Chapter 27

761 34 0
                                    

Happy Reading...

❤️❤️❤️

"Kakak" suara lirih dari Bella berhasil Brandon tangkap dari gendang telinga nya. Ia merasa tak asing dengan panggilan tersebut, tetapi kenapa susah sekali untuk di ingat.

"Gini bro, mendingan lo istirahat dulu, nanti gue jelasin siapa 2 cewek ini, dan lo merasa nggak asing kan sama 2 cewek ini?" Brandon mengangguk singkat, Glen menghela napas kasar.

"Tapi lo merasa asing kan sama kita-kita?" Kini tatapan sayu di berikan Steve pada Glen. Merasa sakit hati karena ia tak dingat sama sekali. Tak hanya dia, tapi Glen dan Felix pun juga tak ada di memori otak nya.

"Mendingan kita biarin dia istirahat dulu" semacam komando dari Glen, mereka ber-4 ingin meninggalkan Brandon yang tengah berkutat dengan pikiran nya. Baru saja selangkah ingin meninggalkan Brandon sendirian.

Tiba-tiba..

"BRANDON!!!"

Orang-orang yang berada di ruangan tersebut di kejutkan oleh suara gadis yang tengah mengatur napas nya dan menatap khawatir orang yang ia sebut namanya tadi.

Brandon menatap tak percaya pada orang-orang asing yang tengah berada di depannya. Kenapa semua orang membuat nya harus berpikir keras hingga membuat kepala nya pening?

"Maaf, mbak siapa ya?" Gadis itu menoleh dan mendapati Glen yang sedari tadi memperhatikan nya, dirasa napas nya sudah teratur, ia pun menjawab pertanyaan tersebut "saya Ira, teman kantor nya Brandon" senyum manis menghiasi wajah cantiknya.

Mereka ber-5 menatap tak percaya pada gadis yang mengaku sebagai teman kantor Brandon, bahkan Ira pun yang di tatap seperti itu merasa kikuk. Seketika suasana di dalam ruangan itu menjadi hening, dan canggung.

Bella yang merasakan suasana itu kemudian berdehem dan tersenyum hangat kepada Ira. "Kakak mau jenguk kak Brandon?"

Seketika pertanyaan itu membuat Ira mengingat kembali tujuan nya ke rumah sakit dengan cepat-cepat ketika pulang dari kantor tadi "e-eh.. i-iya, aku kesini mau jenguk Brandon"

Bella pun mengangguk dan mempersilahkan Ira untuk mendekati ranjang Brandon. Bella merasakan aura yang sedikit berbeda dari orang asing yang sedang berjalan menuju kakak nya ini. Dia merasa tenang jika merasakan ada Ira di sisi nya, aura ini seperti aura mendiang mama nya yang telah lama meninggal. Entah hanya kebetulan atau memang di sengaja, tapi ia benar-benar bisa merasakan aura itu di dalam diri Ira.

Kini, Ira sudah berada di pinggir ranjang Brandon, tatapan nya sangat hangat, bahkan tatapan itu sulit untuk diartikan oleh Brandon. Di usap nya rambut Brandon dengan lembut seolah-olah ia berarti bagi hidupnya.

Brandon pun kaget dengan perlakuan gadis cantik di depannya ini. Tapi, usapan ini sangat membuatnya tenang, dan ia pun tak membantah pergerakan tangan gadis itu di rambutnya, ia menikmatinya. "Lo siapa?"

Usapan itu terhenti saat kalimat yang terlontar dari lidah Brandon di dengar olehnya, merasa tersambar petir, ia membeku sesaat, bahkan air mata nya sudah siap meluncur. Ada apa dengan Brandon? Apakah dia amnesia gara-gara kecelakaan? Kenapa orang-orang kantor tak ada yang memberitahunya? Padahal, berita Brandon yang kecelakaan beberapa hari lalu sudah menjadi perbincangan hangat di kantor.

Berusaha untuk biasa saja, ia pun melanjutkan mengusap lembut rambut Brandon. Dengan tersenyum getir ia menahan mati-matian air mata sialan nya "aku Ira Brandon, teman kantor kamu, partner kamu" Brandon menatap mata gadis itu, tapi kenapa ia lagi-lagi tak bisa mengingat.

Merasa terbaca raut wajahnya, Ira hanya tersenyum, dan mulai menduduki kursi yang ada di dekat nya, "aku dengar kabar, kalo kamu kecelakaan beberapa minggu lalu, dan juga sempat masuk ICU juga kan? Tapi orang-orang kantor belum ada yang jenguk soalnya kerjaan lagi numpuk. Bahkan aku baru sekarang jenguk kamu di sini, tadi juga buru-buru jadi gak sempat beli apa-apa" tuturnya panjang lebar menatap mata Brandon dengan lekat.

My Perfect BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang