"Ayo, kita habiskan waktu bersama."
Senyum Ash terus saja mengembang saat ia sadar jika semuanya bukan mimpi. Calista masih berada di sampingnya. Dan semua itu menegaskan jika ini bukan imajinasinya. Ini nyata.
Tapi, Ash takut jika waktu berlalu begitu cepat akan membuat dirinya dan Calista menjadi orang asing yang tak saling menyapa. Lagi.
Kadang Ash merasa beruntung. Ia sakit dan mendapatkan kenangan terindah untuk pertama kali dalam hidupnya. Dua jam yang lalu, mereka benar-benar menghabiskan waktu bersama seperti yang Ash inginkan.
Mereka tidak keluar dari istana, hanya menghabiskan waktu bersama di halaman istana atau dalam istana. Mereka makan siang bersama. Calista bahkan menawarkan dirinya untuk menyuapi Ash, tentunya Ash makan dengan lahap. Calista juga tidak malu mengandengnya saat mereka menyelusuri koridor. Awalnya Calista tidak setuju melihat Ash yang tak sanggup bangun ingin berjalan, tetapi Ash memaksa. Maka dari itu Calista meminta Liona dan beberapa dayang mengikuti mereka agar nanti bisa membantu Calista.
Sebenarnya Ash melarang siapa saja mengikuti mereka. Dirinya sudah terbiasa diikuti oleh pelayan dan pengawal yang melayani. Namun, kali ini berbeda. Ash hanya ingin menghabiskan waktu bersama Calista dan saat gadis itu mengatakan bahwa beberapa pelayannya akan ikut. Ash membiarkan saja, karena ia tidak ingin kehilangan moment termanis dalam hidupnya.
Suara tawa Calista adalah bunyi yang sangat merdu di telinganya. Mereka keluar dari istal istana, karena baru saja menyimpan kuda yang ditungganginya.
Tadi rasanya sangat menyenangkan, ia menunggangi satu kuda bersama Calista. Calista duduk di belakangnya, gadis itu bilang ia akan menjaga Ash karena Ash masih terlihat lemas tapi tetap memaksa menunggangi kuda. Calista masih sama seperti dulu. Selalu membuatnya istimewa dan bahagia. Gadis itu memeluknya saat mereka menunggangi kuda. Bahkan ia menggoda Ash jika Ash tidak pernah diperlakukan seperti yang Calista orang lakukan oleh orang lain. Dan Ash tentu kembali menggoda Calista pada hal-hal yang selalu dikaitkan dengan Keane.
Kenapa semua situasi bahagia itu tidak datang dari awal?
Calista tertawa geli, menyadarkan Ash dari lamunannya.
"Sudah, Ash. Jangan bahas lagi. Itu kan sudah dulu sekali. Dulu aku memang sangat feminim. Kau ingat tidak, saat sepatu kesayanganku terkena permen karet. Aku bahkan menangis semalaman. Dan kau tahu apa yang kuminta. Aku meminta permen karet yang jatuh itu. Bukan mengantikan sepatuku dengan yang baru."
Calista kembali tertawa. Beberapa bangsawan yang lewat tak berkedip melihat pesona Calista. Seolah pesona Calista terlalu kuat. Calista mengandeng tangan Ash lalu menyadarkan kepalanya di bahu Ash.
Apa Ash boleh berharap lebih?
Rasanya ia tidak ingin hari besok ada. Kata orang, jika kemarin adalah sejarah maka besok adalah anugrah. Apa besok akan menjadi anugrah untuk Ash?
Mereka tiba di sebuah pohon yang rindang, terletak di taman yang cukup jauh dari taman bunga. Calista duduk di tempat yang sudah disediakan, tempat orang yang berpiknik. Kain atau alas untuk duduk dan dua buah keranjang besar yang berisikan makanan tersedia di sana. Ia menarik Ash agar lelaki itu duduk di sampingnya.
"Jika kau tidak sakit, kita bisa menghabiskan waktu lebih lama."
"Tapi waktunya masih banyak. Bagaimana jika ... kita main tebak-tebakan. Yang salah akan—"
Ash meraih sebuah cake yang penuh dengan krim lalu mengangkat ke pangkuannya.
"Siap-siap akan dihukum dengan krim ini. Jika menang, orang yang mengajukan tebakan harus kena krim juga. Batas waktu selama 20 detik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of the Flora [REVISI❤️]
Fantasi(MASA REVISI SEKALI LAGI) [Fantasi Romance] [Season 1] Calista Angelia Bellvanist kembali ke tempat yang disebutnya Neraka. Malam itu, ia juga kembali ke Chylleland, tempat yang akan menariknya setahun sekali tepat di hari ulang tahunnya. Semua be...