Pagi ini, Keane berencana memberi kejutan untuk Calista. Ia membawakan nampan berisikan sarapan pagi, khusus hari ini, ia sendiri yang memasak dengan koki kerajaan. Menu memang simpel, sereal dan omelet kesukaan Calista ditambah susu putih yang dicampur dengan buah anggur segar.
Keane percaya, gadis itu pasti akan tersanjung, dan merasa spesial dengan kejutan yang ia berikannya. Sepanjang koridor menuju kamar Calista, Keane tak henti-henti tersenyum kecil. Lelaki itu memang kadang ketus pada Calista, tapi sebenarnya hanya gadis itu yang mampu membuat Keane tersenyum kecil dengan reaksi Calista. Keane juga berencana akan menggoda Calista tentang apa yang terjadi semalam. Ia tidak sabar.
Keane mengetuk pintu beberapa kali, tetapi Calista tidak menyahut.
Mungkin dia masih tidur, batin Keane.
Keane membuka pintu, ternyata tidak dikunci. Ia juga sengaja mengatakan pada Liona-pelayan pribadi Calista agar ia saja yang membangunkan Calista. Pelayan itu hanya mengangguk menuruti ucapannya.
Keane mengernyitkan dahinya saat menemukan kamar Calista kosong tanpa penghuni. Ia mencoba berpikir positif, Keane menaruh nampan di meja terdekat lalu memeriksa setiap ruangan. Di kamar mandi, ia tidak menemukan gadis itu. Keane beralih ke ruang ganti, ia juga tidak menemukan Calista. Berarti gadis itu tidak ada di kamarnya. Tapi ke mana gadis itu pergi pagi-pagi begini?
Keane baru sadar jika tempat tidur Calista masih berantakan. Juga pintu balkon terbuka dengan lebar.
Dengan panik Keane menghampiri, berlari ke arah balkon. Ia panik, dan khawatir. Ia merasa punya firasat buruk, tapi Keane mencoba mengacuhkannya. Ia tidak ingin hal itu menjadi kenyataan.
Tetapi kenyataannya gadis itu telah pergi.
Tatapannya menjadi sedu, tidak pernah ia rasakan jika hatinya ikut sakit dengan semua yang baru terjadi. Gadis itu pergi lagi.
"Calista, apa kau kabur lagi dari istana dan mencoba membatalkan pernikahan kita. Kupikir, semuanya berubah secara perlahan." Keane menghembuskan napas berat. "Ternyata tidak."
***
Calista terbangun dari tidurnya, matahari sudah sampai di puncak teriknya. Tidak biasanya Calista terbangun terlambat, dan bisa tidur se-nyenyak ini, biasanya ada Liona yang selalu membangunkannya, dan berkoar-koar tidak jelas.
Dan hari ini, kenapa Liona tidak membangunkannya? Apa mungkin ini hari keberuntungannya?
Calista berjalan ke arah kamar mandi, mencuci muka dan bergosok gigi.
Ia keluar dengan handuk yang menyapu wajahnya. Saat itu Calista tidak sengaja melewati meja rias yang cerminnya tidak ia tutupi. Padahal dulu, ia selalu menutup dengan kain.Sialan! Mungkin Liona yang melakukannya. Perempuan itu memang tidak berguna!
Sudah lama sekali Calista tidak bercermin, membuatnya tidak tahu lagi wajahnya. Mungkin bagi seorang putri lain, tidak bercermin berarti tidak membuat hidupmu puas dengan memuji dirimu. Namun, tidak dengan Calista. Gadis itu berbeda dari putri yang lain.
Di sana, di dalam cermin, Calista bisa melihat, seorang gadis berambut pirang dengan mata biru yang sangat mencolok, terlihat masih dalam balutan piyama yang sudah berkerut karena terlalu lama tidur. Calista baru tahu ia cantik. Tapi kecantikannya malah selalu mengingatkannya pada ibunya.
Gadis itu mengeluarkan sebuah kalung yang selalu ia sembunyikan dibalik bajunya, ia bisa melihat permata yang sebiru matanya itu masih cantik dan sangat bagus. Tentu saja, Calista menjaganya dengan sepenuh hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of the Flora [REVISI❤️]
Fantasy(MASA REVISI SEKALI LAGI) [Fantasi Romance] [Season 1] Calista Angelia Bellvanist kembali ke tempat yang disebutnya Neraka. Malam itu, ia juga kembali ke Chylleland, tempat yang akan menariknya setahun sekali tepat di hari ulang tahunnya. Semua be...