21

1.2K 59 10
                                    

Ini yang asli gengs. Semoga kalian terhibur. Maaf ya tadi kena tipu wkwkwk 🤣. Sekali2 nggk apa kan? Mumpung april mop. Baca ampek akhir yawww.










Al kini tengah mengurung diri di kamarnya di apartemen. Benarkah yang diucapkan Athala tadi kepadanya? Bahwa, semuanya membencinya. Bahkan anak kandungnya sendiri.

Tubuhnya terkulai di atas tempat tidur. Seperti tak ada semangat hidup.

Tok! Tok! Tok!

Suara pintu terketuk terdengar. Al hanya diam, tak berniat membuka pintu tersebut. Ia sedang malas bertemu orang sekalipun itu orang penting.

"Papa! Kau ada di dalam?!" Teriak Axel dari luar kamar Al.

"Jangan ganggu papa dulu!" Teriak Al dari dalam. Setelahnya, tak ada ketukan lagi. Melainkan langkah kaki yang menjauh.

Al mengambil laptop miliknya yang ada di meja kecil di sebelah kasur.

Ia membuka sebuah file yang di dalamnya terdapat beberapa catatan yang ia dapat dari Sebastian. Ia belum membuka file itu sama sekali. Entah apa isinya.

Jari-jarinya bergerak dengan cematan di atas keyboards laptopnya. Ia tertegun saat melihat isi dari file itu. Itu semua berisi nama Lina.

Al membuka salah satunya dan menemukan foto Lina saat ia masih SHS. Menceritakan bagaimana kisah percintaan antara dirinya dan seorang pria yang sangat ia cintai. Dan tentu saja itu adalah Al. Air mata mulai mengalir lagi. Al tetap menonton hingga akhir walau harus menahan isak tangisnya agar tak didengar oleh Axel. Sebegitu jahatnyakah ia terhadap Lina? Betapa ia tak tahu seberapa besar cinta Lina kepadanya.

Video itu sudah selesai terputar. Jarinya bergerak lagi membuka kumpulan video lainnya. Banyak sekali. Bahkan di salah satu video ia nampak membuat sebuah buku berisi fotonya dan Al. Bahkan Lina berkata kalau ia sampai harus beradu mulut dengan ketiga adiknya karena lebih memilih berjalan-jalan dengan Al dibanding bersama mereka. Bahkan pernah beradu mukut dengan tuan Lim.

Al tiba-tiba saja menutup layar laptopnya. Menaruhnya kembali di tempatnya sebelumnya dan menangis. Ia mengambil ponselnya dan mencoba menelepon seseorang.

"Halo?" Ucap seseorang di seberang sana.

"Halo, Adhan. Kau ada waktu saat ini? Kita perlu bertemu," ucap Al.

"Ada. Dimana kita bertemu?"

"Dimana saja terserahmu."

"Ah, baiklah. Akan ku kirimkan alamatnya. Aku dengar itu restoran terbaik di sini. Ada lagi?"

"Pesan tempat khusus di sana. Kau boleh membawa orang lain. Ada yang perlu aku tahu."

"Ya, baiklah. Sampai bertemu di sana."

Al mematikan sambungan terlebih dahulu. Ia berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya yang sembab. Lalu, berjalan keluar dari apartemen.

"Papa mau kemana?" Tanya Axel saat melihat Al sedang memakai sepatunya.

"Aku akan pergi sebentar. Diam di sini dan jangan kemana-mana," ucap Al tanpa menoleh. Ia tak mau Axel melihat bagaimana keadaannya sekarang.

Langsung saja Al pergi tanpa mempedulikan tatapan bingung dari Axel. Axel sendiri hanya mengendikkan bahunya dan berjalan kembali ke kamarnya. Ada tugas yang harus di selesaikan.

***********************

Kini Al dan Adhan beserta salah satu bawahannya sudah berada di restoran yang cukup terkenal di Jakarta. Duduk berhadapan di dalam ruangan kedap suara yang dipesan khusus oleh Adhan.

Adhan memandang Al bingung—begitupun dengan bawahannya yang melihat Al bingung. Asal kalian tahu, Al memakai jaket tebal, celana jeans, dan sepatu converse. Wajahnya tertutupi oleh kacamata minusnya pun dengan masker.

