37. Just D.

4K 561 8
                                    

"Kenapa senja terdengar lebih romantis daripada fajar? Karena perpisahan lebih mudah dikenang daripada pertemuan."

_Camilia Marsha & Davian Algio_

Marsha memaki pelan saat membaca pesan dari kakaknya yang berisi permintaan maaf karena ia pulang terlebih dulu.

"Sialan."

Marsha mengutak-atik ponselnya sejenak lalu menekan icon telepon untuk mengubungi kakak tercinta  sialannya.

"Kak Ergi!" pekik Marsha ketika sambungan teleponnya terhubung.

"Iya, dek?" balas Ergi dengan suara manis yang terdengar menyebalkan di telinga Marsha.

"Kok lo pulang duluan sih, terus gue balik sama siapa, setan?!"seru Marsha. Pasalnya ia tak tahu harus pulang dengan siapa, sedangkan Kanaya sudah pulang lebih dulu karena dia bilang ingin pergi bersama Bara.

"Adiknya Rissa kecelakaan dan masuk rumah sakit, jadi gue harus jenguk dia. Lo tahu lah, gue harus cari muka di depan mereka biar dapat restu. Masalah lo pulangnya gimana, kan bisa naik taksi, ribet banget perasaan. Udahlah gue matiin dulu telponnya, gue lagi nyetir," jelas Ergi lalu dengan kurang ajarnya mematikan sambungan telpon. Meninggalkan Marsha yang menyerukan berbagai umpatan karena sang kakak menutup panggilan dengan se-enaknya

"Dasar iblis jahanam, gue kan adik kandungnya tapi dia malah mentingin adik pacarnya?" gerutu Marsha. Lalu kakaknya bilang apa tadi? Pulang naik taksi? Yang benar saja, dia bahkan tak membawa apapun selain ponsel di genggamannya, semua barang-barangnya tertinggal di dalam mobil.

Marsha berjongkok dan menenggelamkan wajah pada lipatan tangannya, ia bahkan mengabaikan fakta jika dirinya sekarang berada di depan kamar mandi. Masa bodoh jika dengan tatapan aneh yang diberikan orang-orang yang berlalu-lalang, ia ingin menangis sekarang.

Marsha mengerang pelan kala pundaknya ditepuk pelan oleh seseorang, bukan hanya sekali namun berulang kali hingga membuatnya kesal dan akhirnya mendongakkan kepala. Mata bulatnya kian melebar ketika mendapati wajah seseorang yang dikenalnya tengah berjongkok didepannya.

"Lo ngapain disini? Ngegembel?" tanya orang di depan Marsha.

Marsha mengabaikan perkataan kurang ajar pria dihadapannya. Masa bodoh, ia benar-benar merasa lega sekarang.

"D?"

Davian mengangkat kedua alisnya ketika namanya disebut.

Tanpa aba-aba Marsha segera memeluk tubuh Davian dengan erat, membuat sang empu terduduk karena pergerakan tiba-tiba Marsha.

"Lo emang penyelamat gue," kata Marsha bersamaan dengan tangisnya yang pecah, tentu saja hal tersebut membuat Davian kebingungan. Ia mendongakkan kepalanya dan mendapati orang-orang yang menatap kearahnya dengan pandangan beragam.

Deja Vu.

Davian menghembuskan napasnya, untuk kedua kalinya ia harus berada di posisi ini lagi. Niat yang tadinya hanya ingin ke kamar mandi pun sirna dan berakhir dengan menenangkan gadis yang menangis di pekukannya ini.

***

Suasana di dalam mobil begitu hening dan hal tersebut membuat Marsha merasa tak nyaman, sesekali ia melirik ke arah Davian yang tengah fokus menyetir. Bahkan ketika berada di lampu merah pun kondisi tetap sama, hingga pada akhirnya Marsha terlebih dahulu membuka suara karena tak tahan dengan kesunyian yang melanda mereka.

JUST D [Who Are You?] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang