33. Pengkhianat

3.1K 228 4
                                    

Kerajaan benar-benar heboh dan sibuk dengan penyerangan yang menimpa kota tadi subuh. Seharusnya hal semacam itu tidak bisa terjadi, namun entah bagaimana kota diserang dengan keji. Api di mana-mana, teriakan pilu di mana-mana. Penyerangan memang hanya dilakukan sebentar, hanya membakar dan menghancurkan toko-toko. Setelah itu, para penyerang pergi dan bersembunyi. Raja Aaron sudah memerintah agar prajuritnya menemukan para musuh itu.

Keane bersama Ash terjebak dalam sebuah ruangan yang sedang dilangsungkan rapat penting. Mereka membahas tentang penyerangan hari ini. Ruangan itu cukup hening, hingga bisa mendengar desahan napas yang pelan. Burung di luar sana terdengar berkicau sangat ceria, namun berbanding terbalik dengan suasana dalam ruangan itu. Sampai sebuah suara memecahkan segalanya.

"Beberapa prajurit telah turun ke lokasi untuk memeriksa bagaimana keadaan di tempat itu," ucapan Raja Aaron terdengar dari arah kursi kebesarannya. Semua orang menatap sang raja.

"Seperti yang kita tahu penyerangan yang dilakukan oleh kerajaan Swqeuin dipimpin adalah rajanya langsung. Mereka benar-benar mengibarkan bendera perang. Tadi, saya mendapatkan sebuah surat dan ditulis di sana, jika mereka berhasil mengalah atau menguasai kerajaan kita. Mereka akan mengambil Putri satu-satu kerajaan ini—Putri Calista sebagai isteri dari Raja Renan Avniel. Dan saya sangat tidak suka dengan hal itu,"

Semua orang yang berada di sana mendengar begitu serius, seakan apa yang sang raja katakan adalah seperti mendengar sebuah peraturan. Secara bersamaan, sangat terlihat jelas Ash maupun Keane mengeraskan rahang dan mengepal tangannya dengan marah. Mereka tidak akan membiarkan jika Calista dijadikan pion untuk keadaan yang kacau ini.

Perlahan, semua orang di sana berbisik-bisik, membicarakan apa yang sang raja katakan. Seandainya saja kerajaan Swqeuin tidak mengibarkan perang, maka kerajaan Gardenia tidak akan pusing memikirkan pertanyaan yang diajukan kerajaan Swqeuin. Namun, sang raja merasa jika apa yang dilakukan oleh kerajaan Swqeuin adalah tindakan yang tak bermoral dan tidak bisa dimaafkan.

Mereka mengirim surat setelah menghancurkan kota. Dan apa kegunaan setelah itu? Tidak ada!

Hanya ada satu pilihan, yaitu dengan menerima ajakan perang.

*****

Suara langkah kaki itu terdengar. Membangunkan Calista dalam ketidaksadarannya.

Ia juga merasakan tangan dan kakinya diikat. Ia merasa didudukkan di sebuah kursi. Tamparan kecil terasa di pipinya, membuatnya mengerjapkan mata beberapa kali, mencoba menyesuaikan dengan ruangan yang gelap.

"Wow, wow ... lihat siapa yang tertangkap sekarang,"

Bisa Calista dengar suara wanita dalam tudung hitam berkata di hadapannya, disusul dengan kekehan kemenangan. Juga seseorang yang ia tahu raja dari Swqeuin---Raja Renan Avniel.

Kepala Calista terasa pening, seakan terkena hujan es batu yang berukuran segenggam tangan. Dagunya terangkat oleh wanita itu, kemudian menghempaskan dagunya dengan kasar.

"Putri Calista dari Gardenia," cemooh wanita itu. "Gadis pembangkang yang menarik semua perhatian orang, dan sikapnya yang kasar membuat semua orang tertarik. Bukankah itu benar, Yang Mulia?"

Wanita itu menoleh ke arah Raja Renan seakan meminta persetujuan. Dan Raja Renan mengangguk.

Kenapa rasanya Calista seperti pernah mendengar suara wanita itu. Di mana? Kenapa ia bisa lupa?

"Apalagi, Pangeran tertua---Pangeran Ash begitu memujamu seakan kau adalah nyawanya! Hartanya! Berliannya! Dan miliknya!" wanita itu terlihat marah, dari suaranya.

Calista belum bisa melihat wajah wanita itu. Perlahan matanya menyelusuri sekitarnya. Tempat ini seperti tenda, cukup mewah sepertinya tempat itu adalah tenda milik sang raja. Seperti dugaannya ia terikat di kursi. Dan ikatan itu menyakiti tangan serta pergelangan kakinya.

Destiny of the Flora [REVISI❤️] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang