Suasana berjalan seperti biasa. Tenang dan tentram. Pria dengan kacamata kotak itu tengah membaca koran paginya di halaman belakang sembari meneguk sedikit demi sedikit teh hangatnya.
Pria itu sesekali mengerutkan dahinya kala membaca artikel tentang dunia bisnis dan politik.
Di saat tengah asik dengan kegiatannya, ia dikejutkan dengan kedatangan seorang wanita yang hampir sebaya dengannya. Wanita itu tersenyum dan menyentuh pundah si pria yang membuat si pria yang tadinya sibuk dengan korannya kini mengalihkan pandangannya ke belakang dan menemukan sosok wanita yang dicintainya tengah tersenyum manis ke arahnya.
"Bagaimana keadaanmu?" Tanya pria itu pada wanitanya.
"Baik. Semakin baik dari hari ke hari. Ini berkatmu dan yang lain," jawab si wanita.
"Aku senang. Kau bisa sembuh dan pergi darj rumah sakit sialan itu," ucap si pria.
"Aku juga senang, Al. Aku juga." Wanita itu tertawa pelan. Rambut pendek sebahunya terlihat berguncang kala ia tertawa.
"Terima kasih."
"Terima kasih untuk apa?"
"Karena sudah memaafkanku atas semua kesalahanku."
"Aku juga. Terima kasih karena kau sudah ada di sampingku."
Keduanya tertawa bersama. Al menatap wanita yang kini sudah duduk di sampingnya. Ia tersenyum manis kala melihat tawa di wajah wanita itu.
Wanita yang kini kembali mengisi hari-harinya.
*************************
Suasana rumah sakit berjalan kondusif. Namun, tidak untuk salah satu ruangan.
Lina diam di sana. Sunyi walau ada Luke di sana. Entah kenapa ada yang kurang, tapi ia tak tahu apa itu.
"Kau ingin makan sesuatu?" Tanya Luke.
"Tidak. Aku tidak lapar," jawab Lina.
"Oke," ucap Luke.
Luke kembali mengajak Lina mengobrol, namun tak ditanggapi oleh Lina.
Hingga pintu terbuka dan menampakkan sosok Arlika.
"Hai!" Sapa Arlika.
"Hai juga," sapa Lina balik.
"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Arlika.
"Aku baik. Kau?"
"Aku juga. Aku bawa beberapa makanan, Al bilang kalau kau kesusahan makan makanan rumah sakit," ucap Arlika.
Lina terdiam. Arlika menyebut nama Al. Nama yang beberapa minggu ini terasa asing baginya. Sosok yang kini membuatnya rindu.
"Al bilang begitu?" Tanya Lina.
"Ya, aku tidak tahu dia dapat informasi darimana. Setahuku dia jarang mengunjungimu ke sini," ucap Arlika.
Lina terdiam. Al tahu darimana ia tidak begitu suka makan makanan rumah sakit? Apa dia datang? Kalau iya, kapan? Kapan dia datang?
"Apa dia khawatir?"
"Ya, dia beberapa kali bertanya pada Aland tentang keadaanmu."
YOU ARE READING
Tears for Love and Happiness
RomancePRANG!! BAK! BUK! Semua barang dalam ruangan itu pecah dan tak berbentuk lagi. Suara kesakitan menerjang tubuh si wanita yang tak lain adalah istri seorang CEO terkenal. Tubuhnya dipukul menggunakan cambuk dan ditendang-tendang bagaikan binatang. Pr...