Tidak ada yang Calista lakukan selain mengenggam tangan Niko sekarang.
Semalam saat dia menjumpai Niko. Calista sempat dihadang oleh beberapa penjaga yang bertugas menjaga sel khusus milik Niko. Bukan Calista namanya jika ia akan menyerah begitu saja. Calista langsung melawan menendang berlian berharga milik para pengawal lalu menusukkan panah bius pada leher para pengawal secara bersamaan dengan cepat, hingga mereka ambruk dan tak sadarkan diri.
Niko yang berada dalam sel hampir tak bernyawa. Banyak luka di sekujur tubuhnya, tersayat dan berdarah-darah yang bahkan sudah kering. Wajahnya pucat pasi, membuat Calista hampir saja menangis saat ia panik karena tidak menemukan kunci. Calista menguncang-guncang sel besi itu. Ia melihat sedikit reaksi dari Niko hanya menampilkan senyum yang sangat tipis. Hal itu malah membuat Calista rasanya ingin menangis, sampai ia menemukan kunci yang ternyata jatuh tak jauh dari pintu sel.
Calista memeluk Niko dengan kuat, saat ia berhasil membuka pintu. Calista takut kehilangan untuk ketiga kalinya. Ia kehilangan ibunya. Martha. Lalu jika ia kehilangan Niko, Calista tidak sanggup hidup lagi.
Sekarang, Niko masih terbaring lemah. Ia meminta Liona juga beberapa pelayan agar membersihkan Niko—saat ia berhasil membawa Niko dengan susah payah ke kamar Niko di lantai bawah—yang sepertinya tidak pernah mandi semenjak ia dikurung. Calista khawatir sampai tidak sadar, ia juga berpikir akan membersihkan Niko jika Liona tidak ada.
Berlebihan? Katakan saja ia begitu. Karena faktanya saat Calista sudah menyayangi seseorang. Maka orang itu harus sanggup menerima sikap berlebihan Calista.
Tangan Calista menyentuh rambut Niko yang sudah pendek. Awalnya panjang dan terlihat tak terawat, Calista yang menyuruh Liona memotongnya, beruntung perempuan itu cukup berguna di saat semuanya terlihat tak baik-baik saja.
Wangi apel memenuhi tubuh Niko yang tercium hampir sama dengan wangi Keane. Calista suka apel jadi harum itu akan selalu membuatnya tenang seperti saat jantungnya berdetak aneh di dekat Keane apalagi berbaur dengan harum apel yang sangat memabukkan.
Tidak salah kan Calista hanya bersikap begini, maksudnya berlebihan pada Niko. Wajahnya sudah berangsur menjadi lebih baik.
Saat ini sebenarnya Niko sedang tidur. Hanya saja Calista terlalu paranoid jika ia beranjak sedikit saja, maka Calista pikir Niko akan bangun dan meninggalkannya.
Saat Calista bermaksud memeluk Niko, walau pemuda itu masih tidur. Tubuhnya ditahan oleh sebuah tangan. Dengan cepat Calista menoleh.
Keane.
Lagi lagi lelaki itu.
Sekarang saja lelaki itu menatap Calista dengan tajam.
"Apa yang ingin kau lakukan? Memeluknya?"
Calista mengernyitkan dahinya. Ia ingin memeluk Niko, apa ada yang keberatan dengan hal itu? Kenapa Keane terlihat tidak suka? Oh, apa mungkin lelaki itu memang tidak suka melihat Calista dekat dengan orang lain?
Calista berdiri dari duduknya, menarik Keane menjauh dari ranjang yang ditiduri oleh Niko. Sampai akhirnya Calista memilih keluar dari balkon kecil yang menghadap ke arah sebuah kolam. Sebenarnya para pengawal dan pekerja lain istana tinggal di gedung lain. Tapi Niko satu-satunya orang yang berada di istana inti Gardenia. Semua itu terjadi karena Calista.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of the Flora [REVISI❤️]
Fantasy(MASA REVISI SEKALI LAGI) [Fantasi Romance] [Season 1] Calista Angelia Bellvanist kembali ke tempat yang disebutnya Neraka. Malam itu, ia juga kembali ke Chylleland, tempat yang akan menariknya setahun sekali tepat di hari ulang tahunnya. Semua be...