Chapter 25

816 37 3
                                    

Berhari-hari akhirnya kondisi Brandon pun membaik, Bella pun mengetahui itu sangat senang, tapi ada rasa sedih nya hinggap di hatinya.

"Gue udah denger dari suster yang ngerawat Brandon, katanya Brandon ada di kamar inap yang lumayan lah buat sendirian. Lo kalo mau jenguk kita anterin Bell" tawaran Felix cukup membuat Bella senang. Tapi..

"Tapi gue takut kalo kakak nggak kenalin gue" Bella menundukkan kepala nya, sedih rasanya ia harus bertemu dengan kakak nya.

"Kata dokter yang ngurus Brandom, selama perawatan di ruang ICU Brandon selalu nyebut nama orang, tapi dokter gatau itu siapa"

"Emang nama siapa yang disebut ama Brandon?" Tanya Steve penasaran.

"Anu.. dia nyebutin nama I.. Ira!! Iya, Ira kalau nggak salah!!" Ucap Felix antusias

"Ira itu siapa? Kakak lo pernah singgung soal orang yang namanya Ira nggak?" Tanya Glen, Bella hanya menggeleng karena tidak tahu, setahu nya, kakaknya tak pernah bercerita soal perempuan.

"Masa itu pacar nya? Tapi kalau iya, kita harus hubungin dia" ucap Neira

"Bener juga tuh, tapi kita kan nggak punya nomor ponsel nya" Neira menepuk dahinya pelan.

"Astagahhh, jaman secanggih ini kan ada ponsel, ya pasti lah kak Brandon simpen nomor nya Ira, Ira itu. Belegug maneh mah!" Ucap Neira kembali ketus.

"Heh! Gue nggak bodoh tau!!" Sarkas Steve

"Lah kalo nggak gitu apa dong? Masa nggak tau? Kan itu sama aja dasar lo-"

"STOOPPP!!!!! Kalian kok malah gelut lagi sih? Kan beberapa hari lalu udah baikan, masa sekarang musuhan lagi? Kontrol dong emosi kalian satu sama lain, gue kawinin juga baru nyaho lo berdua" celetuk Glen yang dari tadi sudah tak tahan dengan berdebatan hanya dengan masalah kecil.

"Kok kak Glen gitu sih, mana mau gue sama ni orang, udah nyebelin, pengen gue cakar aja muka nya" tangan Neira sudah mencengkram erat tangan nya, kilat amarah nya mulai mengusai dirinya, kesabarannya diambang batas.

"Ya habis, baru aja damai masa berantem lagi sih!" Kini suara Glen tak seperti biasanya, suara nya lebih mendominasi tegas dan marah. Mungkin ia sudah muak dengan semuanya. Bahkan orang-orang yang ada di ruangan itu pun mendadak jadi hening.

Napas Glen tak beraturan, kilat amarahnya mengelilingi dirinya, Neira bisa merasakan amarah itu sedang berkoar-koar di hati Glen.

"Kak, udah ya.. sekarang tenangin diri dulu, habis itu kita jenguk kak Brandon oke" ucapan Felix membuat emosi Glen sedikit mereda.

#####

Mereka akhirnya mengunjungi kamar rawat inap Brandon, jantung Bella kembali tak menentu, seperti keadaan nya waktu pertama kali menengok Brandon di ICU.

Pertama kali melihat kakak nya sudah duduk manis di atas ranjang rumah sakit, air mata Bella luruh. Tak hanya Bella, tapi Steve dan Neira pun juga, Brandon yang tak tahu apa-apa pun menjadi kebingungan.

"Kalian siapa?" Tanya Brandon

"Lo nggak inget gue bro?" Tanya Steve sambil menguncang pundak Brandon.

Glen sedikit berfikir, beberapa hari lalu, sebelum mereka ber-5 menjenguk Brandon di kamar rawat inap ini.

Flasback On

"Dokter yang tangani pasien bernama Brandon Addison?"

"Benar, saya yang menangani pasien dengan nama Brandon Addison, dan kamu siapa?" Tanya dokter itu.

My Perfect BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang