Happy Reading...
🖤🖤🖤
"Ra, pulang yuk. Ini udah tengah malam, dan gue lupa buat ngabarin ke Bella kalo gue lembur, lagi pula gue juga udah ngan-" Brandon menengok ke meja Ira dan sang empu dari tadi sudah tidur beralaskan kedua tangan nya yang dilipat di atas meja.
"Yah, ni anak tidur" Brandon menghampiri meja Ira dan mencoba mengguncang tubuh nya pelan.
"Ra" bisik Brandon.
Tapi tak ada respon apapun, sepertinya ia akan menggotong nya dan mengantarkan nya ke rumah Ira. Brandon mengemasi barang-barang nya begitu juga dengan barang Ira yang masih berserakan di meja tak lupa merapikannya.
"Ra" sekali lagi, bisikan Brandon tak membuat kekasih nya bangun. Terpaksalah ia akan menggotong Ira menuju parkiran. Tapi tunggu dulu, tak mungkin ia akan membonceng Ira menggunakan motor sport nya, yang ada Ira akan tak nyaman.
Brandon melirik sebentar jam tangan nya yang menunjukkan pukul 00.21 yang artinya hampir tengah malam, dan ia yakin karyawan yang lain pasti sudah pulang. Tapi, apa satpam kantor sudah pulang? Brandon akan cek itu.
Segeralah Brandon menggotong tubuh mungil Ira ala bridal style hingga menuju lobby, dan benar, satpam kantor belum pulang dan masih setia berjaga disana dengan secangkir kopi hitam menemani malam nya.
"Permisi pak" ucap Brandon sopan.
"Eh pak Brandon, ada apa ya? Dan itu kenapa bu Ira nya?" Tanya pak satpam.
Yap, Brandon menghampiri satpam dengan keadaaan menggendong Ira "begini pak, saya akan mengantarkan Ira pulang, tapi motor saya sepertinya akan membuat Ira tak nyaman, bisa saya pinjam motor bapak sebentar?"
"Oh, bisa pak sebentar ya" selagi menunggu satpam tersebut mencari kuncinya Brandon menatap wajah Ira yang begitu tenang dalam tidurnya.
"Ini pak kuncinya, maaf pak kalau motor saya hanya matic biasa"
Brandon menerima kunci dari satpam tersebut "tak masalah pak, malah saya bersyukur bapak masih ada di sini, kalau enggak saya harus gimana, kalau begitu saya pinjam dulu pak" Brandon pun menuju motor yang hanya satu-satu nya berada di pojokan parkiran.
Brandon mencoba hati-hati menaruh Ira, tapi ia khawatir gadisnya akan terjatuh. "Ra, pegangan yang kuat ya, jangan di lepas, gue bakal nganterin lo" ucap Brandon tapi tak ada respon serasa berbicara dengan angin.
Brandon pun mulai menjalankan motor itu, tak lupa meng-klakson pos satpam saat keluar kawasan parkiran kantor.
Selama perjalanan, rangkulan tangan Ira semakin mengerat, mungkin hawa nya terlalu dingin untuk malam ini. Tapi tunggu dulu, Brandon tak tahu rumah Ira, segeralah ia menepikan motornya.
"Mati gue, kan gue gak tau rumah Ira, kudu gimana gue. Masa iyaa gue bawa ke rumah biar bermalam sementara di rumah gue" gerutu Brandon. Tapi tak ada pilihan lain selain itu, jadilah dia memutar arah dan mulai menuju ke rumah nya.
Setelah sampai di depan rumah nya, Brandon melihat keadaan rumah nya sudah sepi, sepertinya Bella sudah tidur. Brandon menggendong tubuh Ira dengan hati-hati dan tak lupa mengetuk pintu agar Bella membuka nya.
Tok ... tok ... tok ..
Tak ada respon. Apakah adiknya terlalu pulas tertidur? Ataukah bagaimana.
"Bel.. Bellaa, bukain pintu nih, kakak ada di depan" ucap Brandon sedikit berteriak.
Tak ada respon. Sepertinya ia akan menggunakan kunci cadangan yang ia bawa jika Bella belum datang. Brandon pun menaruh Ira di kursi depan rumah nya dan menyogoh saku celana nya mencari kunci pintu tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Brother
Ficção AdolescenteLo adalah harapan gue, lo keluarga satu-satunya yang gue punya. Lo suka duka gue, lo kebahagiaan dan kesedihan gue. Gue gatau harus bilang apa sama lo, thanks brother you is My Perfect Brother