Marsha langsung melangkahkan kakinya menuju Rumah sakit usai mendapat kabar dari Ergi jika sang mama berada di ruangan UGD, ia langsung berlari saat netranya menangkap sosok Ergi dan papanya berada di depan pintu UGD dengan wajah khawatir.
"Kak, pa, gimana keadaan mama?" tanya Marsha dengan napas terengah-engah.
"Mama masih ditangani sama dokter," tutur Ergi tanpa mengalihkan tatapannya dari kaca kecil di pintu, menampakkan dokter dan beberapa perawat sedang menangani sang mama didalam sana.
"Lo dari mana aja? Kenapa nggak ada di sekolah tadi?"
Marsha tersentak pelan mendengarnya, ah benar, dia lupa menyiapkan alasan untuk menjawab pertanyaan ini.
"Gue... bolos" balas Marsha dengan suara kecil yang dibalas tatapan tajam oleh Ergi.
"Apa-apaan, disuruh sekolah malah bolos, awas aja lo nanti," tutur Ergi dengan geram yang membuat Marsha menggigit pipi bagian dalamnya, merasa khawatir. Pasalnya Ergi tidak pernah main-main dengan perkataannya.
Tapi tunggu, tiba-tiba Marsha teringat sesuatu.
"Kenapa mama tiba-tiba masuk Rumah sakit?"
Senyap.
Kedua orang yang berada didepan Marsha hanya diam, seolah-olah enggan menjawab pertanyaan yang baru saja dilontarkannya
"Kenapa kalian diam aja? Pa, ada apa? Kenapa mama masuk Rumah sakit?" Marsha menarik-narik kecil lengan kemeja Andy, memaksa sang papa untuk menjawab pertanyaannya.
"Mama kena serangan jantung mendadak."
Marsha dibuat terkejut mendengarnya, mamanya terkena serangan jantung? Yang benar saja, tadi pagi saat ia akan berangkat sekolah sang mama masih sempat membuatkan sarapan untuknya, bahkan menemaninya sarapan.
"Tiba-tiba?" tanya Marsha keheranan.
Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Ergi menyerahkan sebuah amplop coklat pada Marsha.
"Ini apa?" tanya Marsha yang dibalas gendikkan bahu oleh Ergi.
"Buka aja."
Marsha menatap kakak dan papanya secara bergantian lalu menganggukkan kepalanya. Marsha merasa ada sesuatu yang aneh, tapi meskipun begitu ia tetap membukanya.
"I- ini, ini mak-sudnya?" tanya Marsha dengan tergagap, ia menatap kedua orang didepannya dengan pandangan menuntut.
"Pa, ini maksudnya apa pa?" tanya Marsha dengan suara bergetar.
Andy mengalihkan pandangannya ke samping. Ia tidak tega saat melihat likuid bening yang perlahan turun dari kedua manik anak bungsunya.
"Kak, jawab pertanyaan gue. Ini maksudnya apa?"
Ergi hanya bisa pasrah saat Marsha menarik-narik lengannya dengan brutal hingga membuat kepalanya sedikit pening.
"Maafkan papa sayang," tutur Andy sarat akan penyesalan. Suaranya terlampau lirih namun masih bisa didengar oleh kedua anaknya.
Tubuh Marsha seketika luruh di lantai, disertai dengan teriakan kencang membuat beberapa orang yang berada disana menoleh ke arah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST D [Who Are You?] [END]
Teen Fiction[HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA, TERIMAKASIH] Warning! 18+ Murder scene, strong language, (no sex scene) Harap bijak dalam memilih bacaan Summary: Davian Algio adalah sosok pemimpin geng Pancor yang menyamar menjadi nerd sebagai sarana penebusan dosa...