13

3.6K 146 16
                                        

Asbak itu penuh di dengan bekas rokok yang sudah terbakar setengah. Ini di dalam jet tapi pria itu tak takut akan terjadinya kecelakaan di dalam jet tersebut.

"Luke, kau tidak takut akan ada kecelakaan di dalam jet?!" Tanya seorang wanita cantik dan berkulit putih itu pada pria berjas bernama Luke itu.

"Memangnya apa salahnya? Ini jet milikku. Aku bebas melakukan apa saja. Lagipula jet ini tak akan jatuh. Aku sudah memodifikasi semua bagian jet dan memperbaharuinya," ucap Luke acuh.

"Tapi kita membawa tamu, Luke! Oh, Tuhan! Mengapa aku memiliki sepupu menyebalkan sepertimu?!" Kesal wanita bernama Angel itu.

Lina yang melihat interaksi keduanya hanya diam. Tak tahu harus berkata apa. Ia asing dengan semua ini. Ia sempat bertanya-tanya, bagaimana dan adiknya bisa mendapat teman seperti ini? Sungguh, ia tak tahu jalan pikiran adiknya itu.

Angel menoleh ke arah Lina sambil tersenyum manis membuat Lina ikut tersenyum.

"Aku harap selama perjalanan kau betah dengan sepupu menyebalkanku ini. Maafkan kelakuannya, ya? Dia memang keras kepala," ucap Angel.

"Ah, tak apa. Aku juga tak masalah. Ini jetnya dan aku hanya menumpang," ucap Lina.

"Dengar itu," sergah Luke.

"Diam kau! Aku tengah berbicara pada Lina jadi jangan menyela!" Sungguh, Angel sangat menyeramkan saat marah. Oleh sebab itu, Luke tak lagi mengeluarkan suara, tetapi memainkan ponselnya. "Jadi, suamimu selingkuh? Sungguh keterlaluan! Apa kurangnya dirimu? Kau cantik, baik, perhatian. Tak ada cela sedikitpun. Kalau aku jadi kau sudah aku tampar dia dan menjambak rambut selingkuhannya itu," tambah Angel.

Lina hanya tersenyum kaku. Angel sangat cerewet dan lucu. Jarang ada wanita sepertinya. Penampilannya memang anggun, namun sifatnya seperti singa.

"Ah, aku tak seberani itu. Aku mencintainya. Hal itulah yang membuatku lemah," ucap Lina.

"Astaga, kau ini. Aku tahu cinta membuat orang buta, tapi buktikan padanya kalau kau bukan wanita rendahan yang mau ditindas. Kau harus membuktikan padanya kalau kau ada di atasnya," ucap Angel.

"Aku, akan melakukannya nanti." Lina tersenyum pada Angel yang dibalas senyum juga. Ia merasa tenang sekarang. Hanya tinggal menunggu tanggal mainnya ia memutuskan hubungan dengan Al.

***************************

Al pulang dengan keadaan kacau. Ia masuk ke dalam mansion untuk memeriksa setiap ruangan, mencoba mencari Lina. Namun, hal itu sia-sia. Ia tak menemukan istrinya itu dimanapun.

Seketika matanya melihat Aland masuk ke dalam mansion menuju ruang makan. Langsung saja Al mendekat.

"Aland, apa kau melihat Lina?" Tanya Al.

Aland menggeleng. "Tidak. Bukannya ia pergi menemuimu di kantor tadi? Aku memang mengantarnya tadi, tapj ia menyuruhku untuk pulang. Memangnya kenapa?" Bagus Aland, akting yang bagus.

"Apa ponselnya aktif? Aku meninggalkan ponselku di meja kantor," ucap Al.

"Mana aku tahu. Oh, ponselnya ketinggalan di mobilku. Tunggu, apa maksudmu kakakku hilang?"

Al terdiam. Tak tahu harus menjawab apa. Pria di depannya ini terlihat marah.

"Aku juga tidak tahu."

"Al, apa kau berselingkuh?" Tanya Aland.

Al terdiam. Tubuhnya kaku. Kalau ia berbohong percuma saja. Aland itu pintar tak bercela. Pasti ketahuan. Kalau jujur juga tambah masalah.

"Jujur, Al. Aku adikmu," ucap Aland.

Al menghela nafas. Ia tak bisa lagi menghindar. "Ya, aku berselingkuh," aku Al.

Aland tertawa sinis. Tak menyangka kalimat itu akan keluar dari bibir Al. Ia menatap Al tajam.

"Aku tahu aku seharusnya hormat padamu karena kau kakakku, tapi aku tidak pernah menyayangimu. Aku lebih menyayangi Lina. Kau sudah membuatnya menderita, kau tahu? Sudahlah, lebih baik sekarang aku pergi dari tempat ini. Kau, carilah Lina. Jika kau tak menemukannya, maka sudah dipastikan surat perceraian akan datang padamu," ucap Aland. Ia pergi dari mansion Al, meninggalkan Al yang berdiri kaku di tempat. Pikirannya melayang pada Lina. Sosok yang menemaninya. Bahkan kejadian tadi masih terasa lekat di memorinya.

Tubuh Al melemas. Lututnya menumpu badannya di lantai keramik yang dingin itu. Air mata keluar dari kedua matanya. Menyesali perbuatannya pada Lina.

Al menghapus air matanya. Bangkit dan mulai berlari menuju mobilnya tanpa berganti pakaian terlebih dahulu. Yang ada di pikirannya kali ini adalah mencari Lina. Ia bertekad untuk mengulangi semuanya dari awal. Mencoba untuk mencintai Lina. Ia tak mau berpisah dari Lina walaupun sedari awal ia memang tak menyayanginya. Apakah Al sudah jatuh cinta atau hanya penyesalan? Tak ada yang tahu sampai rasa itu muncul.

*****

Akhirnya selesai juga. Maaf ngaret. Banyak tugas numpuk. Aku usahain bakal update kalau ada waktu luang ya! Btw, kalau aku bikin short story collection gitu kalian mau baca nggak? Mumpung cerita udh ada. Comment ya. Jangan lupa juga untuk vote!

Tears for Love and Happiness Where stories live. Discover now