"Naik!" perintah Davian yang diabaikan oleh Marsha, gadis itu masih setia berdiri di depan motornya dengan kedua tangan disilangkan didepan dada.
"Gue nggak mau pulang bareng lo!" seru Marsha yang dibalas tatapan tajam oleh Davian.
"Naik!" ulang Davian.
"Gue nggak mau nerima ajakan lo!" Marsha berseru sebal, lagipula kenapa Ergi harus menyuruh pria minim ekspresi ini untuk mengantarnya pulang? Kan masih ada Naufal yang lebih baik daripada pria ini.
"Siapa yang ngajak lo? Gue merintah," sarkas Davian yang membuat Marsha tanpa sadar mengerucutkan bibirnya.
"Naik!"
Marsha kesal setengah mati, pasalnya pria di depannya ini sudah mengucapkan kalimat yang sama untuk ketiga kalinya, "bisa nggak jangan ngomong 'naik' terus?"
Davian mengabaikan perkataan gadis itu, ia lebih memilih memakai helm fullface nya.
"Naik, atau gue tinggal sekarang," ujar Davian yang membuat Marsha tertohok mendengarnya.
"Sekarang!" tegas Davian sembari menekankan setiap kalimatnya, ia menyerahkan helm cadangannya pada Marsha yang segera diambil dan dipakai ogah-ogahan oleh gadis itu. Tak lama kemudian, ia merasakan beban tambahan pada bagian belakang motornya.
Davian melajukan motornya dengan kecepatan gila-gilaan, membuat Marsha mengumpat dalam hati. Bahkan saat ini tanpa sadar Marsha telah memeluk erat pinggang Davian. Sungguh, Marsha merasa jika ia tengah mengikuti ajang balap saat ini.
"PELANIN MOTORNYA!" teriak Marsha disamping telinga Davian, namun percuma saja karena suaranya teredam oleh angin yang kencang.
"HAH?!"
"PELANIN MOTORNYA SETAN! GUE NGGAK MAU MATI MUDA, GUE BELUM NIKAH!"
"GUE NGGAK DENGER!" seru Davian lalu kembali menambah kecepatan motornya. Jujur saja, sebenarnya Davian bisa mendengar apa yang dikatakan Marsha. Ia memang sengaja mengerjai Marsha karena telah membuang-buang waktu tiga menitnya yang berharga.
"DASAR TULIII!" teriak Marsha frustasi yang membuat Davian tersenyum tipis dibalik helmnya.
***
Saat ditengah perjalanan, tiba-tiba saja Davian memelankan motornya lalu tak lama kemudian berhenti, membuat Marsha merenggut tak suka di jok belakang.
"Kok berhenti? Gue cuma nyuruh lo pelanin motornya!"
Marsha tiba-tiba marah pada Davian, bagaimana tidak? Tadi cowok ini melajukan motornya seperti orang kesurupan tapi sekarang malah berhenti. Apalagi dijalan yang sepi pula, tidak ada lampu penerangan sama sekali, membuat Marsha bergidik ngeri dan mengeratkan pelukannya pada pinggang Davian.
Davian berusaha melepaskan lengan Marsha yang melingkar erat di pinggangnya, "lepas!"
"Nggak mau." Bukannya melepaskan, Marsha malah memeluk pinggang Davian semakin erat hingga membuat Davian kesulitan bernapas.
"Turun. Gue mau cek mesinnya dulu, mogok kayaknya."
"Mogok?!" seru Marsha yang membuat Davian menutup sebelah telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST D [Who Are You?] [END]
Teen Fiction[HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA, TERIMAKASIH] Warning! 18+ Murder scene, strong language, (no sex scene) Harap bijak dalam memilih bacaan Summary: Davian Algio adalah sosok pemimpin geng Pancor yang menyamar menjadi nerd sebagai sarana penebusan dosa...