Special Chapter for Acha Kanaya.
.
Kanaya mulai melangkahkan kakinya, berbaur dengan kerumunan. Netranya mulai bergulir, sebagian besar orang disekitarnya sudah memiliki pasangan, hanya beberapa saja yang belum memilikinya dan Kanaya adalah salah satunya. Kanaya mulai merasa khawatir jika tak mendapatkan pasangan, namun sepertinya keberuntungan masih berpihak padanya, ia melihat seorang pria tinggi didepannya. Sepertinya pria itu masih belum memiliki pasangan, menyadari kepalanya yang ia tolehkan ke kanan dan kiri. Kanaya baru saja akan mendatangi pria itu, sebelum sebuah tangan terulur ke arahnya.
Kanaya menatap uluran tangan didepannya lalu menatap sang empu secara bergantian, ia kemudian menolehkan kepalanya ke samping dan mendapati jika pria incarannya tadi sudah memiliki pasangan. Tanpa sadar bibirnya mengerucut, hah, dia terlambat.
Kanaya sedikit tersentak saat pria didepannya itu menarik tubuhnya untuk mendekat, sepertinya ia terlalu lama berpikir hingga membuat pria itu mengambil keputusannya sepihak.
Keduanya mulai berdansa saat musik mengalun. Kanaya menatap mata pria didepannya yang terlihat familier, namun anehnya pria itu beberapa kali menghindari tatapannya, membuat Kanaya bingung
"Apa kita saling kenal? Soalnya, gue ngerasa nggak asing sama lo," tanya Kanaya penasaran
"Kok lo diam sih?" Kanaya kembali melayangkan pertanyaan karena pria itu tak kunjung merespon perkataannya.
"Ya," balas pria bertopeng itu singkat, namun sanggup membuat Kanaya bungkam.
"O-oke."
Keduanya menggerakkan tubuhnya mereka sesuai dengan akunan musik. Kanaya selalu menjaga pandangannya ke bawah, enggan bertatapan dengan pria didepannya. Ia sangat berharap jika tebakannya salah.
"Sekarang, waktu yang tepat untuk Romeo dan Juliet membuka topengnya."
Kanaya menghela napas ketika melihat wajah pria didepannya. Tampan memang, tapi membuatnya muak.
"Jadi dugaan gue benar, Bara?" tutur Kanaya dengan mata yang menatap nyalang pada pria yang masih merengkuh tubuhnya.
Bara yang ditatap demikian pun mengerutkan keningnya, "kenapa? Lo kecewa karena gue yang jadi pasangan dansa lo?" tanya Bara dengan nada setenang mungkin.
Kanya mendengus, ia lantas melepaskan tautan tangannya dengan Bara lalu melangkah mundur, memberikan jarak dengan pria di hadapannya.
"Ya, lo memang benar. Karena seharusnya yang ada di posisi ini pacar lo, bukan gue," ujar Kanaya kemudian.
Perkataan Kanya nampaknya membuat Bara sesikit kesal, terbukti dengan kerutan di dahinya yang semakin dalam. Namun belum sempat Bara membalas perkataan Kanaya, lampu utama di lapangan terlebih dahulu mati.
Bara lantas mengambil ponselnya dari kantung celana, ia mengecek ponselnya lalu berdecak pelan saat membaca pesan yang dikirim oleh Naufal beberapa menit yang lalu.
'Lo dimana, Bar? Kiita udah mau mulai nih, buruan ke sini.'
'Terserah, gue perlu nyelesaiin masalah gue sendiri.' batin Bara tak acuh, ia kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST D [Who Are You?] [END]
Fiksi Remaja[HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA, TERIMAKASIH] Warning! 18+ Murder scene, strong language, (no sex scene) Harap bijak dalam memilih bacaan Summary: Davian Algio adalah sosok pemimpin geng Pancor yang menyamar menjadi nerd sebagai sarana penebusan dosa...