30. Kunjungan.

3.6K 541 5
                                    

Andy menghentikan gerakan jarinya di atas keyboard laptop ketika mendengar pintu ruang kerjanya diketuk dari luar.

"Masuk."
 
"Papa," panggil Ergi sambil menyembulkan kepalanya dari balik pintu.

"Ergi? Masuk aja."

Ergi mengangguk kecil lalu melangkahkan kakinya memasuki ruangan yang di dominasi dengan warna coklat tua tersebut.

"Tumben kamu masuk ruangan papa, ada apa?"

"Aku mau bicara sebentar sama papa," ujar Ergi sembari mendudukkan dirinya di sofa hitam. Ia melihat sang papa memutar kursi untuk menghadap kearahnya, serta menyilang kan kedua tangannya di depan dada.

"Oke, kamu mau bicara apa?"

"Besok kan weekend, papa ada waktu?"

Andy mengambil tabletnya untuk mengecek jadwal yang dikirim sekretarisnya lewat email.

"Jadwal papa besok nggak terlalu padat, memangnya kenapa?"

"Kalau gitu, besok bawa aku ketemu sama ibunya Jessyca," ujar Ergi, mengabaikan raut wajah terkejut sang papa.

"Are you serious, son?" tanya Andy guna memastikan jika apa diucapkan anak sulungnya tadi tidak main-main.

"Yeah, I just want to meet my step mother, is that wrong?"

"Nope, kalau begitu besok pagi kita pergi."

Sebuah senyum puas terbit di bibir Ergi mendengar jawaban yang diberikan papanya.

"Papa hanya akan membawa kamu menemui mama tiri-mu, cuma kamu. Jangan ajak Marsha ataupun mama, mereka belum siap untuk bertemu dengan dia," kata Andy yang dibalas anggukkan mantap oleh putranya.

"Okay, kalau begitu aku keluar dulu. Good night, Dad," ujar Ergi lalu keluar dari ruangan kerja papanya, meninggalkan Andy yang termenung ditempatnya.

Apa yang dipikirkan anaknya itu? Kenapa tiba-tiba Ergi ingin bertemu dengan mama tirinya?

***

Andy dan Ergi berjalan di koridor Rumah sakit jiwa yang tampak sepi. Seorang perawat dan dua penjaga berjalan di depan mereka untuk menunjukkan jalan. Mereka menghentikan langkahnya saat sampai di depan sebuah ruangan, salah satu dari mereka membuka pintu bercat putih tersebut.

"Silahkan, tuan." Sang perawat  mempersilahkan Andy dan Ergi untuk mengikutinya masuk kedalam ruangan tersebut.

Setelah memasuki ruangan tersebut, mereka dapat melihat seorang wanita yang duduk di atas tempat tidurnya, wanita tersebut hanya menatap lurus ke depan dengan pandangan kosong.

"Fitri," panggil Andy dengan suara lirih.

Wanita tersebut secara perlahan menolehkan kepalanya guna menatap orang yang memanggilnya. Kedua mata yang beberapa saat yang lalu terlihat kosong kini sepenuhnya fokus ke arah Andy.

"ANDY!" pekik Fitri dengan nada girang, ia segera menyibak selimutnya dan berjalan menghampiri Andy dengan terburu-buru, namun dua orang penjaga terlebih dahulu mencekal kedua tangan Fitri untuk menahan pergerakkan nya.

JUST D [Who Are You?] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang