1. Akar Masalah.

17.4K 1.5K 160
                                    

Jam istirahat adalah waktu yang paling ditunggu-tunggu oleh semua siswa, tak terkecuali siswa SMA Garuda. Jadi tidak heran jika sekarang suasana kantin terasa penuh dan sesak.

Meja pojok kanan kantin sudah ditempati oleh tiga siswa laki-laki yang dua diantaranya masuk dalam deretan siswa populer. Mereka adalah Bara, Naufal dan Davian.

"Sampai kapan lo jadi nerd kayak gini? Risih gue ngelihatnya," ujar Naufal yang ditujukan pada Davian.

"Mana Davian yang dulu? Si pangeran sekolah yang selalu dipuji-puji? Nggak ada, yang ada si berandalan sekolah yang dulu ngebully orang lain sekarang gantian di bully," imbuh Naufal.

Davian memicingkan matanya mendengar perkataan Naufal, ia meletakkan kaleng soda yang dipegangnya ke atas meja sedikit kasar, membuat Bara yang sejak tadi tak acuh memusatkan perhatian pada kedua temannya.

"Ini udah ke sekian kalinya gue bilang, gue nggak butuh masukan apapun dari siapapun," balas Davian dengan nada sarkastik.

"Gue sebenarnya heran aja sama lo, D. Apa untungnya coba-"

Perkataan Naufal terhenti ketika Davian beranjak dari duduknya, pria itu langsung melangkahkan kakinya meninggalkan kantin tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Bara dan Naufal hanya diam memperhatikan kepergian Davian, mereka sudah terlampau sering melihat Davian yang selalu melarikan diri begitu mereka membahas masalah ini.

"Am i wrong?" Naufal mengalihkan pandangannya pada Bara yang menyeruput minumannya.

"Pertanyaan lo nggak salah, tapi lo salah karena selalu mengulangi pertanyaan yang sama. Harusnya lo bisa lah baca situasinya saat ini," tutur Bara.

"Maksud lo?"

"Davian sama Hendry."

Naufal memusatkan perhatiannya pada Bara ketika sebuah nama yang tak asing di telinganya disebut.

"Dari dulu gue, lo, Davian, sama Hendry temenan. Tapi saat kita masuk SMA Hendry nggak pernah ngumpul bareng kita lagi, pertemanan kita renggang kan? Penampilan Davian jadi culun dan yang lebih parah lagi, Hendry ikut anak lain buat bully Davian. Apa lo nggak merasa ada yang aneh?" jelas Bara yang diam-diam dibenarkan oleh Naufal.

Memang benar adanya, dari kecil hingga duduk di bangku SMP mereka berempat merupakan teman baik, bahkan terlalu dekat untuk disebut teman. Mereka menyebutnya sahabat. Namun hal tersebut berubah ketika memasuki bangku SMA, baik Davian maupun Hendry mulai membuat jarak diantara mereka.

"Gue yakin ada sesuatu yang salah, tapi mereka sembunyiin itu dari kita," sambung Bara.

"Gue rasa lo ada benarnya, tuh lihat, sekarang Hendry jadi bobrok gitu kelakuannya sejak temenan sama si berandalan Gerry."

Naufal menunjuk tempat dimana Hendry dan anteknya sedang duduk bersama para siswi yang memakai seragam ketat hingga memperlihatkan lekuk tubuhnya.

"Benar-benar gila," komentar Bara, ia tak habis pikir dengan kelakuan Hendry.

***

Davian mendudukkan dirinya pada kursi panjang di taman belakang sekolah. Ia melepas kaca mata bulat yang bertengger hidungnya, mendongakkan kepala sembari memejamkan kedua matanya.

JUST D [Who Are You?] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang