Wanita itu menghela napas.
"Putri Calista, Anda melakukan kesalahan lagi."
Seorang wanita berambut hitam, bermata coklat menatap gadis kecil yang masih berumur tujuh tahun dengan sabar.
Sudah kesepuluh kalinya, putri Kerajaan Gardenia—Calista Angelia Wheeler, melakukan kesalahan saat ia memulai pelajaran Menjadi Seorang Putri Kerajaan Sejati. Gaya duduk Calista selalu terlihat tidak anggun, gaya bicaranya terlalu kekanakkan, karena menggunakan nama sendiri sebagai kata ganti 'saya', cara berjalan sering sekali terlihat melompat-lompat dan berlari sama seperti anak rakyat biasa. Semua hal itu yang membuat Calista kecil sangat diharuskan untuk menjaga sikapnya sebagai seorang Putri.
Calista kecil merasa seperti boneka yang digerakkan sesuai pemiliknya, ia terlihat cemberut. "Calie sudah berusaha semampu Calie. Ibu bilang kalau Calie tidak sanggup lebih baik Ms. Sandra berhenti mengajarkan Calie."
Wanita yang dipanggil Ms. Sandra terdiam. Tidak mungkin ia berhenti untuk mengajarkan Putri Calista. Bisa-bisa ia akan kehilangan pekerjaannya lagi. Ms. Sandra mencoba bersabar, wanita muda 25 tahun itu tahu bahwa si kecil Calista selalu mengalahkannya dalam urusan berbicara.
"Tapi Tuan Putri, Anda harus membiasakan diri untuk mengucapkan kata 'saya' pada diri Anda bukan nama Calie untuk nama Anda." Ms. Sandra mencoba menasehati Calista.
"Lebih baik lupakan saja. Calie tidak ingin berlatih lagi. Bibi selalu berkomentar yang membuat hati Calie jadi panas. Dan kalau nanti Calie marah, Calie jadi bersikap kasar pada Bibi, jadi lebih baik Calie pergi saja," ucap Calista kecil panjang lebar.
Calista beranjak dari duduk yang sama sekali tidak membuatnya nyaman. Seperti layaknya anak kecil. Calista berjalan seperti setengah melompat lalu meraih teddy bear kecil ke dalam pelukannya.
Di depan pintu ada Ash yang masih berusia 10 tahun baru saja lewat bersama Xania Lucynda—sepupunya yang seumuran dengan Calista.
Ms. Sandra menghela napas. Ia tahu akan berakhir seperti lagi. Ia menatap Calista yang kini menghambur ke pelukan Ash.
"Aku harus bersabar lagi," gumam wanita itu.
Calista langsung memeluk Ash. Ia suka memeluk kakaknya. Matanya menatap Xania dengan sinis.
"Jangan dekat-dekat dengan kakak Calie, Xan. Calie tidak suka."
Ash mencoba melepaskan pelukan Calista. Setelah itu, ia menangkupkan kedua pipi chubby adiknya. Ia tidak boleh membuat Calista benci pada Xania, bahkan gadis kecil itu tidak tahu apa-apa.
Ash tersenyum. "Wahh, Calie sudah selesai ya."
Calista mengalihkan pandangannya, ia mengangguk membenarkan ucapan Ash. Matanya berbinar dan sedetik kemudian ia melupakan keberadaan Xania.
"Well, kalau begitu ayo ikut kami. Kakak dan Xania, ingin bertemu teman kakak dari Kerajaan lain."
"Siapa?" Calista menanyakan seimut mungkin.
Xania menatap Calista dengan cemberut. Padahal butuh keberanian untuk mengajak jalan Pangeran Ash yang terkenal hanya ramah pada adiknya. Walaupun mereka sepupu, tetapi sulit baginya untuk saling bicara. Pasti, semua anak perempuan yang melihatnya berjalan dengan Pangeran Ash akan iri, karena memang pangeran itu yang paling didambakan dan dikagumi oleh semua orang, dengan ketampanannya yang luar biasa dan kasih sayang yang ditunjukkannya pada sang adik.
"Teman. Calie pasti akan suka."
Ucapan Ash mengembalikan Xania pada kenyataan.
Mereka berjalan beriringan. Dengan Calista kecil berada di tengah-tengah Ash dan Xania. Calista tidak akan membiarkan kakaknya dekat dengan anak perempuan mana pun. Karena kakaknya hanya boleh sayang padanya. Calista memeluk pinggang Ash, sebelah tangannya juga memegang teddy bearnya. Seketika itu Ash merangkul pundak Calista.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of the Flora [REVISI❤️]
Fantasi(MASA REVISI SEKALI LAGI) [Fantasi Romance] [Season 1] Calista Angelia Bellvanist kembali ke tempat yang disebutnya Neraka. Malam itu, ia juga kembali ke Chylleland, tempat yang akan menariknya setahun sekali tepat di hari ulang tahunnya. Semua be...