15

3.3K 123 7
                                        

Malam yang dingin dan indah. Bulan dan bintang memancarkan sinarnya dengan sangat terang. Athala sedang sibuk dengan tugas kuliahnya. Tugas yang seharusnya dikumpul minggu lalu, namun karena suatu hal ia harus mengumpulkannya sedikit terlambat. Jadi, ia harus rela bergadang demi menyelesaikan tugasnya itu. Saat tengah mengerjakan tugasnya itu, ada sebuah panggilan masuk dari ponselnya. Segera ia sambar ponselnya itu dan melihat siapa yang menelepon di malam-malam begini. Setelah melihat siapa yang menelepon ia langsung mengangkatnya.

"Ya? Ada apa?" Tanya Athala.

"Tuan, kami hanya ingin memberitahukan bahwa ayah dan kakak Anda akan terbang ke Indonesia untuk menemui Anda," ucap seseorang di seberang sana.

"Jangan biarkan mereka datang ke Indonesia bagaimana pun caranya aku tidak mau tahu.

"Baik, tuan."

Athala kembali ke pekerjaannya yang tertunda. ia berhenti sejenak. Sudah berapa lama ia tak menghubungi ayah dan kakaknya itu? Bukan tanpa tujuan ia melakukan hal itu. Sejak pamannya memberitahunya tentang kelakuan ayahnya terhadap ibunya dulua ia merasa marah. Tentu saja. Anak mana yang tidak marah jika orang yang telah melahirkannya ke dunia dikhianati begitu saja? Ia juga yakin kalau kakaknya itu sudah tahu sebenarnya, namun mereka berdua berbeda. Athala tak tahu bagaimana kakaknya menyelesaikan permasalahan itu di sana.

Di sini. Di Indonesia. Athala memiliki sebuah tugas yang diberikan oleh pamannya itu. Ya, lebih berat karena bersamaan dikerjakan bersama jam kuliahnya yang lumayang padat. Ingin rasanya ia menelepon kakaknya, namun itu ta bisa ia lakukkan karena suatu hal.bahkan pamannya saja tidak memberitahunya dimana keberadaan ibunya.

"Lama-lama aku bisa stres kalau seperti ini," ucapnya sembari memijat pelipisnya.

Ia menolehkan pandangannya ke arah jam dinding yang ada di ruang tamu. jam menunjukkan pukul 1 dini hari. Ia menghela nafas dan membereskan pekerjaannya untuk segera pergi tidur karena besok ia ada kelas.

********************

Al dan Axel berdecak kesal. Pasalnya pesawat yang akan mereka tumpangi menuju Indonesia mendadak tak bisa beroperasi. Pihak bandara pun juga tak mengetahui apa yang terjadi pada salah satu pesawat yang akan terbang ke Indonesia itu.

"Pa, apa mungkin ada yang menyabotase?" Ucap Axel.

Al terdiam sejenak. Mungkin saja ada. Jika pun itu dari pihak bandara pasti pihak bandara akan menginformasikan kalau itu kesalahan mereka. Namun, pihak bandara saja tak tahu mengapa pesawat itu tiba-tiba saja mendadak berhenti beroperasi. Bahkan kesalahan masih diperiksa.

"Aku rasa kau benar. Tapi, siapa?"

"Apa ada hubungannya dengan kepergian kita ke Indonesia?"

"Mungkin saja."

Dan sekarang mereka harus menunggu hingga ada pemberitahuan lebih lanjut.

**********************

Athala tersenyum puas saat mendengar kabar dari salah satu informannya bahwa pesawat tujuan ke Indonesia yang akan ditumpangi ayah dan kakaknya itu berhenti beroperasi. Tidak sia-sia pamannya itu memberikannya orang-orang yang hebat seperti itu.

"Bagus. Semua sesuai dengan rencana," ucapnya.

Athala berjalan menuju kelasnya. Ia kini sudah fasih berbahasa Indonesia meski logatnya masih terlihat. Bahkan kini ia sudah mempunyai teman yang lumayan banyak di kampus.

Tears for Love and Happiness Where stories live. Discover now