"Kau kenapa sebenarnya? Tiba-tiba saja meminta bertemu," tanya Adhan.

"Aku perlu tahu tentang Lina," ucap Al dengan suara seraknya.

"Apa kau habis menangis?" Tanya Adhan yang sayangnya tepat sasaran.

"Kau tahu kondisiku, 'kan?" Tanya Al retoris.

"Tentu aku tahu. Kau bisa depresi berat kalau terus kepikiran," ucap Adhan.

"Ingin rasanya aku akhiri semuanya," ucap Al.

"Jangan mati dulu. Anakmu mau dikemanakan? Lina saja belum ditemukan."

"Dia membenciku. Aku akan membantu kalian, tapi, aku akan mengakhiri semuanya."

"Terserah kau sajalah. Oh, iya, sahammu menurun drastis. Aku tak tahu penyebabnya. Yang pasti para pegawaimu mogok kerja dan menginginkan gaji mereka agar segera diberikan."

Tuhan! Dosa apa dia sampai sebegitu rumitnya hidupnya kini? Sudah ditinggal Lina entah kemana, anaknya yang satu juga entah kemana bersama Al. Dan kini perusahaannya bermasalah. Sungguh beruntun.

"Aku pergi dulu, pesananmu sudah aku bayar. Aku masih ada kerjaan," pamit Adhan yang langsung beranjak tanpa mendengar sepatah kalimat lagi dari Al.

Al hanya memandang keluar jendela. Melihat orang yang berlalu-lalang. Mengedarkan pandangannya ke dalam restoran dan melihat banyak sekali pelayang yang berlalu-lalang mengantarkan pesanan ke para pelanggan.

Al bertanya-tanya dalam pikirannya. Apa yang salah?

**************************

Lina tengah menatap layar televisi yang menampilkan sebuah film kesukaannya. Ditemani dengan sebotol soda dan popcorns.

Luke baru saja keluar dari kamarnya untuk mandi dan melihat Lina sedang menonton film. Langsung saja ia ikut duduk menonton yang pastinya mengagetkan Lina.

"Kau mengagetkanku," ucap Lina.

"Ah, maaf. Bagaimana filmnya?" Tanya Luke.

"Bagus. Terima kasih sudah membelikannya," ucap Lina.

Semangkuk popcorns Lina jauhkan dari tangan Luke yang ingin mengambilnya.

"Hei, aku hanya minta sedikit," ucap Luke kesal.

"Buat sendiri sana. Ini aku yang buat," ucap Lina.

"Kau pelit sekali. Aku hanya minta sedikit."

"Terserah."

Luke kesal. Ia beranjak menuju dapur dan mengambil beberapa roti isi dan segelas air dingin. Lalu kembali menuju ruang tamu.

"Kau sepertinya sudah mulai terbiasa," ucap Luke.

"Ya, sepertinya," ucap Lina.

"Jadi, bisa kembali ke kota?" Tanya Luke.

"Jangan dulu. Aku senang di sini. Mungkin, sampai beberapa bulan ke depan?" Ujar Lina. Ia bersumpah kalau pulau yang ia tempati sekarang ini seperti surga. Tenang dan damai.

"Terserah kau saja. Kalau sudah mau kembali katakan padaku. Aku akan dengan senang hati mengantarmu," ucap Luke.

Lina hanya tersenyum dan kembali menonton film. Sedang Luke hanya menatap Lina. Seolah kalau film yang ada di depannya itu tak ada. Lina lebih indah untuk ditonton.

Malam yang indah. Semoga bisa membawa mimpi yang indah. Dan juga, hari yang indah untuk keesokan harinya ke depan. Ya, semoga.

*****








Mau tau dong. Karakter favorit kalian di sini dan lagu fav kalian. Dan berhubung aku lagi suka lagu korea bisa request lagu korea nggk? Hehe. Jan lupa vote dan komen gengsss.

Btw, kalian kelahiran tahun berapa ya? Pengen tau dong. Biar enak manggilnya 🤧

Tears for Love and Happiness Where stories live. Discover now