17. Hari Pertama

3.8K 269 2
                                    

Satu hal yang tidak bisa Calista duga. Satu hal itu terasa lucu untuk diingat.

Awalnya Calista kira, pertemuannya dengan Keane ia akan menganggap Keane orang yang dingin, tidak peduli, pendiam, ternyata salah.

Itu adalah kesalahan yang paling fatal jika dipikirkan.

Tadi pagi, sebelum fajar menampakan diri. Calista hanya ingin memeluk Niko yang sudah dianggap sebagai sahabatnya sekaligus juga menceritakan tentang ia dan dunia Chylleland. Ia menceritakan semuanya, kecuali bagian ada Al di sana. Memang tidak terlalu lengkap. Bukan karena Calista tidak percaya pada Niko, hanya saja jika bagian itu di tiadakan akan lebih baik.

Tentunya, Calista menceritakan Niko sambil memeluk lelaki itu, memangnya salah jika ia memeluk sahabat sendiri. Juga, Calista suka memeluk Niko, sekali pun Niko tidak pernah membalas pelukannya, pelukan Niko terlalu nyaman untuk disia-siakan.

Dan sialnya, Keane masuk ke kamar Calista. Saat itu pintu tidak di kunci. Dan Keane melihat Calista memeluk Niko. Saat itu Keane tiba-tiba marah sekali tanpa sebab. Ia langsung menarik Calista menjauh dari Niko. Ia bahkan sempat meraih kerah Niko, bermaksud memukulnya. Beruntung Calista langsung menarik Keane ke balkon. Dan tahu apa yang ia ucapkan pada Calista saat itu.

"Kalau ingin memeluk seseorang. Katakan saja padaku, kau bisa memintaku. Mau apa? Dipeluk, dicium juga boleh!" bentak Keane.

Calista terkejut bukan main, lelaki ini frontal sekali. Juga, bisakah Calista menyebutnya posesif, terlalu berlebihan saat orang itu cemburu. Dan apa Keane sedang cemburu?

Sekarang, Calista terjebak di dalam kereta istana berdua bersama Keane, tanpa Niko yang dilarang menemani Calista oleh Keane, jadi Niko menaiki kuda sambil mengikuti kereta istana juga rombongan yang lain. Mereka menuju ke hutan kegelapan yang akan dilakukan pemburuan di sana.

Tidak pembicaraan sama sekali di antara mereka. Keane terus mengalihkan pandangannya ke jendela dan Calista diam-diam melirik Keane.

Memang, apa salahnya?

"Keane?"

Tidak ada jawaban sama sekali.

"Keane?

Astaga, Calista merasa tolol sekarang, karena ia seperti bicara dengan patung.

"Kei?"

Keane menoleh cepat, "Kau panggil apa tadi? Kei?"

Sepertinya lelaki itu tersinggung namanya diganti begitu saja. Sayangnya Calista senang menamai orang seenaknya.

"Memangnya kenapa? Aku suka."

Dan Calista terlalu jujur.

Keane terdiam.

"Kau masih marah tentang kejadian tadi pagi,"

Astaga, mulut Calista kenapa peduli seperti itu, Calista benci sekali mengakuinya kalau mulutnya yang baru saja berucap.

"Menurutmu?"

Keane mengalihkan pandangan lagi.

Calista meraih tangan Keane, mengenggamnya. Calista terkejut dengan tindakannya sendiri, ia tidak bermaksud. Tapi ia tidak berani memindahkannya.

"Kau masih marah?" Calista menahan setiap napas yang keluar dari hidungnya.

Keane langsung menoleh pada Calista. Lelaki itu terdiam sangat lama, sebelum berkata.

"Tidak lagi, Aku hanya tidak suka milikku disentuh orang lain."

Apa Calista bisa berharap sesuatu?

Destiny of the Flora [REVISI❤️] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang