Chapter 21

836 37 0
                                        

Pukul 18.30 terlihat 4 anak muda sedang duduk di tempat duduk yang disediakan. Mereka menunggu 2 orang yang sedang di periksa oleh dokter di ruangan ICU.

3 diantara mereka adalah seorang gadis yang sedang menangis tersedu-sedu karena mendengar sahabat nya kecelakaan dan masuk ke ruangan menengangkan itu. Sementara 3 laki-laki ini tegang karena tak sabar ingin menunggu hasil nya.

Mereka berdoa agar semua nya baik-baik saja, tetapi itu rahasia Tuhan semuanya. Saat dokter keluar jantung mereka berpacu dengan cepat, apakah berita ini baik atau buruk atau dua-dua nya.

"Kalian siapa nya mereka berdua?" Ucap dokter

"Kami sahabat dari kakak beradik itu dokter. Gimana keadaan nya?" Ucap Glen dengan sangat tenang, karena tak mungkin diantara Glen akan mengatakan setenang ini pasti mereka akan kalut.

"Yang perempuan tidak apa-apa, tetapi yang laki-laki-" dokter tidak meneruskan kalimatnya dan malah menggeleng-gelengkan kepala nya.

Jantung Steve terhenti sejenak, apa maksud dari dokter ini? Kenapa nggak langsung ngomong aja sih lama!

"Yang laki-laki kepalanya terbentur dan mengalami pendarahan di otak, sehingga ia mengalami amnesia Retrograde. Keadaan hilang ingatan yang terjadi dapat ditimbulkan akibat adanya kerusakan atau sebuah masalah pada bagian otak, sementara amnesia Retrograde adalah jenis amnesia yang menyebabkan penderitanya tidak bisa mengingat informasi atau kejadian yang lalu. Gangguan ini cenderung mempengaruhi ingatan yang baru terbentuk. Sedangkan pada ingatan lama, seperti kenangan masa kecil, gangguannya muncul lebih lambat. Dan juga ia akan mengalami koma tapi saya tidak tahu akan berapa lama, semoga Tuhan akan menyelamatkan laki-laki ini"

Mendengar penuturan dari dokter tersebut, mereka down seketika. Apalagi Steve, ia kembali menangis dalam diam karena mendengar kata dokter. Sementara Glen masih syok, Neira yang kembali menangis sama seperti Steve dan Felix ikut merasa kesedihan.

Dokter pun pamit pergi, mereka ber-4 hanya diam sambil bergelut pikiran masing-masing, keadaan mendadak hening seketika.

"Kita ga boleh sedih, ini semua musibah dari Tuhan. Dan kita harus kuat saling memberi support Brandon sama Bella" kata Glen dengan tegas.

"Tapi pasti yang paling syok nanti si Bella, gue kasian sama dia" ucap Neira dengan nada serak khas orang nangis.

"Gue tau, mangkanya kita harus menghibur dia supaya dia kuat. Dan kita juga bekerja sama buat memulihkan ingatan Brandon. Masih ada celah buat ngulang memori itu"

"Bener kata kak Glen, Nei. Masih ada waktu buat bantuin memori itu" ucap Felix sambil mengusap bahu Neira dengan lembut.

Dan Steve? Laki-laki itu teler karena keleahan menangis. Sebetulnya, mendengar berita kalau kakak beradik ini kecelakaan, Steve sudah syok dan menangis hebat sambil menelepon Glen. Dasar Steve!

Mereka ber-4 pun kembali ke rumah masing-masing karena suster telah memindahkan Bella di ruangan rawat biasa, sementara Brandon? Ia masih menetap di ruang ICU dan alat bantu oksigen yang menutupi hidung mulut dan dagu nya. Semoga saja ada keajaiban.

######

Keesokan harinya, semua berjalan seperti biasa, tetapi Bella hanya ada di kamar rawat dengan masih terbaring di ranjang dan mata yang masih menutup. Dia belum tersadar, entah apa penyebabnya tetapi kata dokter itu akan baik-baik saja.

Neira dan Felix menjenguk Bella yang masih tertidur, mereka merasa iba karena pasti akan berat memberitahu tentang hal ini. Tapi semua akan bisa diatur.

My Perfect BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang