18

1.9K 91 2
                                    

Jeng! Jeng! Kaget nggk? Aku update jam segini? Typo bertebaran loh. Enjoy!! Jan lupa vote ama komennya. Baca ampek akhir loh ya.

















Salah satu universitas terkenal di Indonesia tiba-tiba saja riuh. Hal itu karena kedatangan seorang mahasiswa baru di kampus mereka. Banyak mahasiswi yang berbisik. Terpesona akan ketampanan pria itu.

"Siapa dia?"

"Astaga bule!! Dia mahasiswa baru?"

"Tuhan!! Tampannya!!"

Ya, sekiranya itulah obrolan mereka. Axel hanya berjalan tanpa mengacuhkan mereka. Ia harus menemukan ruangan yang mana akan menjadi ruang kelasnya.

"Aish, ini terlalu susah," gumamnya.

Sumpah, menurutnya kampus ini terlalu luas dan besar untuk dijelajahi.

Tiba-tiba saja ia tak sengaja bertabrakan dengan seseorang. Keduanya meringis kesakitan. Buku-buku yang dipegang jatuh berserakan di lantai. Axel bangkit membantu orang tersebut. Namun, seketika gerakannya berhenti.

Apakah ini nyata?

Itu adiknya?

Athala?

Sedang pria yang ditabraknya pun tak kalah kaget. Oh, celakalah Athala. Kakaknya ada di sini. Bagaimana ini? Dengan cepat ia mengambil semua bukunya yang berserakan di lantai dan bangkit. Mencoba menghindari kakaknya. Namun, ia kalah cepat. Tangannya ditahan oleh Axel.

"Where are you wanna go?" Tanya Axel.

"It's not your business. Go away from me," ucap Athala.

"What's my fault? I never did something wrong."

"It's not you. But, your father! I hate him!"

"Why? That's your father too. Why you hate him? Don't you know? Aku dan papa mencarimu, paman Aland dan mama. Tapi, kalian malah menghilang. Kami merindukan kalian."

"No! Let me go. Lepas!"

"I'm your brother," geram Axel.

Axel menatap kesal adiknya. Hei, tidak seharusnya ia membenci ayahnya. Ya, walaupun ia tahu ayahnya salah. Salah besar.

Athala terdiam. Ia menunduk. Kalau Axel sudah berbicara seperti itu dengan tatapan tajamnya ia bisa apa? Ia takut dengan tatapan itu.

Axel menarik Athala ke pelukannya. Sungguh ia sangat merindukan adik kembarnya ini. Ia tak peduli dengan sekitar. Biarlah mereka menghujatnya.

"Aish! Kau membuatku malu!" Bisik Athala.

"Biarkan. Aku merindukanmu," ucap Axel.

"Hoi, bocil! Lo gue cariin malah di sini. Dipanggil sama dosen, noh," ucap seorang pria bertubuh cungkring dengan tinggi setara dengan Athala.

"Untuk apa?" Tanya Athala.

"Kalau lo lupa, lo punya tugas yang belum dikumpuk dari seminggu yang lalu," ucapnya.

"Oh, shit! How can i forget it? Thanks for remind me," ucap Athala.

"Kau masuk jurusan apa?" Tanya Axel.

Tears for Love and Happiness Where stories live. Discover now