasanya tapi ia mampu mengontrol nya.

Brandon telah sampai di depan pintu cafe, dia merasa grogi ingin menyampaikan hal ini tapi dia harus bisa, ia menghela napas nya sejenak dan mulai masuk ke dalam cafe.

"Woyy, jam berapa nih? Tumben lo pagi-pagi buta udah datang hahaha rajin amat lo!" Brandon hanya melirik Steve dengan tatapan tajam, tapi dia harus sabar menghadapi makhluk seperti dia.

"Dimana Glen? Dia belum dateng?" Ucap nya to the point kepada Steve. Dia tidak ingin berdebat dengan Steve di pagi hari ini sudah cukup ckckck.

"Bentar lagi mungkin, ada apaan lo? Kek ada yang mau diomongin"

"Nunggu Glen aja biar enak" mereka pun menunggu Glen sambil membersihkan seluruh cafe. Meskipun ini adalah hari pemberhentian nya tapi dia ingin membantu sahabat nya sedikit sedikit.

TING..

Pintu cafe pun terbuka menampakkan laki-laki dengan paras nya yang tampan, Glen sudah datang dia sama tampan nya dengan Steve maupun Brandon.

"Glen lama amat lo datang nya, gue kepo banget nih sama Brandon katanya mau ngomongin sesuatu" ucap Steve antusias sambil menarik pergelangan tangan Glen untuk duduk di salah satu meja cafe.

"Gausah pegang-pegang tangan Glen juga kali?! Gue geli tau" ucap Brandon ketus sambil ikut duduk di meja cafe.

"Gue masih normal kali!" Ketus Steve

"Udah ah gausah ribut masih pagi juga, ada apaan Brand? Silahkan lo ngomong aja" santai memang nadanya, sudah terbawa sejak jaman bahula memang ucapan si Glen.

Brandon merasa gugup ketika akan memberitahu hal ini, bibirnya sangat kaku bahkan dia pun sudah berkeringat dingin. Glen dan Steve pun bingung dengan keadaan sahabatnya ini

"Biasa aja kali gausah gugup kek gitu, kek mau nembak cewek aja lo!" cibir Steve dan langsung di sikut oleh Glen untuk diam

"Sebenarnya gue mau ngundurin diri dari pekerjaan ini, karena gue udah diterima di perusahaan yang lumayan lah buat biaya hidup gue sama Bella. Bukannya penghasilan disini nggak bisa memenuhi cuman gue sadar kalo nanti kedepannya kebutuhan gue bakal banyak mangka dari itu gue nyari kerja yang lebih layak" ucap Brandon lantang dengan satu tarikan napas nya, ia lega karena sudah mengutarakan semua omongan nya tetapi tinggal keputusan sahabatnya yang membuat ia kembali was-was.

Glen sempat terkejut dengan ucapan dari sahabatnya ini tetapi ia langsung mengontrolnya lagi, berbeda dengan Steve, ia sekarang sudah memanyunkan bibirnya dan siap untuk mengoceh panjang lebar.

"Kenapa lo mau pindah? Kita nyusahin lo? Enggak kan. Lo kan udah enak kerja disini ngapain harus pindah lagi?" Ketus Steve

Brandon kaget dengan respon yang di berikan oleh Steve, dia marah karena mengundurkan diri atau kah ada hal yang lain yang membuatnya mengeluarkan nada ketus seperti itu.

My Perfect BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang