Chapter 16

838 46 0
                                        

Setelah kakak nya diterima di perusahaan dan gajinya cukup untuk memenuhi kebutuhan nya eh ralat- lebih dari cukup lah untuk memenuhi kebutuhannya

Sejak itulah waktu bersama kakak nya mulai renggang. Jam kerja yang harus membuat mereka terkadang tak saling menyapa apabila matahari terbit dan juga tak bercengkrama satu sama lain jika bulan muncul

Gadis ini juga merasakan perubahan kakak nya yang berubah 180 derajat, yang biasanya pagi hari menyempatkan diri untuk berbicara walau hanya menanyakan aktivitas yang telah terjadi tapi itu telah sirna

Dia merasakan ketakutan yang dahulu hinggap di dalam kehidupannya. Ia takut hal itu terulang sekarang, takut kakak nya akan tak perduli lagi dengannya

Ia juga selalu berdoa agar hal itu tak terjadi lagi, tapi tuhan memang sedang menguji nya sekarang. Hal yang di takutkan ternyata perlahan lahan terjadi

Seperti sekarang, ia berusaha untuk bangun se pagi mungkin bahkan matahari pun belum menunjukan cahaya nya di ufuk timur. Ia segera bergegas untuk membersihkan badannya dan setelah itu mulai berjalan ke dapur untuk memasakkan sesuatu untuk kakak nya. Ia akan menyempatkan untuk menyapa kakak nya sekarang karena ia rindu

"Gue harus masak sekarang buat kakak"

Ia pun memasak makanan kesukaan kakak nya dengan teliti, dengan kasih sayang yang ia punya

Setelah semua sudah matang, ia berniat untuk membangun kan kakak nya tapi derap langkah membuat mengurungkan niatnya, dia melihat kakak nya sudah rapi sekali dengan setelan baju rapi

"Kakak udah bangun? Sarapan bareng yuk, gue udah masak makanan kesukaan lo" ucap Bella tersenyum manis menghampiri kakak nya

"Em enggak deh kek nya, gue udah telat nih entar dimarahin ama bos kalo gue telat"

Bella melirik jam yang berada di dinding, masih menunjukan pukul 5.30 pagi, ia rasa ini masih terlalu pagi untuk terlambat

"Tapi kan masih jam segini kak? Masa udah telat? Gue pengen sarapan bareng lo kak. Akhir-akhir ini lo jarang banget ada waktu sama gue bahkan makan bareng pun gaada sama sekali"

Bella menundukkan kepala nya menahan air bening yang sudah menumpuk di mata nya, ia tak kuat lagi kalo seperti ini

Ia takut kejadian yang terdahulu terjadi lagi, ia takut tal punya siapa-siapa lagi. Ketakutan itu terus menghantui dirinya

Brandon jadi tak tega melihat adiknya seperti itu, perkataan nya tadi membuat nya kembali mengingat kan kejadian yang dulu ia lakukan terhadap adiknya

"Fine, ayo kita makan" ucap Brandon langsung mendudukan bokong nya di kursi meja makan

Bella tak percaya, akhirnya dia berhasil membujuk kakak nya agar makan bersama dirinya, ia sangat bersyukur akhirnya tuhan mau mengabulkan doa nya

Dengan senyum sumringah ia mengambil kan makanan untuk.kakak nya, ia sangat senang sekali

Akhirnya setelah selesai makan Brandon langsung pamit bekerja, dan satu lagi. Sekarang hampir juga dia tak mengantar adiknya sekolah jadi Bella terpaksa harus naik angkot atau ojek untuk berangkat ataupun pulang

Tapi itu tak apa, ia paham kalau kakak nya sangat sibuk sekarang, beda seperti dulu

Dengan langkah gontai ia memasuki kamar nya dan bersiap untuk pergi ke sekolah. Ia melihat wajahnya di cermin, sangat menyedihkan

Tak butuh waktu lama ia segera memberikan polesan sedikit untuk wajahnya agar tidak pucat, dan langsung bergegas.untuk berangkat sekolah

Ia berharap kalau hari-hari nya selalu berwarna meskipun keadaan nya seperti ini, ia tak mau jika kejadian mengerikan itu kembali terjadi padanya. 

My Perfect BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang